Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

Laporan Praktikum T.Pengolahan&Analisis

Rabu, 27 Maret 20130 komentar


Laporan Praktikum T.Pengolahan&Analisis





KATA PENGANTAR







Puji syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Laporan ini dibuat sebagai pembuktian bahwa kenyataan dalam teori hampir sama dengan dilapanan, tetapi dengan penyempurnaan lebih lengkap. Dalam laporan ini juga dicantumkan sedikit teori senbagai perbandingan dengan yang dapat di dalam ruangan.

Penyusun menyadari bahwa materi yanb disajikan dan hasil laporannya sangat jauh dari kesempurnaan, leh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Semoga laporan yang singkat ini dapat berguna dan sebagai pambelajaran bagi penulis untuk lebih baik lagi.







Pekanbaru, Desember 2007





Penyusun

























BAB I

PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati. Kelapa sawit mempunyai potensi yang lebih tinggi baik dari segi kuantitas persatuan luas, keraganman produksi secara vertikal, maupun produk sampingan. Awalnya kelapa sawit diolah menjadi minyak mentah (CPO) kemudian diolah lanjut menjadi bahan olahan pangan dan olahan kimia seperti minyak gorang, margarin, pengganti lamak coklat, sabun, asam lemak, gliserin, detergen, kosmetik dan lain-lain.

Pada saat ini tanaman kelapa sawit merupakan tanaman primadona yang cukup besar untuk dikembangkan. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar karena daerah yang subur dan iklim yang sangat mendukung. Di Riau perkebunan kelapa sawit berkembang pesat baik perusahaan milik negara maupun swasta. Hampir semua tanaman padi dan palawija berubah fungsi menjadi perkebunan, yang mengakibatkan luas perkebunan kelapa sawit meningkat ditiap tahunnya.

Perkembangan kelapa sawit juga harus diikuti dengan pembudidayaan dan pengolahan hasil. Oleh sebab itu, penulis sangat ingin melihat secara langsng kondisi perkebunan kelapa sawit.



1.2. Tujuan praktek

1. Menambah wawasan dan keterampilan dibidang budidaya maupun pengolahan dan analisis kelapa sawit.

2. Agar dapat melihat secara langsung pengolahan perkebunan kelapa sawit mulai dari panen sampai keproses pangolahan.

3. Agar dapat melihat permasalahan yang ada pada perkebunan kelapa sawit baik saat panen, analisa maupun pengolahannya

1.3. Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum ini agar penulis dapat mengetahui kondisi perkebunan kelapa sawit di Riau terutama di P.T. Subur Arum Makmur, dan menambah wawasan serta keterampilan baik dibidang budidaya maupun pengolahan hasil.

BAB II

LANDASAN TEORITIS



Tanaman kelapa sawit (Elaeis Quineensis Jaeq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya. Seperti Malaysia, Thailand, Papua nugini. Bahkan mampu memberi hasil produksi perhektar yang lebih tinggi (Fauzi, 2002). Pendapat ini diperkuat oleh suyatno (1994) bahwa kelapa sawit saat ini telah berkembang pesat. Di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap daerah asalnya.

Menurut Sastrosaryono (2003) kelapa sawit memiliki tiga farietas yaitu Elaeis Quineensis Dura, Elaeis Quineensis Tenera, dan Elaeis Quineensis Picifera. Kelapa sawit dura (D) memiliki cangkang yang tebal (2-5 mm), tenera yang memiliki ketebalan cangkang (1-2,5 mm) dan picifera hampir tidak mempunyai inti dan cangkang. Tenera adalah hibrida dari persilangan Dura (D) dan picifera (P) sehingga memiliki cangkang yang intermediate (0,5-4 mm) dan merupakan tipe umum yang digunakan di perkebunan.

Menurut Suyatno (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas dapat dikelompokkan kedalam tiga faktor yakni:

a. faktor lingkungan

b. faktor bahan tanaman

c. faktor tindaksn kultur teknis

pendapat ini diperkuat oleh Yan dkk (2002) pertumbuhan dan produktifitas kelapa sawit dipangaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar meupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis dan faktor teknis agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sam lain. Untuk mencapai produksi kelapa sawit yang maksimal, diharapkan ketiga faktor tersebut selalu dalam keadaan optimal.

Menurut ponten (1998) bahwa tanaman kelapa sawit sudah milai menghasilkan pada umur 20-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belumdapat diolah dalam pabrik karena masih mangandung minyak yang rendah. Buah kelapa sawit yang normal berukuran 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir berisi sekitar 10-18 bulir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Bulir-bulir ini menyusun tandan buah yang berbobot rata-rata 20-30 kg/tandan. TBS inilah yang dipanen dan diolah di PKS

Menurut fauzi (2002) bahwa pada dasarnya ada dua macam olahan utama TBS dipabrik, yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit.

Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau KPO banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun ( bahan panghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik dan sebagai bahan bakar alternatif ( minyak diesel) (Buana, 2003).

Menurut ponten (2003) pada saat matang, mesocarp mengandung sekitar 49% minyak sawit kasar, 35% air dan 16% padatan nonminyak, atau dengan kata lain mengandung sekitar 70-75% (bacis kering) minyak sawit. Karakteristik umum buah sawit diuraikan pada tabel 1.



Tabel 1. karakteristik umum buah sawit tipe D x P (Tenera)


Karakteristik

nilai

karakteristik

Nilai % bobot


Jumlah buah jadi-buah

Barat buah rata-rata (kg)

Barat biji (kg)

Barat buah normal (kg)

Berat buah perthenocarpi (kg)

Berat buah tidak jadi (kg)

Minyak/ buah segar (%)

Minyak inti/ buah segar (%)

57-60

13-13,5

3-4

14-16

0.5-0,1

1,0

35-39

3,6-4,5

Buah/ TBS

Mesokarp/ buah

Biji/ buah

Inti/ buah

Cangkang/ buah

Minyak/ mesokarp

CPO/ TBS

Inti/ TBS

61-62

72-80

20-28

8-10

12-20

76-77

20-25

5-7


Sumber : Naibaho (1998) dari Porim (1985)



Menurut S. Ketaren (1994) kelapa sawit mwngandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak didalam perikarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai kompisisi yang tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.



Tabel 2. komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit


Asam lemak

Minyak kelapa sawit (%)

Minyak inti sawit (%)


Asam kaprilat

Asam kaproat

Asam laurat

Asam meristat

Asam palmitat

Asam stearat

Asam oleat

Asam linoleat

-

-

-

1,1-2,5

40-46

5,6-4,7

39-45

7-11

3-4

3-7

46-52

14-17

6,5-9

1-2,5

13-19

0,5-2


Sumber : Eckey. S. W. (1955)



Menurut ponten (2003) selain lemak yang terkandung dalam minyak sawit juga terdapat komponen-komponen minor yang konsentrasinya dapat mencapai 2% diantaranya adalah karoten (pro vitamin A) dan vitamin E ( tokoferol dan tokotrienol) yang merupakan salah satu keunggulan minyak kelapa sawit dibandingkan minyak nabati lainnya.























BAB III

METODE PRAKTIKUM



3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Analisis dan Teknik Penglahan ini dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 13 Desember 2007 dari jam 06.30- 22.00 WIB bertempat di P.T. Subur Arum Makmur I, kebun Senamanenek- Kampar

3.2. Metode Pengambilan Data

Praktikum Analisis dan Teknik Pengolahan ini pengambilan data dilakukan berdasarkan pengamatan lansung dilapangan sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

3.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan praktikum Analisis da Teknik Pengolahan ini dilakukan diperkebunan kelapa sawit mulai dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), Tanaman Menghasilkan (TM) sampai ke proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)































BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN



Perusahaan perkebunan ini awalnya didirikan oleh P.T. Shola Gravia, dan pada tahun 1996 diambil alih oleh Surya Dumai Group yang sekarang bernama Ciliandra Perkasa Group menjadi P.T. Subur Arum Makmur I (SAM I). Perkebunan ini terletak didaerah Senamanenek, Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar- Riau

Anak perusahaan Ciliandra Perkasa Group ini luas arealnya 9.593,13 hektar. Perkebunan ini berbatas dengan:

> Utara : Dusun MKGR dan Kampung Baru

> Selatan : Dusun Kopal Danau Lancang

> Timur : Dusun I Desa Danau Lancang dan Desa Senamanenek

> Barat : P.T. Sumber Jaya Indah dan P.T. Subur Arum Makmur II

Pada tahun 2003 perusahaan Pabrik Kelapa Sawit ini, mempunyai kapasitas lah pabrik sebanyak 45 tin per jam.

































BAB V

HASIL PRAKTIKUM



5.1. Pemupukan

pemupukan harus dilakukan secara taratur berdasarkan rekomendasi pemupukan. Setelah pemupukan pada saat penanaman maka pada bulan 1,3,5,8 dan seterusnya perlu disesuaikan dengan pemberian pupuk N,P,K, Mg, dan B. pemupukan pada tanaman muda ini amat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh prima dan terdorong untuk berproduksi jika sudah sampai waktunta.

5.2. Kastrasi

Kastrasi atau ablasi adalah pengebirian bunga jantan dan bunga betina muda pada TBM. Tujuannya adalah:

- Merangsang pertumbuhan vegetatif

- Menghemat penggunaan unsur hara dan air

- Mengurangi serangan hama dan penyakit

- Diharapkan panen pertama sempurna.

Selain pengebirian antara bunga jantan dan betina juga dilakukan kastrasi pada pelepah dan buah yang pertama keluar. Dengan tujuan selain yang disebut diatas yaitu supaya buah sama pada saat masaknya nanti.

5.3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang TBM antara lain:

a. Hama

- Kumbang tanduk (oryctes rhinoceros linn)

Kumbang ini menggerek pucuk kelapa sawit sejak ditanam sampai umur 2,5 tahun. Pengendalian antara lain dengan menggunakan insektisida dan secara biologis dengan menggunakan virus Baculovirus dan Metarrhizium anisopliae

- Apogonium SP

Hama ini menyerang daun yang keluar mulai pada malam hari/ senja. Jenis belalang yang umum menyerang adalah valanga SP. Serangan menimbulkan lubang kecil pada daun muda. Pengendalian dengan menggunakan insektisida Dipterex, bidrin.

- Ulat api dan ulat kantong

Pengendalian pada pada populasi readah dapat dilakukan dengan hand pecking dan jika populasi hama tinggi maka dilakukan penyemprotan insektisida antara lain dimecron 60 sew 1.000 cc/ha, ekalux 25 EC 750 cc/ha dll.

- Penggerek bunga

Bunga yang diserang akan gugur sedangkan buah muda yang terkena pertumbuhannya, tidak sempurna (tiak berinti). Tindakan sanitasi dan kastrasi merupakan tindakan terbaik.

- Tikus

Yang umumnya menyerang tanaman yang baru ditanam adalah tikus.tindalak pencegahan yang baik dengan umpan beracun atau dengan predator burung hantu (tyto alba)

- Babi hutan

Babi hutan merupakan hama yang paling potensial pada daerah pengembangan. Cara penanganannya adalah dengan cara pemagaran atau dengan cara pemburuan.

b. Penyakit

- Penyakit tajuk (Crow desiases)

Umumnya muncul pada tanaman muda mulai umur 1 tahun sejak penanaman sampai tanaman berumur 2-3 tahun. Penyakit ini adalah penyakit genetis, yang akan sembuh sendirinya.

- Penyakit busuk pucuk (Spear rof)

Sebagai akibat kumbang tanduk, apabila penyakit sampai ketitik tumbuh, maka pertumbahan akan menjadi kerdil

5.4. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

a. inventaris pokok

kegiatan hampir sama dengan teknik pelaksanaan pada tanaman yang beklum menghasilkan.

b. Pemeliharaan piringan

Pemeliharaan piringan dapat dilakukan secara manual dan chemis. Pada TM biasanya pemeliharaan piringan dilakukan secara chemis. Keliling lingkarang yang harus disemprot 2 m. menggunakan sistem SPK lokal dengan biaya Rp 10000/ha dengan menggunakan bahan parakuat (gramoxon 0,2 l/ha dan ally 10 g/ha

c. Pemeliharaan pasar pikul

Sama halnya dengan pemeliharaan piringan, pada pemeliharaan pasar pikul dapat dilakukan dengan manual maupun chemis. Namun cara yang lumrah dilakukan pada TM adalah dngan cara chemis. Lebar semprotan 1,5-2 m. juga menggunakan cara SPK lokal dengan biaya Rp 5000/ha dengan dosis 0,1 para kuat (garamoxon), ally 5 g/ha.

d. Pemaliharaan gawangan

Biasanya dilakukan dengan chemis karena bisa menghemat waktu dan tenaga. Jika dilakukan secara manual maka babat gawangan terlebih dahulu baru piringan dan pasar pikul, berbeda jika kita melakukannya dengan cara chemis. Sasarannya adalah gulma berkayu dan anak sawit. Menggunakan sisitim SPK lokal dengan biaya Rp 17000/ha dengan menggunakan bahan parakuat (gramoxon 0.25/ha dan ally 12.5 g/ha)

e. Tunas

Tunas adalah pekerjaan pemotongan pelepah yang sudah tua. Jumlah pelepah yang ideal adalah 48-56 . Putaran penunasan sebaiknya 8 bulan sekali. Bila terlambat melakukan penunasan akan menyulitkan pemanenan nantinya. Tapi bila tarlalu cepat maka akan menurunkan berat tandan.pelepah yang sudah ditunas disusun rapi digawangan mati.

f. Pemeliharaan jalan dan parit

Biasanya dilakukan dengan cara mkanis dengan menggunakan alat berat. Tujuanpemeliharaan jalan agar mempermudah pengangkutan hasil panen dan juga kegiatan lainnya. Pembersihan parit dilakukan untuk mencegah tersumbat sehingga air mengalir lancar sehingga mencegah terjadinga banjir.

g. Pemupukan pada TM

Pemupukan pada TM merupakan hal penting bvila ditinjau dari aspek kegunaan maupun biaya yang dipakai. Biasanya pemberian pupuk meningkat berdasarkan peningkatan umur tanaman tetapi masih mengikuti rekomendasi pemupukan.

Untuk penentuan jumlah pupuk yang diberi maka perlu dilakukan KCD (Kesatuan Contoh Daun), sehingga diketahui secara persisi kebutuhan pupuk. Pemupukan biasanya menggunakan sistem borongan. Biasanya dalam 1 blok dikerjakan oleh 12 orang yang terdiri dari 6 orang penabur, 3 orang pengecer dan 3 orang lagi pelangsir. Pemberian berdasarkan dosisi pupuk

Ada 7 aplikasi pemupukan

Urea 2 aplikasi

RPH 1 aplikasi

KCL (MOP) 2 aplikasi

Krisrit 1 aplikasi

Borat 1 aplikasi

5.5 Panen

Panen merupakan nsalah satu kegiatan yang penting sebelum proses pengolahan. Keberhasilan panen akan menunjang pencapayan produktivitas tanaman dan sebaliknya kegagalan panen akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit.

Pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan pemotongan tandan buah masak, mengutip brondolan, dan pengangkutannya dari pohon ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) serta kepabrik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada panen adalah:

a. Kriteri matang panen

Para meter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari tandan. Proses perubahan warna yang terjadi pada tandan adalah dari hijau berubah menjadi kehitaman kemudian berubah menjadi merah mengkilat/ orange. Kriteria matang panen tergantung pada berat tandan yaitu untuk berat tandan < 10 kg sebanyak 1 brondolan/kg tandan. Mutu buah panen ditentukan oleh fraksi matang panen. Fraksi matang panen terdiri dari 7 kelas (Tabel 3)



Tabel 8. Fraksi matang panen pada tanaman kelapa sawit menghasilkan


Fraksi panen

Kriteri matang buah

Derajad kematangan


00



0



1



2



3



4



5

Tidak ada buah membrondol, buah hitam pekat

1-12,5% buah luar membrondol, buah hitam kemerahan

12,5-25% buah luar membrondol, buah kemerahan

25-50% buah luar membrondol, buah orange

50-75% buah luar membrondol, buah orange

75-100% buah luar membrondol, buah dominan orange

buah bagian dalam ikut membrondol

Sangat mentah



Mentah



Kurang matang



Matang



Matang



Lewat matang



Lewat matang




b. Kerapatan panen

Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang dapat dipanen ( jumlah tandan matang panen) dari suatu luasan tertentu. Angka kerapatan panen (AKP) dipakai untuk meramalkan produksi, kebutuhan pemanen, kebutuhan truk, pengolahan TBS pada hari berikutnya.

c. Cara panen

Cara panen sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan, pemanenan yang tepat bertujuan untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal. Bila pada pelaksanaan panen keadaan buah over ripe ( lewat masak) maka hal ini akan meningkatkan kjandungan asam lemak bebasnya (FFA) yang yentu merugikan karena buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB/FFA sehingga menurunkan mutu minyak, demikian juga sebaliknya bila keadaan buah under ripe akan menurunkan kandungan minyak (OER) walaupun FFA nya rendah. Didalam pelaksanaan panen dibedakan berdasarkan pada umur atau tinggi tanaman:

-young mature

pelaksanaan panen yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit yang umur tanam 30 bulan. Adapun cara pemanenan (harvesting) pada tanaman young mature ini adalah sebagai berikut:

©potong buah yang telah masak (sesuai dengan kriteria panen)

©potong pelepah atau sanggah buah yang telah masak lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah.

©bersihkan brondolan yang tercecer diketiak-ketiak pelepah

©gagang buah (stalk) dipotong hingga lebih kurang 2 cm panjangnya dari pangkal buah

©pelepah dipotong menjadi 2-3 bagian, yang disusun dalam gawangan

©untuk tanah-tanah miring sebagian pelepah diletakkan melintang dengan arah kemiringan tanah dengan tujuan untuk menahan laju erosi (sod water conservation)

©buah dikeluarkan ke TPH dan disusun

©brondolan dikutip dan dikumpulkan di TPH

-Prime/ Old Mature

Pemanenan yang dilakukan pada ketinggian tandan buah masak yang > 1m dari permukaan tanah (umumnya tanaman kelapa sawit yang berumur > 4 tahun). Dimana pelepah-pelepah “sangga dua” dari buah masak sampai permukaan tanah telah selesai dipruning, adapun pelaksanaan pemanenannya sebagai berikut:

¨pelepah sanggah buah yang masak dipotong

¨potong tandan buah yang masak tersebut dan turunkan kearah piringan tanaman

¨bersihkan berondolan-berondolan yang tertinggal diketiak pelepah tanaman

¨gagang tandan buah dipotong hingga mepet kepangkal tandan buah lebih kurang 2 cm

¨pelepah-pelepah yang sudah diturunkan dipotong-potong sampai batas yang ada durinya, dan selanjutnya potingan pelepah yang berduri disusun diantara barisan tanaman, sedangkan pelepah-pelepah yang berdaun disusun merata digawangan

¨tandan buah yang sudah dipanen dikeluarkan ke TPH, denganterlebih dahulu diberi nomor pemanen pada pangkal tandan dan selanjutnya disusun

¨brondolan dikutip dan dikumpulkan di TPH

d. Rotasi panen

Rotasi panen adalah interval waktu yang diperlukan agar panen terakhir sampai panen yang berikutnya dalam satu areal yang dinyatakan dalam hari. Hal ini bekaitan dengan penyebaran kematangan buah, dimana variasi penyebaran kematangan buah dari bulan kebulan berbeda, yang disebabkan oleh faktor iklim.

Rotasi panen yang normal adalah 6/7 artinya melaksanakan panen 6 hari dari 7 hari yang tersedia selama satu minggu. Tetapi pada saat “low crop” agar kematangan buah lebih merata biasanya ditunggu 2 atau 3 hari sehingga rotasi panen menjadi 9 sampai 10 hari. Keterlambatan (tingginya) pusingan panen akan mengakibatkan:

- Meningkatkan presentase buah over ripe, sehingga persen brondolan lebih tinggi dari yang sudah ditentukan

- Meningkatkan kandungan ALB (FFA) minyak sawit

- Kemungkinan meningkatkan pencurian buah / brondolan diareal pertanaman

- Meningkatkan presentase tandan buah busuk

Sebaliknya apabila rotasi panen terlalu cepat maka akan mengakibatkan:

- Meningkatkan persentase buah mentah (unripe bunc) yang terpanen

- Menurunkan rendemen minyak ( oil extraktion rate)

- Menurunkan pendapatan kg/ hartvester yang mengakibatkan menurunnya bonus produksi

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar didapatkan mutu minyak sawit yang lebih baik adalah:

- buah yang dipotonga jangan luka-luka dan memar

- buah yang dipanen tidak boleh menginap dalam artian buah hasil panen hari ini harus segera dikirim ke palm oil mill

- buah harus terbebas dari kontaminasi seperti pasir, sampah, plastik, tanah, karung gono dan material lainnya

- buah yang dipanen sesuai dengan kriteria kematangan buah

- setibanya dipabrik buah harus segera mungkin diproses

e. Ancak panen

Bertujuan untuk mengatur dan memperoleh efektifitas kerja yang optimal berdasarkan keadaan beberapa faktor seperti keadaan area, potensi produksi (umur tanaman), tenaga yang terlatih, sistem bonus (premi), ada dua macam sistem:

= Sistem ancak tetap

pemanen diberi ancak tetap dengan luas tertentu, dapat diselesaikan pada hari itu juga, tanpa pindah ke ancak yang lain, kebaikan sistam ini:

1. pemanen tidak perlu pindah-pindah sehingga kebanyakan jalan

2. mandor mempunyai waktu cukup untuk kontrol

3. masing-masing pemanen menguasai area

kelemahan sistin ini:

1. mandor kurang kreatif dalam usaha pengaturan kerja yang lebih efektif

2. mandor kurang resfek terhadap yang lain dan membosankan

= sistim giring

pada sistim ini pemanen diberi ancak tertentu dalam waktu tertentu. Apabila selesai dikerjakan pemanen, maka pindah keancak berikutnya yang ditentukan oleh mandor yang bersangkutan.

Kabaikan:

1. mandor diajak lebih kreatif

2. buah bisa ke TPH sesuai dengan waktu dan kebutuhannya

f. Organisasi panen

Organisasi panen sangat penting dan sangat diperlukan karena tandan buah yang dipanen untuk hari yang direncanakan dapat diselesaikan dengan baik. Sesiai dengan interval panen dan taksiran buah kepabrik.untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal, pelaksanaan panenkelapa sawi dilakukan sebagai berikut:

=kebutuhan panen berdasarkan perhitungan kerapatan buah dan rotasi panen

=mandor buah, idealnya membawahi 15-20 pemanen

=untuk memudahkan pemeriksaan pada setiap ancak pemanen dibuat patok-patok pengenal pada TPH

g. Kapasitas panen

Kapasitas panensetiap harinya tergantung kepada produksi tanaman kelapa sawit/ha yang dihubungkan dengan umur tanaman (tinggi), tofografi areal, kerapatan pohon dan premi yang disediakan serta misim panen (puncak/kecil)

h. Pemeriksaan hasil panen

Pemeriksaan hasil panen dilakukan dilapangan atau di TPH. Pemeriksaan dilapangan meliputi: tandan matang tidak dipanen, tandan dipanen tidak dikumpul, berondolan tertinggal dipiringan pohon/ jalan pikul, buah tertinggal dipelepah (kurang tandas), tebasan dan rumpukan pelepah, sedangkan pemeriksaan di TPH meliputi: tandan aktif, tandan mentah, susunan tandan, kebersihan tandan, dan berondolan.

i. Pengangkutan buah kepabrik

Semua buah dan berondolan yang dapat, dimuat ke truk setelah dihitung atau dicatat dan sampah-sampah harus dibersihkan dari buah dan brondolan yang diangkut dari ancak pertama dipanen.

5.6. Pengolahan kelapa sawit

a. Stasiun penerimaan buah (fruit reception station)

Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan buah TBS dari kebun inti dan kebun plasma sebelum diolah. Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah TBS dari maring-masing kebun. Pada stasiun penerimaan buah ini meliputi:

- Jembatan timbangan (wheigt brigde)

TBS yang telah dipanen dari kebun diangkut dengan menggunakan alat tranfortasi berupa truk. Setiap truk yang sampai dilokasi pabrik terlebih dahulu ditimbang dijembatan timbangan untuk mengetahui berat sewaktu berisi (bruto). Setelah TBS dibongkar di loading ramp maka truk kosong ditimbang kembali untuk mengetahui berat tarra (tidak bermuatan) sehingga diperoleh berat bersih (netto) TBS tersebut. Penimbangan pada jembatan ini juga mempunyai tujuan antara lain untuk mengetahui jumlah panen tiap hari, rendemen minyak, inti, perhitungan pembayaran premi pemanen dan untuk mengetahui pemanen dan untuk mengetahui jumlah TBS yang diolah setiap hari.

- Sortasi tandan buah segar

Sortasi TBS berfungsi untuk menilai mutu atau criteria hasil panen setiap kebun baik kebun inti maupun kebun plasma. Dalam sortasi TBS ini terdapat juga criteria hasil panen yang berdasarkan presentase buah sangat mentah, mentah, matang, dan lewat matang juga pembersihan sampah.

- Tempat pemindahan buah (Loading Ramp)

Merupakan tempat penimbunan sementara, bertujuan untuk kelancaran prosesing lori yaitu memudahkan pengisian TBS kedalam lori rebusan. Lori-lori yang telah diisi TBS dari loading ramp ditarik dengan capstand kemudian dipindahkan kedalam sterilizer untuk direbus

- Lori

Lori adalah alat yang digunakan untuk transportasi buah yang diangkut untuk menuju proses selanjutnya yaitu perebusan. Lori buah rebusan diisi penuh dan merata sekitar 7,5 ton TBS/lori. Lori sebaiknya tidak diisi penuh karena dapat mengakibatkan buah jatuh kedalam rebusan. Hal tersebut dapat menimbulkan minyak pada kondensat air rebusan, penyumbatan saringan-saringan pipa kondensat dan kerusakan alat-alat pada packing door dan lori rebusan.

b. Stasiun perebusan

Baik buruknya mutu dan jumlah hasil oleh keberhasilan suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh keberhasilan rebusan. Sistimperebusan di PKS P.T. SAM dan PKS pada umumnya menggunakan system triple peak (perebusan tiga puncak).

Tujuan sterilisasi

4. Menginaktifkan enzim-enzim lipase dan lipooksidase yang terdapat dalam buah sehingga proses hidrolisa minyak menjadi asam lemak bebas dan proses oksidasi minyak dapat dihentikan.

5. Mempermudah pelepasan buah dengan tandannya. Hal ini disebabkan, polisakarida pada tangkai buah yang bersifat sebagai perekat akan terhidrolisa menjadi monosakarida yang mudah larut sehingga buah mudah melepas dari tandan.

6. perebusan akan melunakkan buah sehingga daging buah akan mudah lepas dari biji sawaktu diaduk dalam bejana peremas.

c. Stasiun penebahan (thressing station)

Threser bertujuan untuk memisahkan buah dengan janjang dengan cara membantingnya. Disini akan terpisah tandan kosong dengan buah. Pada penebahan yang sempurna tidak ada buah yang masih melekat pada tandan kosong (kecuali kalau tandan yang abnormal).

Kehilangan minyak karena penebahan dapat terjadi dengan penyerapan minyak oleh tandan osong, akibat pengumpanan yang tidak teratur sehingga buah bersinggungan dengan tandan kosong.

d. Stasiun pengempaan (pressing station)

- Digester

Digester merupakan alat yang berfungsi untuk mencicang atau mengaduk brondolan rebus, sehingga menjadi campuran yang homogen antara biji dan daging buah. Dalam digester, dilakukan proses ekstrasi pertama untuk mengusahakan keluar minyak dari daging buah. Dalam digester, daging buah dilepas dari biji memakai pisau pengaduk.

- Screw press

Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari biji dengan cara memeras minyak dari brondolan buah yang sudah dilumatkan dalam digester. Screw press terdiri dari subuah silinder yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat dua buah screw yang berputar melawan arah. Basarnya tekanan screw press dapat diatur dengan memakai hidrolik. Standar pengepresan takanan 60 bar dan 40 amper.

e. Stasiun pemurnian minyak (Clarification Station)

Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran serta unsure-unsur yang dapat mengurangi penurunan kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan dengan berdasarkan berat jenis. Beberapa peralatan pemurnian miyak yang digunakan pada stasiun klasifikasi adalah sebagai berikut:

1. Sand trap tank

sand trap tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan keayakan, dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir yang dapat menyebabkan kehausan ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan gaya grafitasi yaitu mengendapkan padatan.

2. Ayakan getar (Vibrating Screen)

merupakan ayakan getar yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang terikut minyak kasar. Ayakan ini bekerja dengan cara getaran terdiri dari duatingkat ayakan dengan menggunakan ukuran mesh 20 dan 40

3. Crude Oil Tank (COT)

crude oil tank berfungsi menampung minyak kasar yang telah disaring untuk dipompakan ke tangki pemisah (CST). Untuk menjaga agar suhu cairan minyak tetap, diberikan penambahan minyak tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap dengan temperature 90°C.

4. Continious Settling Tank (CST)

continous settling tang adalah suatu bejana berbentuk sindris yang bagian bawahnya berbentuk kerucut. Fungsinya menampung minyak kasar untuk diendapakan. Prinsip kejanya adalah memisahkan minyak, sludge dan kotoran berdasarkan berat jenis, minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan naik keatas, sludge ditengah sedangkan kotoran yang lebih berat akan mengendap kebagian bawah.

5. Oil tank (OT)

minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk diendapkan lagi dengan melakukan pemanasan untuk selanjutnya diolah oleh oil purifier.

6. Sludge Tank

berfungsi mengendapkan sludge yang masih mengandung minyak. Sludge selanjutnya diolah oleh sledge centrifuge dan selanjutnya berlaku system daur ulang sehingga dapat meminimalisir lossis.

7. Sludge centrifuge

digunakan untuk memisahkan sludge, minyak, heavy phase, dan solid phase dengan gaya centrifugal. Minyak yang dihasilkan dirtansfer kembali ke CST sedangkan heavy phase, dan solid phase dilanjutkan ke bak recovery.

8. Oil Purifier

oil purifier berfungsi untuk memisahkan minyak, ligh phase, heavy phase dan solid phase. Pemisahan minyak dilakukan dengan gaya centrifugal.

9. Vakum Driyer

vakun driyer digunakan memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan hampa.

10. Storoge Tank

storoge tank merupakan tanki penampngan minyak sementara yang sudah dikeringkan oleh vakum dengan standar asam lemak bebas (FFA) dibawah 5%, kadar air 0,10-0,25 dan kadar kotoran 0,01-0,02% sebelum dikirim pada konsumen atau tempat penampungan hasil produksi. Tanki ini dilengkapi dengan alat pemanas dengan temperature 50°C yang bertujuan untuk menjaga kondisi minyak agar tetap berkualitas baik. Sebab minyak kelapa sawit pada suhu kamar akan cepat membeku yang berarti asam lemak bebas (FFA) akan meningkat.

5.7. Stasiun Karnel

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Fungsinya adalah untuk menghantarkan ampas dan biji ke dapericarpre serta mengurangi kadar air fibre sehingga memudahkan kerja blower pada deprikaprer. Alat ini terdiri dari ulir conveyor yang diikat pada poros yang berputar 52 rpm sehingga pemecaha terjadi dengan sempurna. Untuk memudahkan pemisahan tersebut maka cake breker conveyor dialirkan dengan kondisi conveyor terbuka.

b. Depericarper

Depericarper dilengkapi dengan fibre cyclone dan fan. Fungsinya adalah untuk memisahkan fibre dan nutfibre yang lebih ringan akan dihisap oleh fan dan masuk kedalam fibre cyclone selanjutnya diteruskan sebagai bahanbakar boiler, sedangkan nut yang lebih berat akan masuk kedalam polishing drum

c. Nut Polishing Drum

Nut Polishing Drum merupakan alat untuk memisah fibre halus yang masih melekat pada nut di depericarper. Alat ini berbentuk drum berputar dan berlubang-lubang. Jika nut masuk kedalam alat ini maka akan terpoles akibat putaran drumnya sehingga fibre yang melekat pada nut menjadi terlepas.

d. Nut Silo

Nut silo adalah alat yang dipakai untuk tempat mengeringkan biji yang selanjutnya bila biji tersebut telah cukup kering akan dipecah didalam alat pemecah biji. Pada nut silo kadar air yang terkandung dalam biji (kadar air intinya 20%) akan dikurangi dengan cara meniupkan udara panas sehingga kadar airnya menjadi 14%.

e. Rippel Mill

Rippel Mill adalah alat untuk pemecah biji yang telah dikeringkan dalam silo. Pemecahan ini terdiri dari rator yang berputar dengan kecepatan 1000-1500 rpm, didalam stator.

f. Light Tenera Dust Sparation (LTDS I)

LTDS merupakan kolom pemisah campuran shell, Nut maupun inti yang bekerja berdasarkan atas perbedaan berat jenis dan kemampuan hisapan blower ini campuran akan terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

- shell, yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke shell hopper untuk digunakan bahan hakar boiler

- Nut, yang lebih berat tidak dapat terhisap sehingga jatuh kelantai, ditampung dan dikembalikan untuk dipecah kembali

- Inti, dan sebagian cangkang masuk ke LTDS II. Inti akan jatuh ke karnel distributor conveyor. Sedangkan cangkangdan inti pecah yang masih tersisa akan diproses ke LTDS II.

g. Light Tenera Dust Sparation (LTDS II)

Bentuk dan prinsip kerja hamper sama dengan LTDS I berbentuk tromol tegak dan berfungsi untuk membersihkan karnel dari cangkang-cangkang kasar dank erne pecah yang ringan akan dihisap dan terjadi pemecahan, inti yang berat masuk kedistribusi conveyor sedangkan inti yang ringan dan cangkang akan masuk ke calybath.

h. Claybath

Claybath prinsip kerjanya hamper sama dengan pemindahan kernel dengan menggunakan hydrocyclon. Pemisahan kernel dan cangkang dengan claybath menggunakan larutan CaCO3. pemisahan berdasarkan berat jenis shell yang lebih berat akan tenggelam dan inti akan terapung. Hasil inti pada proses basa dan bersama inti yang dihasilkan LTDS pada proses kering didistribusi kekernel conveyor untuk masuk kekernel silo.

i. Kernel silo

Kernel silo adalah silinder tegak yang berlobang-lobang tempat penyimpanan dan pengeringan kernel sebelum disimpan di kernel bin. Pengeringan dilakukan pada suhu 50-80°C agar kernel tidak berjamur dan kernel dapat tahan lebih lama serta mencegah naiknya kadar asam laurat.

j. bulk silo

Bulk Silo adalah tempat penyimpanan kernel sebelum dikirim ke konsumen. Kernel bin dijaga dalam keadaan kering dan tidak lembab.

5.8. Boiler

pada pabrik pengolahan kelapa sawit boiler merupakan komponen yang sangat penting dan jantung dari pada TBS karena merupakan sumber energi dan uap

5.9. kamar mesin

dilengkapi dengan genset dan turbin, dimana genset alat untuk proses awal pengolahan untuk menjalankan boiler dan mesin lainnya. Turbin merupakan generator penggerak sumber energi dengan memakai uap dari boiler.

5.10. Laboratorium

Laboratorium berfungsi sebagai monitoring dari semua proses. Apapun sangat berhubungan dengan labor, mulai dari criteria buah yang akan masuk pengolahan sampai kepada minyak menjadi CPO. Dilabor juga dilakukan penganalisa tentang ALB, bilangan peroksida, kadar air, dan lain-lain.kalau ada kesalahan orang-orang yang ada dilabor akan tau yaitu dengan perbandingan hasil sekarang dengan hasil nanti jam berikutnya. Maka sedah sangat jelas kalau labor fungsinya sebagai monitoring dari semua proses pengolahan.



















































Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Riau

Pekanbaru

2007
Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger