ISTERI-ISTERI TELADAN DALAM ISLAM
6. Khaulah binti Malik bin Tsa'labah
Dia seorang wanita yang fasih dan indah perkataannya. Diaselalu berhubungan dengan Allah SWT. Tidak kehilangan imannya kepadaAllah di saat-saat yang paling sulit. Akan tetapi dia mengadukan ke-pada Allah dan Rasul-Nya. Kami ketengahkan kisah Khaulah bersama su-aminya di hadapan para suami dan isteri ketika terjadi perselisihan,perdebatan, perbantahan dan pertengkaran.
Khaulah berkata :"Demi Allah, mengenai aku dan Aus bin Shamit,Allah Azza wa Jalla menurunkan awal surah Al Mujaadilah. Dia berkata :"Ketika itu aku sedang berada di dekatnya. Dia adalah orang tua yangburuk kelakuannya dan sudah jemu." Khaulah berkata :"Pada suatu haridia masuk kepadaku, lalu aku membantahnya karena sesuatu hal sehinggadia marah dan berkata :"Engkau terhadapku seperti punggung ibuku."Kemudian dia keluar, lalu duduk di tempat pertemuan kaumnya sesaat,setelah itu dia masuk dan menginginkan diriku. Maka aku katakan :Sekali-kali jangan. Demi Allah yang menguasai nyawaku, jangan loloskepadaku sementara engkau telah mengatakan apa yang engkau katakan,hingga Allah dan Rasul-Nya memberi keputusan tentang kita."
Khaulah berkata : "Dia memaksaku, namun aku menolak. Akuberhasil mengalahkannya, sebagaimana halnya wanita yang berhasilmengalahkan laki-laki tua, maka aku berhasil menyingkirkannya dariku.Kemudian aku keluar menemui Rasulullah SAW, lalu duduk di hadapanbeliau dan aku ceritakan kepada beliau perlakuan sang suami terhadapdiriku. Aku adukan kepada beliau perlakuan buruk yang aku terima darisuamiku." Khaulah berkata :"Rasulullah SAW hanya bersabda :"Wahai,Khuwailah, putera pamanmu seorang tua yang sudah lanjut usianya, makatakutlah engkau kepada Allah."
Khaulah berkata :"Demi Allah, begitu aku pergi, turun Al-Qur'an mengenai diriku. Rasulullah SAW mengalami sesuatu yang biasadialaminya, kemudian terbebas darinya. Maka beliau bersabda :"WahaiKhuwailah, Allah telah menurunkan wahyu mengenai dirimu dan temanmu.Kemudian beliau membacakan surah Al Mujaadilah : "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yangmemajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya)kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Orang-orang yang menzihar isterinya di antara kamu, (menganggapisterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka.Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dansesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yangmungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzihar isteri mereka, kemudian mereka hendakmenarik kembali apa yang mereka ucapkan, mereka (wajib atasnya) memerde-kakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlahyang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerja-kan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya)berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapayang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin.Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulahhukum-hukum Allha; bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih."(Q.S. Al-Mujaadilah, 58:1-4)
Khaulah berkata :"Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Suruhlahdia membebaskan seorang budak. Maka aku katakan : Demi Allah, wahaiRasulullah, dia tidak punya budak untuk dibebaskan. Nabi SAW bersabda :Suruhlah dia berpuasa dua bulan berturut-turut. Maka aku katakan : DemiAllah, sesungguhnya dia seorang tua renta yang tidak berdaya. Nabi SAWbersabda : Suruhlah dia memberi makan orang miskin sebanyak 60 sha' kurma.Maka aku katakan : Wahai, Rasulullah, dia tidak mempunyai makanan sebanyakitu. Maka Rasulullah SAW bersabda : Kami akan membantumu dengan serangkaikurma. Maka aku katakan : Wahai Rasulullah, aku akan membantunya denganserangkai kurma lagi. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Engkau berbuatbenar dan baik. Pergilah dan sedekahkan kurma itu baginya, kemudian per-lakukan putera pamanmu dengan baik. Maka aku pun melakukannya."["Al-Ishaabah, juz 8, halaman 618-620]
Inilah dia, Khaulah. Di dalam kisahnya terdapat pelajaran tentangkerukunan hidup suami isteri dan keikutsertaan dalam memperbaiki perpecah-an dan pemeliharaan hubungan kerabat serta ketuaan usia antara suamiisteri.Diriwayatkan, bahwa Umar bin Khaththab r.a. berjumpa dengannya di masakhi-lafahnya, ketika dia sedang menunggang seekor keledai dan orang-orang disekelilingnya. Kemudian Khaulah menyuruhnya berhenti dan menasihatinya.Lalu dikatakan kepada Umar r.a. :"Apakah engkau bersikap demikian terhadapperempuan tua ini ?" Umar berkata :"Tahukah kalian, siapa wanita tua ini ?Dia adalah Khaulah binti Tsa'labah. Allah SWT mendengar perkataannya dariatas tujuh lapis langit. Apakah Tuhan semesta alam mendengar perkataannya,sedangkan Umar tidak mendengarnya ?" [Husnul Uswah bimaa TsabataMinallaahiwa Rasuulihi fin Niswah]
Khaulah tidak mengandalkan kekerasan dan tidak berpikir mengenaikejahatan, karena itu bukan akhlaq Islam. Akan tetapi dia mencari penye-lesaian di sisi Allah dan Rasul-nya, dan mengadukan perkaranya kepadaAllah SWT yang menciptakannya, agar menghilangkan kesusahannya dan memberikemudahan sesudah kesulitan. Jika Anda ingin mendengarnya ketikamenyampai-kan keluhan kepada Rasulullah SAW, maka marilah kita baca hadits yang di-riwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim, dan disahihkannya, dan Baihaqiserta lainnya dari 'Aisyah r.a., dia berkata :
"Maha Suci Allah yang pendengaran-Nya mendengar segala sesuatu.Sungguh aku mendengar perkataan Khaulah binti Tsa'labah dan sebagiannyatidak bisa kudengar ketika dia mengadukan suaminya kepada Rasulullah SAWdan berkata : Wahai Rasulullah, dia menghabiskan masa mudaku dan akubanyak melahirkan anak untuknya. Setelah usiaku menjadi tua dan aku ber-henti melahirkan, dia melakukan zihar terhadapku. Ya, Allah, aku mengeluhkepada-Mu."
Khaulah berkata :"Begitu aku pergi, Jibril a.s. turun membawaayat-ayat ini." [Surah Al-Mujaadilah]
Nabi SAW telah berwasiat agar memperlakukan para wanita denganbaikdan beliau adalah teladan tertinggi dalam memperlakukan isteri-isterinya.Nabi SAW bersabda mengenai hal itu : "Tidaklah orang Mu'min mendapatfaedahsesudah taqwa kepada Allah yang lebih baik daripada isteri yangsholeh. Jikadia menyuruhnya, maka sang isteri menaatinya. Jika dia memandangkepadanya,sang isteri menyenangkannya. Jika dia bersumpah kepadanya, maka sangisterimelakukannya. Jika dia tidak ada di rumah, sang isteri memelihara hartadankehormatan suaminya." Nabi SAW bersabada : "Orang Mu'min yang palingsempur-na imannya ialah yang terbaik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yangterbaik terhadap isterinya." ["Kanzul 'Ummaal (9/258-261)]
Nabi SAW juga bersabda dalam akhir sebuah khotbahnya :"Perlakukanpara wanita dengan baik." Dari Amru Ibnul Ahwash di sebuah hadits panjangdalam menceritakan haji Wada', dari Nabi SAW, beliau bersabda:"Perlakukan-lah para isteri dengan baik, karena mereka adalah tawanan pada kalian. Ka-lian tidak berkuasa sedikit pun atas mereka selain itu, kecuali jikamerekamelakukan perbuatan keji. Jika mereka melakukannya, maka jauhilah merekadengan pukukan yang tidak menyakitkannya. Jika mereka taat kepada kalian, maka janganlah mencari jalan untukmenyakiti hati mereka. Ketahuilah, bahwa kamu mempunyai hak pada isteri-isterimu dan isteri-isterimu mempunyai hak kepada kalian. Adapun hakkalianpada isteri-isterimu, maka mereka tidak boleh mengizinkan orang-orang yangtidak kalian sukai menginjak tempat tidurnya dan tidak boleh mengizinkanorang-orang yang tidak kamu sukai memasuki rumah-rumah kalian. Ketahuilah,sesungguhnya hak mereka pada kalian adalah kalian beri pakaian dan makananyang baik kepada mereka." (HR. Tirmidzi dan disahihkannya)
*****
Wallahu a'lam bishowab.