.jpg)
SENANDUNG DIPELATARAN PERADABAN KAMMI
Kami adalah anak kandung pergerakan dan peradaban yang di cita citakan KAMMI, kami lahir disana, ditempa dengan tempaan tarbiyah yang membangkitkan perasaan agar bisa menyelesaikan ibu pertiwi yang menangais ini, kadang kami sering bertanya apa yang harus kami lakukan untuk membangkitkan itu, lalu saya teringat kata kata umar bin khattab “ kebenaran dan cara menggunakan kebenaran adalah dua hal yang berbeda, kebenaran itu mutlak dan sudah jelas , tetapi cara menggunakan kebenaran itu hal yang berbeda. Cara menggunakan kebenaran itu yaitu dengan meminta fatwa hatimu.
Kammi adalah ladang peradaban yang dibangun atas cucuran keringat dan air mata , kesabaran yang tiada habisnya. Kammi bagai rumah besar yang didalamnya hidup banyak keluarga, banyak ide, banyak pandangan dan banyak sumber yang berharga lainnya. Tapi mengapa saat-saat ini ia kehilangan karya, saya teringat kata kata bang andre beliau mengatakan manusia itu seperti tambang maka galilah sesuai dengan potensinya. Lalu saya menyelami pemikiran beliau ternyata itu adadalam sirah nabi saw.
Tapi mengapa rumah yang besar yang begitu banyak potensi akhir akhir ini kehilangan karya bahkan diam seribu bahasa, bahkan bisa menitikkan air mata tanda kesedihan yang begitu mendalam, apakah muara semua itu? apakah kepemimpinanan rumah itu, apakah rumah yang tidak nyaman ataukah anggota rumah besar itu.
Dalam sejarah peradaban bangsa bangsa, kemajuan dan kehancuran terjadi 90% karena pemimpin yang tidak tahu cara memimpin, memimpin itu bukan jabatan, bukan kekuasaan, memimpin itu adalah seni tidak semua orang memilikinya tetapi ia bisa dilatih, ingatlah kisah tholut, jalud dan daud “ ketika itu orang orang meminta pemimpin lalu nabi mereka memerintahkan agar memilih jalud dari kalangan bukan bangsawan tetapi memiliki fisik yang kuat dan cerdas.
Hal kedua yang membuat rumah tangga itu berantakan adalah sikapp anggota yan tidak mau mengikuti semua perintah yang baik dari pemimpinannya, ini bisa terjadi banyak factor bisa jadi karena asupan gizi yang kurang, ingatkah wahai saudaraku tentang kisah ummat nabi musa yakni bani israel yang 40 dalam kebingungan tidak tahu mau kemana. Kata kata itu masih terngiang di telingatku saat salah seoran ustad di atas mimbar mengatakan “ wahai rosulluloh kami bukanlah seperti bangsa israel yang diperintahkan berperang untuk memasuki kota baitul maqdis mereka enggan dan menolak, kami akan mengatakan wahai nabi berperanglah kamu bersama robbmu maka kami akan bersama untuk berperang, sehingga kami bisa menggapai hidup dalam mulia atau kesyahidan.
Polemik yang melanda rumah tangga ini bisa jadi karena kita tidak totalitas dalam mengurus rumah tangga ini, mungkin kita hanya sibuk diam dan menunggu dan tidak benar benar bekerja. Kita mungkin disibukkan dengan urusan dengan perut dan urusan pribadi kita, saya masih begitu ingat kata kata imam syafie “ kalau saya hidup saya tidak pernah kehilangan makanan, kalo saya mati saya tidak pernah kehilangan kuburan”
Cinta kita begitu jauh mungkin karena tiada tempat ngumpul bersama, rumah kita begitu sepi dan sunyi. Bagai lagu “bagai malam tiada berbintang” lalu bagaimana mungkin kita bekerja sama jika hati dan fisik kita begitu jauh. Akibatnya bisakah kita harmoni dalam nada dan cipta membuncah rasa.
Ingatlah kata kata ahli strategi sun tzu “ barang siapa mengenal dirinya sendiri dan mengenal musuhnya, ia senantiasa menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia menang atas segalanya.” Dalam buku awareness, anthony de mello, 1990
Seperti ikan yang mati di darat, engkau akan mati ditengah dunia ini. Untuk hidup kembali, ikan balik ke air. Engkau harus kembali ke keheningan malam bermunajat kepada rabb semesta alam.
ditulis di di rumah peradaban " bernama Markaz" pada jumat pukul 1:51 am 26 april 2013 by RSS
di edit pada tanggal 28 april 2013 pukul 21:27
