Resume Pilar-pilar Kebangkitan Umat BAB II
PILAR-PILAR
KEBANGKITAN UMMAT
BAB
II
DAKWAH
PADA PROYEK KEBANGKITAN
PASAL KEENAM: PRINSIP-PRINSIP
DAN KARAKTERISTIK DAKWAH
BAGIAN
PERTAMA
DASAR
PEMIKIRAN (ISLAM)
Sejak
permulaan dakwah, ustadz Hasan Albana menegaskan bahwa referensi dakwah yang
paling tinggi adalah islam.
Dalam
Qs. Ali imran: 18-19 dan Q.s almaidah:3 menjelaskan bahwa fikrah kita adalah
islam.
Jadi
yang menjadi dasar pemikiran kita adalah “islam”
BAGIAN
KEDUA
KAREKTERISTIK
FIKRAH/PEMIKIRAN
Gerakan dakwah ini teristimewa dengan
beberapa karakteristik yang membedakannya dengan dakwah-dakwah lainnya.
Karakteristik tersebut mencakup sembilan karakter yang disebutkan oleh Ustadz
Hasan Albana
1.
Rabbaniyah
Ustadz Hasan Albana berkata: adapun yang
dikatakan Rabbaniyah, karena prinsip yang menjadi poros bagi seluruh sasaran
dakwah kita adalah mengajak manusia mengenal Tuhannya dan memperkuat hubungan
dengan-Nya
2.
Alamiyah
Ustadz
Hasan Al-bana menegaskan hal itu dalam ucapannya:
Adapun
ia disebut ‘alamiyah, karena dakwah kami ditujukan kepada seluruh manusia yang
pada dasarnya bersaudara
3.
Tamyyuz
Ikhwan
meyakini bahwa islam memiliki makna yang integral dan universal,. Ummat harus
menata dan mewarnai seluruh aspek kehidupan dengan islam, tunduk dengan
hukum-hukumnya, sejalan dengan kaidahhya dan menjadikan ajarannya sebagai
pijakan
4.
Syumul
Islam
adalah sistem yang ‘syamil’(menyeluruh), mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia
adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, moral dan kekuatan, kasih
sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum,
materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwahserta
pasukan dan pemikiran.sebagaimana ia juga adalah dakwah, tidak kurang dan tidak
lebih.
5.
Ilmiah
“sebagaimana
umat ini membutuhkan kekuatan, ia juga membutuhkan ilmu pengetahuan yang dapat
kekuatan tersebut, mengarahkannya secara baik, dan mendukungnya dengan berbagai
penemuan (teknologi) baru. Islam tidak pernah enggan terhadap suatu ilmu,
bahkan sebaliknya, ia menjadikan ilmu sebagai salah satu kewajiban.
6.
Aqlaniyah (rasional)
7.
Istiqlaliyah (independen)
“dakwah
ini tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa
yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun
melebur dalam dirinya”
8.
Amaliyah (aplikatif)
“adapun
yang berkaitan dengan konsep ‘mengutamakan aspek kerja daripada propaganda dan
iklan-iklan’.
9.
Wasthiyah (moderat)
“islam
dibangun di atas sikap yang seimbang dan obyektif”.
BAGIAN
KETIGA
LEGALITAS
SEJARAH
Poin
pertama: mahaj dakwah yang pertama
Pengertian “proyek kebangkitan” menurut
syariat terpancar dari ajaran dan kaidah-kaidah islam, serta ditegakkan di atas
pelajaran-pelajaran yang diambil dari sejarah dakwah yang pertama. Oleh karena
itu, proyek kebangkitan merupakan kelanjutan dari kebangkitan generasi pertama:
kebangkitan masa kini berpadu dengan cahaya kebangkitan pertama, meneladani
sirahnya, memahami pelajaran-pelajaran yang ada padanya.
Poin
kedua:kebangkitan fikrah islam
“sebagaimana
halnya invasi politik berpengaruh dalam menumbuhkan semangat nasionalisme, maka
tirani social juga akan merangsang bangkitnya fikrah islam, hingga bergemalah
suara dari berbagai penjuru yang menuntut kembali kepada islam
BAGIAN
KEEMPAT
EKSPANSI
PERADABAN
Poin
pertama: pewaris dakwah
Persoalan Yang tengah dihadapi oleh umat
islam saat ini bukanlah persoalan tanah, telah hilang ataukah telah
dikembalikan. Akan tetapi persoalan yang paling mendasar adalah peradaban,
eksistensi, dan kepemimpinan. Pada awalnya umat ini disinari oleh lentera
hidayah dalam kurun waktu yang lama. Saat itu ia mempersembahkan contoh ideal
dalam masalah keadilan, persamaan, kebebasan, dan perlindungan terhadap hak
asasi manusia. Ustadz Hasan Al-bana sering menegaskan dalam risalahnya:
·
Kami adalah pewaris peradaban yang agung
·
Kami adalah pemilik peradaban prinsip
utama dan akhlak kasih saying yang adil
Poin
kedua: pembangkit peradaban
Ustadz hasan albana menegaskan suatu
hakekat, bahwa kita adalah pembangkit peradaban dan bangsa timur adalah tempat
turunnya semua risalah dari langit. Ia berkata:
·
Kami adalah pembangkit peradaban
·
Menghidupkan peradaban adalah kewajiban
yang tidak ditawa-tawar lagi
·
Gerak peradaban tidak akan berhenti
PASAL
KETUJUH: REFERENSI PROYEK KEBANGKITAN
Referensi
dan tolok ukur
Ustadz hasan Albana telah menegaskan
bahwa frame referensi atau dengan kata lain, tolok ukur yang menjadi rujukan
kita adalah Al-qur’anul karim.
Prinsip
pemahaman
BAGIAN PERTAMA: MANHAJ I’TIQADI (PRINSIP
DALAM MEMAHAMI AQIDAH)
1. Prinsip
tentang syumuliyatul islam
2. Prinsip
dalam memahami ayat-ayat sifat
3. Prinsip
tentna gbahaya pengkafiran
4. Prinsip
tentang tawassul dan do’a
5. Prinsip
tentang klaim mengetahui yang ghaib
6. Prinsip
tentang bid’ah
7. Prinsip tentang bid’ah di kuburan
8. Prinsip
tentang kewalian, karomah, dan aqidah yang benar
BAGIAN KEDUA: MANHAJ USHULI (PRINSI
DALAM MEMAHAMI USHUL FIQH)
9.
Prinsip tentang referensi
10.
Prinsip tentang pendapat para ulama
11. Perinsip
tentang dalil-dalil hukum yang tidak diakui
12. Prinsip
tentang ijtihad dan taqlid
BAGIAN KETIGA: MANHAJ FIQH (PRINSIP
DALAM MEMAHAMI FIQH).
13. Prinsip
tentang perbandingan berbagai amal
14. Prinsip
tentang pelaksanaan pendapat imam
15. Prinsip
tentang larangna berpecah belah dalam agama
16. Larangan
mendalami hal-hal yang tidak untuk diamalkan
17. Bid’ah
yang tidak memiliki sandaran dalam agama
BAGIAN KEEMPAT:MANHAJ UMUM
(PRINSIP-PRINSIP UMUM)
18.
Berhati-hati terhadap adat yang salah
dan tidak tertipu oleh berbagai istilah
19.
Kaitan antara pandangan syariat dan akal
20. Bidang
garap pandangan akal
PASAL
KEDELAPAN: TUJUAN DAKWAH
BAGIAN
PERTAMA
TUJUAN
(GHAYAH) UTAMA DAKWAH
“Ghayah”
adalah tujuan terakhir yang ingin diraih oleh seseorang, tiada tujuan lagi
setelah itu. Ghayah (tujuan) manusia dalam hidup ini adalah merealisasikan
maksud diciptakannya manusia, yaitu “penghambaan” atau “beribadah” kepada
pencipta, Allah swt. Inilah tujuan utama dakwah
BAGIAN
KEDUA
RISALAH
(MISI) DAKWAH
“Risalah” adalah piagam yang
menggambarkan prediksi kedepan bagi jamaah tertentu, dan menggambarkan sebuah
tugas yang dilaksanakan oleh jamaah tersebut untuk merealisasikan prediksi
tersebut.
Misi dakwah yang dinyatakan oleh ustadz
hasan albana, yaitu:
1.
Membebaskan umat dari belenggu politik
yang melilitnya dan mulai membangunnya kembali
2. Menghadang
(memerangi) peradaban materialis
3. Menegakkan
system islam yang menyeluruh (syamil)
4. Memimpin
dunia dan memberikan bimbingan kepada manusia
BAGIAN
KETIGA
SASARAN-SASARAN
DAKWAH
Sasaran-sasaran dakwah yang diutarakan
oleh ustadz hasan al-bana :
·
Misi pertama: ibadah dan melakukan
kebajikan
I.
Tujuan janggka pendek
1. Memperbaiki
pribadi
2. Membangun
keluarga
3. Membimbing
masyarakat
·
Misi kedua: jihad untuk menegakkan
syariat islam
II.
Tujuan jangka panjang
1. Memperbaiki
pemerintahan
2. Mengembalikan
kekhalifahan
3. Mencapai
tampuk kepemimpinan
4. Kepeloporan
PASAL
KESEMBILAN: UNSUR-UNSUR DAKWAH
BAGIAN
PERTAMA
TAHAPAN-TAHAPAN
DAKWAH
1.
Tahap lintasan-litasan pikiran
2. Tahap
perekrutan kemudian penataan
3. Bertahap…
dan tahapan-tahapannya
Setelah
itu fikrah terus bergerakdalam beberapa tahapan secara berurutan, saling
berkaitan, dan terkadang berjalan beriringan secara dinamis, sejalan dengan
perjalanan waktu.
RANGKUMAN
TENTANG KONSEP HASAN ALBANA MENGENAI TAHAPAN-TAHAPAN AKTIVITAS DAKWAH
1. Fase
promosi atau perkenalan (ta’rif)
Pada
tahap ini dakwah dilakukan dengan menyebarkan fikrah islam di tengah-tengah
masyarakat. System dakwah pada masa ini adalah system kelembagaan.
Dakwah
pada saat ini bersifat umum. Siapa saja dapat berinteraksi dengan jamaah.
2. Tahap
penyiapan dan pembentukan (takwin)
Tahap
ini dilakukan dengan meyeleksi pengikut, penyiapan kader, dan membentuk barisan
yang kokoh bersama obyek dakwah.
3. Tahap
amal dan tanfidz
Dakwah
pada tahap ini adalah jihad yang tidak mengenal lelah, kerja yang
berkesinambungan untuk mencapai tujuan
4. Fase
daulah atau beberapa daulah
5. Fase
persiapan khilafah (eksistensi yang mempersatukan umat)
6. Fase
mengembalikan eksistensi kenegaraan yang mempersatukan umat atau khilafah
7. Fase
kepeloporan (ustadziyah) dengan memunculkan contoh ideal yang mencerminkan
struktur umat yang kokoh.
BAGIAN KEDUA
PERANGKAT-PERANGKAT DAKWAH
1.
Pengertian perangkat –perangkat menurut
ustadz hasan al-bana
Perangkat-perangkat
utama:
·
Manhaj yang shahih
·
Aktivis yang menyakini (manhaj tersebut)
·
Kepemimpinan yang tegas dan dipercaya
Dalam
kesempatan lain:
·
Iman dan amal
·
Mahabbah (kecintaan) dan persaudaraan
Ustadz
mengulangi penuturannya:
·
Iman yang mendalam
·
Pembinaan (takwim) yang cermat
·
Amal yang berkesinambungan
2. Perangkat-perangkat
haraki
1. Dakwah
dan penjelasan (nasihat dan bimbingan)
2. Tarbiyah
(penyiapan dan pembinaan kader
Berupa penyeleksian,
penyiapan, pembentukan dan mobilisasi
3. Aktivitas
politik (perjuangan konstitusional)
4. Jihad
(kewajiban yang terus berlaku)
Jihad dengan seluruh
tingkatannya merupakan perangkat utama dari perangkat-perangkta umum dakwah.
BAGIAN
KETIGA
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
DAKWAH
1. Pengertian
kebijakan
Kebijakan
adalah prinsip-prinsip yang mengendalikan segala aktivitas dan kaidah-kaidah
yang terkait dengannya, yang berfungsi untuk menerjemahkan titik awal dan
arahan-arahan menjadi langkah-langkah konkrit yang dapat mengarahkan jalan
pergerakan menuju sasaran yang ditetapkan.
2. Motif-motif
kebijakan
Memilih
sebuah kebijakan setelah melakukan analisis obyektif terhadap realita yang ada.
3. Kebijakan-kebijakan
umum dakwah
1. Menjauhi
titik-titik khilafiyah dalam masalah fiqh
2. Menjauhi
dominasi para tokoh dan pembesar
3. Menjauhi
organisasi-oraganisasi dan partai-partai ketika di masa-masa awal dakwah
4. Bertahap
dalam langkah
5. Mengutamakan
aspek amal daripada propaganda dan iklan
6. Memprioritaskan
dakwah kepada pemuda, sebab mereka adalah rahasia kebangkitan umat
7. Perhatian
terhadap desa dan kota secara seimbang
8. Keseimbangan
antara akal dan emosi, serta antara realita dan angan-angan
9. Tidak
bertaruh (gambling), tetapi mencurahkan potensi untuk kerja-kerja yang
bermanfaat dan kreatif
10. Tidak
menghujat lemabga-lembaga dan pribadi-pribadi
11. Tidak
hanyut dalam pertarungan sepele (tidak prinsip), baik masalah syar’I maupun
partai
12. Komitmen
dengan pedoman kesatuan tsaqafah
PASAL
KESEPULUH: BANGUNAN TARBIYAH DALAM DAKWAH
BAGIAN
PERTAMA
TANTANGAN
DI JALAN DAKWAH
1. Tantangan
yang diperkirakan
Kendala-kendala
utama yang dihadapi:
1. Ketidaktahuan
bangsa
2. Anggapan
aneh dari sebagian orang yang agamis dan penentangan para ulama resmi
3. Kedengkian
para pemimpin, pembesar, dan orang-orang yang memiliki pengaruh
4. Kesepakatan
seluruh pemerintahan untuk menentang dan menghalangi dakwah dan aktivitas
kalian
5. Konspirasi
para penjajah untuk menumpas kalian dan memadamkan cahaya dakwah kalian
6. Penyebaran
syubhat dan tuduhan yang dibuat-buat
2. Pengalaman
dan ujian (harga sebuah perjuangan konstitusional)
Tribulasi
yang akan menimpa:
1. Kalian
akan ditangkap dan dipenjarakan
2. Kalian
akan diusir dan dideportasi
3. Kekayaan
kalian akan dirampas dan aktivitas kalian akan dihentikan
4. Rumah
kalian akan digeledah dan tribulasi seperti ini mungkin akan bersama kalian
dalam waktu yang lama
3. Sepuluh
kewajiban yang harus dilakukan saat terjadi tribulasi dan saat menghadapi
berbagai kendala
1. Iman
kepada Allah, bangga dengan mengenal-Nya, dan hanya bergantung kepada-Nya
2. Tidak
takut dan tidak gentar kecuali hanya kepada Allah swt.
3. Menunaikan
kewajiban dan menghindari segala yang dilarang
4. Menghiasi
diri dengan akhlak mulia dan membiasakan diri melakukan hal-hal utama
5. Akrab
dengan al-qur’an dan sirah nabawiyah serta mengkajinya.
6. Memfokuskan
perhatian kepada aspek amal dan menghindari perdebatan
7. Saling
mencintai dan memperkokoh ikatan ukhuwah
8. Teguh
memegang prinsip
9. Mendengar
dan taat kepada pemimpin
10. Mengharapkan
kemenangan dan dukungan dari Allah
BAGIAN
KEDUA
PERAN
TARBIYAH DALAM DAKWAH
PERTAMA
INPUT TARBIYAH
1. Macam-macam
obyek dakwah
·
Mukmin: kepada orang ini kami mengajak
untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami
·
Orang yang ragu-ragu: kami biarkan dia
bersama keraguannya, dan kami menyarankan kepadanya agar tetap berhubungan
dengan kami dari dekat
·
Orang yang mencari keuntungan: Allah
tidak butuh orang yang tidak menyadari hak Allah pada dirinya dan hartanya
·
Orang yang berpaling: kami tetap
mencintainya dan mengharap agar ia kembali kepada kami dan menerima dakwah kami
2. Kaidah-kaidah
pemilihan dan seleksi
Ciri-ciri
orang yang dicalonkan untuk bergabung dengan dakwah:
1. ‘amil(aktivis):
orang yang aktif dan dinamis
2. Mufakkir(konseptor):
orang yang memiliki sifat pantang mundur, pemberani, dan berdedikasi tinggi
3. Muntij(produktif):
orang yang mampu mencapai keberhasilan dan mempersembahkan berbagai karya.
KEDUA
PROSES
TARBIYAH
A. Murabbi
(da’i) yang aktif
Kriteria
utama para murabbi:
1. Mutsqqafun
(intelek): memiliki wawasan keislaman, kemanusian, dan pergerakan
2. Mujahhizun
(berbakat): memiliki kesiapan mental, intelektual, dan materi
3. Mudarrabun
(terlatih): terlatih pada berbagai keahlian dalam kehidupan dan mampu
mempergunakan semaksimal mungkin kesiapan (bakat) yang dimiliki
4. Mutakhashishun
(professional): memiliki keahlian dalam bidang tertentu dan mampu
mengoptimalkan pemanfaatannya.
B. Perangkat-perangkat
tarbiyah
1. Usar
(tempat asuhan bagi hubungan ukhuwah)
2. Katibah
(lembaga pembinaan ruhani/mental)
3. Rihlah
(tempat asuhan bagi hubungan social)
4. Daurah
(pusat pelatihan)
5. Mukhayyam
(lembaga pembinaan fisik)
6. Muktamar
(lembaha pembinaan kilmuan dan pemikiran
KETIGA:
OUTPUT TARBIYAH
Target
utama tarbiyah adalah pembentukan pribadi dan penyiapan kader yang akan
mengemban kewajiban menyampaikan dan menyebarkan fikrah, serta memantapkan
proyek kebangkitan, agar dapat dimulai sebuah kehidupan baru yang mulia diatas
dasar-dasar islam.