Ikrimah bin Abu jahl: Habis Gelap Terbitlah Terang Tgl. publikasi: 19/1/2001 19:45 WIB eramuslim - "Ikrimah bin Abu Jahl akan datang ke tengah-tengah anda sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah anda memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup, padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal." Demikian, Rasulullah Saw. berpesan kepada kaum Muslimin berkaitan dengan ke-Islaman Ikrimah bin Abu Jahl.
Ikrimah berusia 30 tahun ketika Rasulullah Saw. mulai menyampaikan da'wah Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang dihormati, kaya, dan berasal dari keturunan darah biru. Kalaulah tidak terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Mekkah yang berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqash dan Mus'ab bin Umair.
Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan sebagai penunggang kuda yang sangat mahir dalam peperangan. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap kepemimpinan bapaknya yang sangat keras memusuhi Rasulullah. Karena itu, ia turut memusuhi beliau lebih keras dan menganiaya para shahabat lebih keras kejam dan bengis untuk menyenangkan hati ayahnya.
Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, pandangan sikap Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka sekarang ia memusuhi Rasulullah Saw. dan para shahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.
Ketika Perang Khandaq meletus, kaum Musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahl tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.
Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Mekah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan para shahabatnya masuk kota Mekah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun, serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.
Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah Saw. untuk meminta grasi. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Mekah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah Saw. telah mengampuni dan memaafkannya.
Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Mekah, Rasulullah Saw. berkata kepada para shahabatnya, "Ikrimah bin Abu Jahl akan datang ke tengah-tengah anda sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah anda memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup, padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."
Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah Saw., beliau menyambutnya dengan sangat gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda ke-Islamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah Swt. mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.
Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah! Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan muali saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah."
Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan da'wah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Al-Qur`an yang tekun di masjid.