Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

Pertempuran Legendaris Tarik Ibn Ziyad dan Awal Penaklukan Andalusia (Spanyol)

Sabtu, 09 Februari 20130 komentar

Pertempuran Legendaris Tarik Ibn Ziyad dan Awal Penaklukan Andalusia (Spanyol)
(Ditulis oleh Hariyadi di Cordoba, Andalusia, Spanyol, Desember 2003)
Pendahuluan
Sejarah kejayaan Islam di Andalusia (Spanyol Selatan) dari abad 8 – 15 M merupakan sejarah besar dunia karena dari sanalah pintu gerbang ilmu dan peradaban Eropa modern dan dunia dibangun. Selain itu sejarah tersebut membuktikan bahwa sistem tatanan Islami telah dapat memberikan nuansa masyarakat yang penuh rahmat bagi dunia tanpa pandang bangsa, agama dan ras sebagaimana pada waktu itu umat Islam, Kristen dan Yahudi dapat hidup rukun secara bersama-sama membangun masyarakat yang beradab, suatu fenomena yang sangat sulit dapat dirasakan di jaman sekarang. Sejarah awal penaklukan Andalusia tidak bisa lepas dari keberhasilan pasukan bangsa Berber dari Afrika Utara yang dipimpin oleh Jendral Tarik Ibn Ziyad (Tariq ben Ziyad) yang berhasil mengalahkan pasukan Raja Spanyol pada waktu itu yang bernama Roderic dalam pertempuran efektif selama 8 (delapan) hari, suatu waktu yang sangat singkat serta merupakan sejarah pertempuran legendaris karena jumlah pasukan musuh 6 hingga 8 kali lipat lebih banyak. Di samping itu kekalahan bangsa Eropa oleh bangsa Afrika Islam tersebut merupakan sejarah penting yang dapat dipakai sebagai rujukan bahwa Eropa / Barat pernah dikalahkan sekaligus dalam perjalan panjangnya kekuatan yang dimiliki Eropa dapat mengalahkan negara-negara Islam. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas peperangan yang dilakukan oleh Tarik Ibn Ziyad yang telah membawa kemenangan gemilang untuk selanjutnya membuka pintu gerbang kejayaan Islam untuk masa waktu 8 abad lamanya. Tidak banyak sejarah yang menguak mengenai tokoh Tarik sebenarnya serta peran penting bangsa Berber dalam sejarah penaklukan tersebut meskipun banyak sejarah bercerita tentang jaman kejayaan Islam di bumi Andalusia. Sehingga dalam artikel ini keterbatasan ulasan juga disebabkan keterbatasan sumber rujukan. Namun demikian tokoh seperti Tarik dapat menjadi contoh bahwa kombinasi kekuatan keimanan, keberanian, kecerdikan dan ketulusan seorang Muslim dapat memberikan kontribusi yang besar dalam mengantarkan dunia pada peradaban tinggi umat manusia. Sejarah peperangan yang sangat singkat telah mampu menancapkan tonggak sejarah Islam dan peradaban manusia untuk waktu yang lama.

Bangsa Berber atau Moro

Bangsa Berber adalah bangsa Afrika utara (non Arab) yang banyak mendiami kawasan utara Maroko, Aljazair yang dulu merupakan bagian dari wilayah Mauritania. Mereka merupakan bangsa nomaden yang hidup berpindah-pindah. Sebelum Islam datang bangsa Berber banyak yang menganut aliran animisme, selain ada yang menganut agama Yahudi. Bangsa Berber memiliki banyak suku seperti : Jarawa, Sanhaja, Lamtuna, Jazula, Zenata, Masmuda, Botr, Beranes [1]. Dalam sejarah Andalusia hingga sekarang dikenal istilah bangsa Moor yang tak lain adalah bangsa Berber itu sendiri yang telah memeluk agama Islam. Istilah Moor berasal dari bahasa Yunani yaitu “Maures” yang berarti hitam atau gelap sebagaimana warna kulit bangsa Afrika [2]. Sedangkan istilah Moor dalam bahasa Spanyol menjadi Moro sebagaimana istilah ini digunakan dalam bahasa Indonesia. Bangsa Berber (Moro) asal usulnya dari Mauretania yang sekarang meliputi wilayah Maroko dan Aljazair bagian Barat. Sebagai informasi bahwa bangsa Moro (Berber) ini tidak sama dengan bangsa atau orang Moro di wilayah Mindanao, Filipina, meskipun istilah Moro kemudian juga diberikan oleh bangsa Spanyol setelah menguasai Filipina. Pada tahun 708 M, Islam di bawah kekuasaan dinasti Umayah yang berpusat di Damaskus, Syria menyebarkan Islam dan akhirnya menguasai kawasan Afrika Utara dimana bangsa Berber banyak berada. Sedangkan ajaran Islam pada waktu itu dibawa oleh da’i dari orang-orang Arab yang jumlahnya sedikit [3]. Dalam perkembangannya, bangsa Berber setelah memeluk Islam meskipun belum lama menjadi sangat fanatik.
Penaklukan Andalusia
Spanyol jatuh ke kekuasaan bangsa barbarian / vandal Visigoth dari kekuasaan Romawi pada abad 5 M. Nama Al-Andalus yang merupakan bagian dari wilayah Spanyol berarti “tanah orang-orang Vandal”. Istilah ini digunakan setelah wilayah tersebut ditaklukkan oleh pasukan Islam. Sebelum orang Islam datang, pada waktu itu yang menjadi raja Spanyol waktu itu adalah Roderic. Roderic merupakan Raja terakhir dari dinasti Visigoth yang silsilahnya berasal dari Jerman. Meskipun mereka menganut agama Kristen, namun perangainya sangat menyimpang dari ajarannya. Sejarah bermula ketika Julian gubernur Ceuta (yang wilayahnya menyatu dengan daratan Maroko) yang di bawah kekuasaan Spanyol memendam kebencian kepada pimpinannya yaitu Raja Roderic yang telah memperkosa atau menghamili anak perempuannya, Florinda yang dikirim olehnya untuk menuntut ilmu kepadanya. Florinda merahasiakan masalah ini dan mengirim surat kepada bapaknya. Setelah bapaknya (Julian) mendapat kabar dari putrinya seketika itu marahnya luar biasa, dia tidak lagi setia pada Rajanya, namun kebencian tersebut tidak mungkin dilampiaskan begitu saja ke sang Raja mengingat kekuasaan dan kekuatan Julian sangat terbatas. Sehingga sewaktu Julian menjemput Florinda untuk diajak pulang, Roderic meminta Julian untuk datang membawa burung elang khusus untuk keperluan berburu. Kemudian dijawab oleh Julian dengan kata-kata tersembunyi yaitu Julian nantinya akan membawa kepadanya burung elang yang istimewa yang belum pernah dia lihat (maksudnya adalah akan dipanggil pasukan dari Afrika Utara untuk mengalahkan Roderic) [4].
Oleh karena itu untuk merealisasikan keinginannya membalas kebrutalan Roderic, setelah sampai di Ceuta dia segera mendatangi gubernur Tangier yaitu Jendral Tarik Ibn Ziyad. Tarik waktu itu ditunjuk oleh gubernur Musa ibn Nusair dari penguasa dinasti Umayyah untuk kawasan kawasan Afrika Utara. Tarik sebagai gubernur Tangier memang menjaga hubungan baik dengan Julian sehingga tidak ada permusuhan diantara kedua belah pihak. Tarik merupakan orang Berber yang mendapat pangkat tertinggi dalam karir militer. Pada waktu itu Tarik berada di Tlemsen (kawasan Aljazair bagian utara) sedangkan Musa ada di Al-Qairwan (wilayah Tunis bagian utara) [5]. Pada Tarik Julian membujuk dia untuk memerangi Roderic dan menaklukkan Spanyol sedangkan dia akan membantu serta menunjukkan jalan untuk misi tersebut. Dari raut muka Julian, Tarik dapat melihat kebencian yang sangat pada Julian terhadap Roderic. Diceritakannya bahwa kawasan Spanyol memiliki sumber alam yang melimpah dan tanahnya subur. Tawaran tersebut ditanggapi Tarik dengan sangat hati-hati. Sebagai langkah awal pada 710 M Tarik mengutus anak buahnya yaitu Tarif ibn Malik dengan membawa 400 tentara untuk mengadakan survei ke Andalusia. Sedangkan Julian membantu menyediakan 4 buah kapal untuk menyeberangi selat. Tempat dimana pasukan Tarif mendarat di Spanyol di kemudian hari hingga sekarang dinamakan Tarifa yang berada di ujung selatan Spanyol berhadapan dengan wilayah Maroko dipisahkan oleh selat.
Setelah kepulangan ekspedisi Tarif ke Maroko dan membawa kabar bahwa apa yang diceritakan Julian adalah benar, Tarik semakin bersemangat untuk segera membawa pasukannya ke Spanyol untuk menghadapi pasukan Roderic. Tarik dikenal sebagai orang yang berani dan tentara yang handal [6]. Dengan salah satu strategi pada waktu itu bahwa Roderic sedang sibuk mengurusi kekuasaannya di wilayah Spanyol Utara yang sedang muncul pemberontakan oleh kelompok Basque, Tarik segera memulai misinya. Perjalanan pasukan Tarik dimulai dari wilayah Ceuta kemudian menyeberangi selat yang di kemudian hari hingga sekarang diberi nama selat Jabal-el-Tarik atau Gibraltar dan mendarat di suatu bukit karang pada musim semi tepatnya pada 30 April 711 M [7]. Di tempat tersebut yaitu di kaki bukit Mount Calpe, untuk beberapa waktu Tarik dan pasukan membuat tempat sementara (camp) untuk persiapan sebelum melakukan penyerangan sambil menyusun strategi. Di kemudian hari hingga sekarang bukit tersebut dinamakan Gibraltar (Jabal-el-Tarik, bukit Tarik) yang sekarang merupakan wilayah otonomi negara Inggris yang berada di kawasan semenanjung Iberia (Spanyol) demikian juga selat yang memisahkan antara daratan Maroko dan Spanyol. Pada waktu itu Tarik membawa pasukan berjumlah 7.000 orang dari bangsa Berber dan kemudian mendapat tambahan lagi berjumlah 5.000 orang sehingga jumlah keseluruhan adalah 12.000 orang [4, 8].
Kedatangan pasukan Tarik tersebut setelah beberapa lama akhirnya diketahui oleh gubernur wilayah yang berdekatan dengan kawasan Gibraltar yang bernama Edeco yang segera memberitahu kepada Raja Roderic di Toledo. Mendengar berita itu, Roderic sangat marah dan mengirimkan pasukan untuk menghadang pasukan Tarik [6]. Mendengar invasi pasukan Tarik, Roderic segera menghadangnya dengan jumlah pasukan yang jauh lebih banyak yaitu enam kali lipat banyak [3, 4] bahkan lebih hingga sampai 100.000 pasukan [9]. Peperangan terjadi di mulut sungai kecil bernama Rio Barbate [8], dekat Guadalete [4] yang terletak di sebelah selatan kota Cadiz. Aliran Rio Barbate berasal dari sungai Guadalete yang mengalir ke laut Atlantik dari tanjung Trafalgar di semenanjung Iberia [4, 9]. Sehingga tempat pertempuran berlangsung disebutkan oleh banyak penulis sejarah berada di aliran Rio Barbate atau Guadalete atau di kota Medina Shedonia dimana semua wilayah tersebut berdekatan satu sama lain dan dapat dipahami bahwa wilayah pertempuran tidak bertumpu di satu tempat saja. Dalam menghadapi musuh yang jumlahnya sangat banyak dan tidak berimbang tersebut cukup, pasukan Tarik pun awal mulanya gemetar, apalagi pasukan Roderic dilengkapi senjata berat, kemudian Tarik berucap lantang kepada pasukannya dengan kata-kata sebagai berikut :
Saudara-saudaraku, musuh ada di depanmu sedangkan laut ada di belakangmu. Kemana kamu akan lari ?( Mereka berseru : “Kami akan mengikutimu, Tarik”). Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !.[4, 8]
Seketika itu juga semangat pasukan Tarik membara dan maju untuk berperang berhadap-hadapan dengan pasukan Roderik. Pertempuran berlangsung sekitar satu minggu tanpa henti sehingga berakhir dengan kekalahan pasukan Roderic. Peperangan terjadi mulai tanggal 11 Juli 711 M, tiga hari pertama peperangan berdarah terjadi dan korban berjatuhan di kedua belah pihak khususnya di pihak Roderic. Mulai hari keempat peperangan terjadi secara besar-besaran dan berlangsung terus tanpa henti hingga akhirnya pada 19 Juli 711 M (atau 28 Ramadhan 92 H) pasukan Roderik mulai kalah dan banyak yang tewas dan Roderic melarikan diri dengan menaiki kudanya meninggalkan pasukannya yang kocar-kacir serta serakan mayat-mayat pasukannya yang jumlahnya mencapai 16.000 orang [6]. Sehari setelah pertempuran usai, kuda, sandal, dan mahkota Roderic ditemukan di tepi sungai namun jasadnya tidak ditemukan, dipercayai jasadnya terbawa arus sungai dan tenggelam di laut [4]. Dengan demikian pertempuran penentuan secara efektif hanya memakan waktu 8 hari, suatu rentang waku yang teramat singkat.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Roderic di Rio Barbate, Tarik kemudian membagi pasukannya menjadi 3 kesatuan pasukan untuk terus menyebar ke beberapa penjuru semenanjung. Tarik dan pasukan terus melanjutkan penaklukan ke Toledo yang menjadi pusat kerajaan Roderic, sedangkan Mughith al-Rumi (Mugheyath Errumi) yang memimpin kavaleri pasukan Tarik, menuju Cordoba dengan membawa 700 pasukan berkuda. Setelah itu Tarik kembali ke Cordoba dan menulis surat ke Musa ibn Nusair mengenai keberhasilan penaklukan Andalusia, kemudian Musa memberitakannya ke Kalifah Walid di Damaskus. Musa melukiskan suasana penaklukan / kemenangan tersebut tidak seperti penaklukan yang biasa, namun kemenangan itu sangat menakjubkan dan agung sebagaimana pertemuan antar negara di hari Pembalasan. Kemudian Musa menulis surat ke Tarik agar tidak meninggalkan Cordoba sebelum dia menyusul ke sana [5]. Namun Tarik dan pasukan meneruskan penaklukan ke wilayah lain. Setelah kemenangan pasukan Tarik, berbondong-bondong bangsa Moro dari Afrika Utara menyeberangi selat Gibraltar dan hidup di Andalusia yang kemudian terjadi asimilasi dengan penduduk asli Spanyol.
Setelah kemenangan pasukan Tarik yang di luar dugaan tersebut, gubernur Musa ibn Nusair menyusulnya pada musim panas tahun 712 M dengan disertai 18.000 pasukan [4] untuk memperluas wilayah yang akan ditaklukkan. Pertemuan antara Tarik dan Musa terjadi di Talavera dekat Toledo. Pertemuan keduanya nampak tidak bersahabat, Tarik menerima kedatangan Musa dengan penuh hormat sedangkan kecemburuan Musa terhadap Tarik terlihat dengan sikap sebaliknya. Kepada Musa, Tarik berkata : “Saya hanyalah hambamu / anak buahmu, penaklukan ini untuk mu” dan Tarik memberikan semua barang rampasan ke Musa [5]. Tarik dan Musa akhirnya bersama-sama melakukan penaklukan ke wilayah-wilayah semenanjung Iberia lainnya hingga tahun 714 M. Namun demikian Kalifah Walid di Damaskus, Syria mendengar berita tersebut dan menyuruh Musa untuk kembali ke Damaskus, sedangkan Tarik dan pasukan diberi perintah untuk tetap di Andalusia [4]. Penaklukan selanjutnya diteruskan oleh pasukan Islam setelahnya. Wilayah yang ditaklukkan pasukan Islam hingag tahun 721 meliputi seluruh semenanjung Iberia dan sebagian wilayah Perancis bagian selatan. Hingga abad ke 10 M, wilayah kekeuasaan Islam masih meliputi sekitar 4/5 semenanjung Iberia, kemudian dengan adanya perlawanan dari kerajaan – kerajaan dibagian utara Spanyol yang semakin agresif untuk memerangi kekuasaan pemerintahan Islam, wilayah yang akhirnya dapat dipertahankan mencakup seluruh wilayah Spanyol bagian selatan yang sekarang disebut Andalusia.
Kemenangan pasukan Islam di sebagian besar semenanjung Iberia yang meliputi wilayah Spanyol dan Portugal (kecuali di bagian utara Spanyol seperti kerajaan Castile, Galicia, Aragon, yang masih berdiri kerajaan sendiri) praktis masih dianggap bagian dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus hingga kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus berakhir setelah dikalahkan oleh dinasti Abassiyah pada tahun 750 M. Pada tahun 755 M datanglah Abdurrahman I, satu-satunya keluarga penguasa dinasti Umayyah yang lolos dari pembunuhan yang dilakukan oleh penguasa dinasti Abassiyah. Sebelum datang ke Andalusia, selama 4 tahun Abdurrahman terkatung-katung di kawasan Afrika Utara untuk meloloskan diri. Kemudian oleh masyarakat Andalusia yang terdiri dari orang-orang Andalusia (Spanyol) asli dan juga orang Moro yang banyak berdatangan dari Afrika Utara, Aburrahman I ditunjuk sebagai pemimpin (Emir) di wilayah tersebut. Dalam perkembangannya wilayah Andalusia akhirnya memproklamirkan sebagai wilayah kekalifahan yang merdeka (independent), kemudian mulai abad 11 M kekuasaan dikendalikan oleh penguasa Al-Marabout (Almoravides) kemudian dilanjutkan oleh Almohad yang berasal dari bangsa Berber Islam Afrika Utara hingga kejatuhannya pada abad 15 M yaitu kejatuhan setelah istana Granada pada tahun 1492 M yang berarti berakhirnya kekuasaan Islam di Andalusia, Spanyol (Eropa) diikuti dengan pilihan yang diberlakukan oleh penguasa baru kerajaan Spanyol terhadap umat Islam yaitu : pengusiran dari bumi Spanyol, atau berpindah agama, atau dibunuh.
Andalusia di Jaman Kejayaan Islam dan sekarang
Dalam kurun waktu kejayaan Islam di Andalusia, Cordoba sebagai pusat kerajaan Andalusia menjadi kota yang paling maju dan megah dibandingkan kota-kota di negara Eropa lainnya. Sebagai suatu gambaran bahwa pada abad ke 10 M, jumlah penduduk di Cordoba mencapai 500.000 orang. Jumlah perpustakaan umum di Cordoba ada 70 buah, di sebuah perpustakaan di Córdoba memiliki koleksi buku berjumlah lebih dari 600.000 buah. (Bandingkan dengan jumlah koleksi buku perpustakaan di salah satu instansi / universitas besar di Indonesia pada abad sekarang !). Sedangan pada waktu itu di kawasan Andalusia ada universitas berjumlah 17 buah [10] dengan keadaan semua penduduk dapat membaca dan menulis (tidak buta huruf). Di Cordoba juga banyak dokter termasuk dokter wanita. Terdapat 600 mesjid, 50 rumah sakit, 900 kamar mandi umum, juga lampu penerangan jalan sepanjang 15 km [4]. Sebagai perbandingan dengan keadaan di kerajaan Eropa lainnya, pada waktu itu peradaban Eropa masih sangat memprihatinkan (yang biasa disebut jaman Kegelapan) dengan belum membudayanya mandi di bak, tingkat buta huruf yang sangat tinggi yaitu sekitar 99% karena belum banyak sekolahan atau universitas, dan jalan-jalan yang gelap. Dalam jaman kejayaan Islam yang berakhir pada abad 15 M tersebut beberapa ilmuwan besar untuk berbagai bidang ilmu seperti filsafat, kedokteran, biologi, hukum yang lahir atau pernah mendapat pendidikan di kawasan tersebut antara lain : Averroes (Ibn Rush), Avenzoar (Ibn Zuhr), Dreses (Al-Idrisi), Ibn Al-Baitar, Albucasis (Abu Al-Qasim Al-Zahravi), Arzachel (Al-Zarqali), Al-Dinawari, Al-Thahabi, Ibn Hazm, Ibn Jubair dan masih banyak yang lainnya. Di samping itu pada masaitu banyak Raja-raja Kristen dari kerajaan Eropa lainnya mengirimkan anaknya datang ke Andalusia untuk menuntut ilmu. Sebagai suatu gambaran bahwa karya ilmiah dari salah satu ilmuwan tersebut (Averroes) di bidang berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, hukum dimasukkan dalam silabus di universitas Paris dan sebagian besar universitas di Eropa selama 500 tahun lamanya hingga abad ke 18 M [11]. Dalam bidang filsafat karya Averrors telah mempengaruhi pikiran bangsa Eropa dari abad 12 hingga 16 M. Karya-karyanya pada waktu itu telah diterjemahkan dalam bahasa Latin, Inggris, Jerman dan Ibrani. Dengan melihat kualitas karya tersebut jika dibandingkan dengan ilmuwan jaman sekarang tentu saja para ilmuwan tersebut sebanding atau malah jauh lebih tinggi dengan kualitas ilmuwan pemenang hadiah nobel.
Sekarang ini Andalusia merupakan suatu daerah otoritas yang mencakup provinsi : Cordoba, Sevilla, Granada, Malaga, Jaen, Almeria, Cadiz, Ceuta, dan Huelva. Penduduk kota Cordoba sendiri sekarang berjumlah sekitar 300.000 orang. Hingga sekarang masjid bersejarah Cordoba masih berdiri tegak dengan tambahan di bagian tengah masjid berupa katedral yang selalu digunakan untuk acara ritual. Bangunan mighrab masih asli dan lengkap yang dilindungi pagar besi untuk membatasi gerak wisatawan yang berkunjung. Sedangkan menara masjid juga masih menjulang tinggi yang tidak lagi terdengar adzan di setiap waktu tetapi sebagai gantinya akan selalu berdentang lonceng Katedral. Di seberang jalan depan masjid sampai sekarang masih terdapat sungai besar yang dulu bernama Wadi-al-Khabir sekarang namanya menjadi Quadalquivir yang airnya masih mengalir dengan jumlah yang relatif sedikit. Jembatan yang bernama Puente Roman yang menghubungkan jalan depan masjid ke benteng di seberang sungai masih ada dan masih dilalui oleh kendaraan umum. Sedangkan patung Averroes dibangun agak jauh dari bangunan masjid. Nama Averroes juga diabadikan menjadi salah satu nama aula di Universitas Cordoba, Rabanales, Cordoba. Di tempat lain di Andalusia, istana Al-Hambra di Granada masih berdiri megah dengan arsitektur kaligrafi yang indah dan memiliki tingkat seni yang tinggi menghiasi dinding-dinding istana yang sampai sekarang dijadikannya tempat wisata yang menarik di kawasan Spanyol. Meskipun Islam pernah jaya selama berabad-abad, komunitas muslim di Andalusia sangat sedikit, namun demikian arsitektur bangsa Moro berupa bangunan pintu masuk dengan desain lengkung bagian atas bergaris lorek selang-seling warna merah hati dan putih sampai sekarang menjadi ciri kas arsitektur kawasan Andalusia.

Penutup

Beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari sejarah Tarik Ibn Ziyad dan penaklukan Andalusia antara lain adalah bahwa pasukan Tarik dari Bangsa Moro Afrika Utara merupakan penakluk sesungguhnya wilayah Andalusia Spanyol pada tahun 711 M. Pertempuran efektif yang memakan waktu 8 hari di Rio Barbate melawan pasukan Eropa (Raja Spanyol) dilanjutkan dengan penaklukan sisa-sisa kekuatan Roderic beberapa bulan lamanya merupakan sejarah penting pembangunan kekuasaan Islam di Andalusia, Spanyol sehingga Islam dapat membangun peradaban di wilayah tersebut yang akhirnya merupakan pusat ilmu dan peradaban serta di kemudian hari menjadi pintu gerbang utama terjadinya transfer peradaban dan ilmu ke negara-negara Eropa lainnya. Dengan fenomena tersebut akar kebudayaan Eropa dapat ditelusur pada Bangsa Moro yang memiliki peradaban tidak hanya pada bidang seni, sains dan perdagangan, namun juga pada sikap toleran yang luar biasa terhadap ras dan kebudayaan lain. Selain itu sikap berani, cerdik dan rendah hati Jendral Tarik menunjukkan pribadi Muslim yang dapat dijadikan i’tibar bagi kita. Sifat rendah hati ini ditunjukkan oleh Tarik dengan memberikan atau mempersembahkan kemenangannya serta semua yang diperoleh dari kemenangannya termasuk rampasan perang kepada penguasa Islam pada waktu itu (dinasti Umayyah). Beliau tidak mempunyai ambisi kekuasaan yang dalam kalkulasi politik beliau sudah sepantasnya memperolehnya. Ini mungkin suatu sikap yang sukar ditemui pada pribadi muslim jaman sekarang sebagaimana sikap ini menjadi tuntunan ajarannya. Selanjutnya Tarik meninggalkan Andalusia dan pensiun dari karir militer, kemudian kembali menjadi orang biasa. Kekalahan Islam atas Spanyol (Barat) pada masa lalu dampaknya berlangsung hingga kini di abad 21 M dengan fenomena yang menyedihkan berupa penjajahan di bidang sains dan teknologi, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Untuk mengembalikan kejayaan di masa silam bukan suatu hal yang mudah, namun sebagian kata-kata Tarik Ibn Ziyad mungkin dapat menjadi titik pemicu upaya tersebut yaitu “Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !”.
Rujukan :
1. David Nicolle, The Moors, The Islamic West 7th – 15th Centuries AD, Osprey Publishing Limited, Oxford, 2002.
2. Wayne B. Chandler, The Moors : Light of Europe’s dark Age. http://ri.essortment.com/whoweremoorsi_ogk.htm
3. W.E.B. Dubois, The World and Africa.
http://ri.essortment.com/whoweremoorsi_ogk.htm
4. Stanley Lane – Poole, The Story of The Moors in Spain, Black Classic Press, Baltimore, 1990.
5. Ibn Abd-el-Hakem, History of the Conquest of Spain (diterjemahkan oleh John Harris Jones (Gottingen, W. Fr. Kaestner, 1858), pp : 18 – 22. http://www.fordham.edu/halsall/conqspain.html.
6. Edward Gibbon, The Decline and Fall of The Roman Empire, Chapter LI, part V. Spain.
http://www.ccel.org/g/gibbon/decline/volume2/chap515.htm
7. Runoko Rashidi, The Moorish Conquest of Spain, http : //www.cwo.com/~lucumi/moors2.html
8. Thomas J. Abercrombie, When the Moors Ruled Spain., National Geographic 174 (1), July 1988.
9. E. Levi-Provencal dan Emilio Garcia Gomez, Historia de Espana Vol IV. Espana Musulman (711 – 1031) octava edicion, Espasa Calpe S.A, Madrid, 1996.
10. John Henry Clarke & Phillip True, Jr., Moors in Spain di dalam An Overview of Black History, di-compile dan diedit oleh Philip True, Jr.
http://www.africawithin.com/black_history/overview_chapter18.html
11. Hamed A. Ead (ed.), Averroes as a Physician. http://www.frcu.eun.rg/www/universities/html/hamed2.htm.
12. Louis Bertrand and Charles Petrie, The History of Spain, Eyre & Spottiswood, London, 1945, p. 36.
13. Al-Andalus, the lost Pearl. http://www.alief.de/textfiles/andalusia.htm
14. Yvonne Clark, Moors and Arabs, http : //www.cwo.com/~lucumi/moor_arabs.html
* Penulis adalah direktur Andalusia Foundation Indonesia, Yogyakarta dan juga doktor bidang Fisika Material dan Teknologi Sensor. Alamat : Tromol Pos 64, Ngaglik, Sleman. Yogyakarta, E-mail : andalusia4@lycos.com.


NB :
Abdurrahman III punya anak namanya Hakam II.
Hakam II kawin dengan wanita suku Basque (Spanyol) punya anak namanya Hisham II.
Tarik pun tidak begitu percaya pada Julian sehingga Julian mengirimkan kedua anak perempuannya ke Tarik untuk dijadikan semacam jaminan. Tarik menjaga kedua anak tersebut dengan baik di Tlamsen.
4/5 wilayah semenanjung Iberia telah dikuasai muslim [13] yang terdiri dari bangsa Berber, Arab, Persi, dll. Bangsa Berber tidak puas dengan pembagian wilayah yang dilakukan oleh penguasa dari dinasti Umayah di Damsukus, kemudian bangsa Moor diberi wilayah yang akhirnya diberi nama Al-Andalus. [12]
Demi Allah, tidak ada tempat untuk berlari kuatkan keberanian dan tekadmu. Mereka berseru : Kami akan mengikutimu, Tarik.
Kemana kamu akan lari ?Ikuti jendralmu (pimpinanmu), Aku diberi pilihan apakah akan mati atau bertekuk lutut di depan raja Romawi. Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !.
Setelah mendarat Tarik membakar kapal-kapalnya serta berucap kepada pasukannya : Di belakangmu terbentang lautan dan di depanmu berdiri musuh.
Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger