Perkataan
akhlak adalah jamak dari kata khuluk yang menurut bahasa berarti adat
kebiasaan, thabiat, muru’ah, perangai dan agama. Jika ditinjau dari segi
istilah, Al Ghazaly memberikan defenisi ahklak sebagai kondisi jiwa yang mantab
dalam diri manusia sehingga menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan lagi pemikiran dan pertimbangan.
POSISI AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM
Berikut akan kita tinjau posisi akhlak dari keterangan Al
Quran dan Sunnah Rasulallah Saw.
- Tujuan risalah islam adalah kesempurnaan akhlak
Rasulullah SAW
diutus ditengah kebejatan akhlak kaumnya. Bahkan dunia saat itu mengalami
kebobrokan moral yang merata. Maka diutuslah beliau oleh Allah SWT dengan
membawa petunjuk dan dienul haq, mengubah tatanan jahiliyah menuju tatanan
ilahiyah. Rasulullah bersabda:
“Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaqyang baik.”(HR. Bukhari)
- Islam disebut dienul Khuluq
Rasulullah
memberikan ta’rif Ad-dien dan Al Islam sebagai akhlaq yang mulia (khusnul
khuluq). Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian islam terhadap akhlaq.
Bersabda Rasulullah SAW:
“Ad-Dien
adalah akhlaq yang baik.” (HR. Al Marazi)
- Akhlaq mulia tanda kesempurnaan iman
Akhlaq adalah
penampilan terluar dari pribadi muslim yang merupakan buah dari iman yang kuat.
Tiada akhlaq tanpa Iman, sebaliknya tiada iman yang tidak memunculkan akhlaq.
Sehubungan dengan ini Rasulullah menjelaskan:
“Sesungguhnya
yang paling sempurna dari keimananseorang mu’min adalah yang paling baik
akhlaqnya.”(HR. Tirmizi)
- Akhlaq mulia adalah syarat kebahagiaan akhirat
Di hari akhir
nanti, akhlaq mulia mendapatkan penilaian yang amat mulia disisi Allah SWT.
Bahkan dengan akhlaq mulia ini pula kaum muslimin banyak yang masuk syurga,
Rasulullah menjelaskan:
“tidak ada
sesuatu yang lebih berat pada timbangan orang mu’min dihari kiamat daripada
akhlaq yang baik”(HR. Tirmizi)
Rasulullah
ditanya tenteng kriteria orang yang paling banyak masuk syurga, beliau menjawab:”Taqwa
kepada Allah dan Akhlaq yang mulia.”(HR Tirmizi)
- Rasulullah mencintai orang yang berakhlaq mulia
Para pengikut
Rasulullah harus berusaha untuk mengikutiprilaku beliau, sebagai teladan utama
dalam kehidupan. Rasul SAW sendiri mengisyaratkan bahwa hanya dengan akhlaq
yang mulia sajalah mereka dapat
dipertemukan dengan beliau dihari kiamat, dan dengan akhlaq mulia pula mereka
dicintai Rasulullah. Sabda beliau (artinya):
“sesungguhnya
orang yang paling tercinta bagiku dan paling dekat kedudukannya dengan ku
di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaqnya,”(HR. Tirmizi)
hal ini mengisyaratkan
kepada kita bahwa sebagai muslim harus meneladani beliau agar bisa mendapatkan
posisi yang istimewa didekat Rasulullah.
- Allah memuji makhluknya dengan akhlaq mulia
Begitu mulia akhlaq Rasulullah SAW dalam setiap
prilaku kesehariannya, sehingga Allah berkenan memuji beliau dengan firmanNya
“dan
sesungguhnya engkau (muhammad) berakhlaq sangt mulia”(QS. Al Qalam:4)
Dengan demikian kita ketahui,
sebagai pembawa risalah Rasulullah mencontohkan sendiri apa yang diajarkan.
Tindakan dan jarak apa yang beliau seru dengan prilaku yang beliau tampilkan
KARAKTERISTIK AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM
Dalam ajaran
islam, akhlaq memiliki karakter yang khusus. Islam bukanlah agama tahayul yang
mengajarkan penganutnya untuk mengisolir diri dari masyarakat. Islam juga bukan
agama yang mengatur masalah ritual belaka. Namun ialan mengajarkan para
penganutnya untuk bermasyarakat secara islami, sehingga nilai-nilai ditegakkkan
untuk mengaturnya.
- Bersifat umum dan terperinci
Dalam Al Qur’an maupun
Sunah Rasul, ada ajaran akhlaq yang penjelasannya secara umum, ada juga yang
dijelaskan secara terperinci, menunjuk kepada akhlaq tertentu.
Contoh
akhlaq yang bersifat umum terdapat dalam surat An Nahl: 90
Disini
perintah akhlaq secara umum: untuk adil, berbuat kebajikan, melarang perbuatan
keji, munkar dan permusuhan.
Seruan
yang menunjuk akhlaq tertentu bersifat tafshil (terperinci) terdapat dalam
surat 17:34, yaitu seruan untuk memenuhi janji dan mengalokasikan harta anak
yatimsecara benar. Jadi telah menunjuk kepada akhlaq tertentu jenisnya seperti
dalam firman Allah QS. Al Hujurat(49): 11. ayat ini dengan jelas telah menunjuk
kepada akhlaq yang amat terperinci sifatnya. Larangan saling mencela, larangan
saling memberi gelar yang buruk yang memang sering terjadi dalam komunitas masyarakat
yang dapat menimbulkan ketegangan antar pribadi. Oleh karena itu dilarang
dengan tegas dalam surat Al Hujurat(49): 12
Dalam
berhubungan dengan antar manusia ditengah masyarakat, banyak lagi aturan yang
Allah berikan secara terperinci misalnya: larangan berlaku sombong dan
angkuh.(QS. Luqman(31): 18-19)
Juga
perintah berlaku adil disebutlan secara rinci dan jelas pada QS. Al Maidah (5)
:8
- Bersifat menyeluruh
Akhlaq
dalam ajaran islam menyangkut seluruh sisi kehidupan muslim. Akhlaq dalam
hubungannya dengan sesama manusia, aklaq dalam mengelola alam, dalam
berhubungan dengan binatangm akhlaq dalam kegiatan berekonomi, berpolitik,
bahkan dalam kehidupan beragama. Dalam kegiatan dagang Allah melarang perbuatan
curang dan mengancam perbuatan ini.(QS. Al Muthoffifin:1-3)
Allah
juga melarang tindakan memonopoli harta dan usaha penumpukan kekayaan pribadi
yang dijanjikan dengan jahannam, dijelaskan pada QS. At Taubah (9) : 34-35
Demikian
juga dalam keseluruhan kegiatan kehidupan manusia akan senantiyasa berkaitan
dengan akhlaq ini. Inilah karakter yang khas dari akhirat.
- Konsisten dalam cara(wasilah )dan tujuan (ghoyyah)
Dalam
ajaran islam tidak pernah membenarkan penghalalan cara untuk suatu tujuan yang
baik sekalipun. Tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia pula.
Rasulullah
SAW mencontohkan hal ini. Misalnya ketika terjadi perjanjian hudaibiyah antara
kaum muslimin yang diwakili oleh rasulullah dan orang kafir yang diwakili oleh
Suhail bin Amru. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa kedua belah pihak tidak
akan berperang selama sepuluh tahun
Ketika
datang Abu Jandal bin Suhail menemui Nabi SAW, ia merangkak dengan tali
ikatannya dan keluar dari kota mekkah sampai ditengah kaum muslimin untuk
bergabung. Tujuannya sungguh mulia, yakni ingin bergabung dan kembali ke kota
medinah sesuai isi perjanjian, namun salah satu perjanjiannya yaitu jika ada
orang dari mekkah bergabung dengan nabi harus dikembalikan. Oleh karena itu
Rasulullah mengembalikan Abu Jandal kepada kaumnya.
- Berhubungan dengan iman dan taqwa
Akhlaq
mamiliki dasar yang berkaitan erat dengan keimanan dan ketaqwaan. Iman yang
kuat akan melahirkan akhlaq yang mulia. Taqwa adalah realisasi dari iman, oleh
karenanya ciri dari ketaqwaan juga digambarkan dengan akhlaq mulia seperti
dijelaskan dalam QS. Al Baqarah(2): 177
Dalam
ayat ini, ciri orang bertaqwa dikaitkan dengan akhlaq mulia seperti memberikan
hartakepada yang memerlukan, tepat janji, sabar, dll. Taqwa juga dikaitkan
dengan kesukaan infaq, menahan amarah dan suka memaafkan, yang semua merupakan
akhlaq mulia yang dijelaskan pada QS. Ali Imran :133-134
Sedangkan
kaitannya dengan iman Allah SWT melukiskan ciri-ciri orang-orang mu’min dengan
akhlaq mulia yang dijelaskan pada: QS. Al Mu’minun(23): 1-8. disini iman
dikaitkan dengan akhlaq mulia seperti menjauhkan diri dari perbuatan yang
sia-sia, menjaga kehormatan, menunaikan amanat dan janji. Jadi akhlaq tidak
bisa dipisahkan dari hal yang sangat mendasar, yakni iman dan taqwa.
- Akhlaq mulia menjanjikan balasan dari Allah
Karena
dasar keimanan adalah akhlaq mulia, maka semua yang diakukan akan mendapat
balasan dari Allah SWT. Dalam filsafat moral atau pelajaran dan budi pekerti,
tidak ada istilah balasan yang ada hanya dalam ajaran islam saja. Balasan dari
Allah akan tercurah didunia dan di akhirat yang dijelaskan pada: QS. At Tiin
(95): 6.
- Sesuai dengan fitrah yang bersih
Sebenarnya
sesuatu yang baik dan buruk secara fitri manusia telah bisa merasakan. Seorang
yang telah melakukan zina ia merasakan ketidak tenangan dan merasa malu jika perbuatannya
diketahui oleh orang lain. Sebaliknya jika seseorang yang menolong orang lain,
ada rasa senang dalam hatinya. Fitrah manusia itu hanif (cenderung pada
kebaikan).
AKHLAQ DASAR MUSLIM
- Hajat manusia terhadap akhlaq
Manusia
lahir dilengkapi dengan jiwadan raga, akal dan nafsu. Manusia lahir dalam
kondisi fitri(suci), namun begitu interaksi dengan pengaruh luar akan banyak
menentukan warna yang muncul dalam setiap pribadi. Rasulullah bersabda yang
artinya:
“setiap
bayi itu lahir dalam kondisi fitrah, orang tuanyalah yang akan menjadikan ia
Yahudi atau nasrani atau majusi” (Al Hadits)
oleh
karena itu diperlukan nilai-nilai untuk mengatur kehidupannya, jika dalam
bentuk amaliyah disebut sebagai akhlaq. Tanpa akhlaq kehidupan akan rusak,
penuh dengan kebejatan moral, segala macam kemaksiatan akan berkembang bebas
dan meracuni manusia.
- Undang-undang tidak cukup untuk membentuk akhlaq
undang-undang
suatyu hal yang penting untuk menata dan menertibkan hubungan susial. Namun
undang-undang tidak akan pernah cukup untuk membentuk kepribadian seseorang
untuk berakhlaq mulia. Banyak kejadian yang bisa diambil pelajaran bahwa
undang-undang dan hukuman yang keras ternyata dikalahkan oleh kebiasaan dan
pengaruh kebiasaan itu. Kasus pelanggaran minuman keras di Amerika Serikat
beberapa tahun yang lalu sebagai contoh konkrit pada masa ini.
- Aqidah, basis pembentukan akhlaq
Akhlaq
mulia hanya mungkin tumbuh diatas aqidah islam yang mantap. Dengan dasar aqidah
inilah bangunan keislaman seseorang tegak diatasnya, termasuk akhlaq. Untuk
mengatasi minuman keras telah dijelaskan dalam QS. Al Maidah: 90-91.
Dengan
pernyataan itu orang yang ditangannya masih terdapat minuman keras segera
dibuangnya, yang dimulutnya masih ada minuman keras segera dimuntahkannya, dan
yang masih menyimpan persediaan arak dirumahnya segera diambil dan dibuang.
Semua berseru “ ya rabbi kami berhenti” sebagai jawaban bagi asllah yang
terdapat pada QS. 5 : 91. hanya karena aqidah yang mantap mereka dapat berbuat
seperti itu, melakukan kebajikan yang diperintahkan dan meninggalkan perbuatan
buruk yang dilarang.
AKHLAQ ASASIYAH
Bagian akhlaq
dalam ajaran islam amat banyak jenisnya namun kalau diteliti semua akhlaq yang
disebut dalam alqur’an dan As Sunnah merupakan cabang dari akhlaq islam. Akhlaq
dasar merupakan induk dari seluruh akhlaq islam yang tidak boleh diabaikan
salah satunya. Akhlaq dasar tercermin dalamsifat Hizbullah (golongan Allah)
yang terdapat dalam Al Qur’an. Kata Hizbullah ini disebutkan dua kali dalan Al
Qur’an, yang pertama terdapat pada QS. Al Maidah (5) : 54-56. ayat ini
menjelaskan tentang sifat generasi pengganti yang dijanjikan Allah
kedatangannya. Kemenangan (gholibun) disebutkan dibagian akhir ayat, sedangkan
kemurtadan (Riddah) dibagian awal. Orang yang berhak mendapatkan kemenangan
adalah mereka yang berhadapan langsung dengan orang-orang murtad yang disebut
hizbullah
Yangkedua
disebutkan dalam surat Al Mujadalah : 22. dalam surat Al Maidah Allah
memberikan lima karakter yang menjadi akhlaq dasar muslim, yakni mencintai
Allah dan dicintaiNya lemah lembut sesama muslim, keras terhadap orang
kafir,berjihad dijalan Allah dan tidak tekut dicela orang.sedangkan dalam surat
Al Mujadalah hanya disebutkan satu karakter saja, yakni loyalitas terhadap
Allah, mengingat hal ini merupakan puncak dari seluruh karakter hizbullah
1.
Dicintai Allah dan mencintaiNya
Karakter dasar pertama ini mencakup jenis akhlaq
yang paling banyak. Untuk bisa dicintai Allah harus menyesuaikan diri dengan
sifat-sifat yang memang dicintaiNya dan menjauhi yang dibenciNya. Dan Al Qur’an
menjelaskan hal ini dalam :
·
Al Baqarah (2): 190, 276, 222, 195
·
Al A’raf (7) : 31
·
Al Anfal (8) : 548
·
Al Maidah (5) :64, 42
·
Ali imran (3) : 57,74, 146, 159
·
Luqman (31) : 18
·
Ash-Shaf (61) : 4
2.
Lemah lembut terhadap sesama muslim
Sesungguhnya
setiap mu’min itu bersaudara (49 :10) mereka dipersaudarakan Allah sebagai
suatu nikmat dan karunia dariNya, setelah mereka berpegang teguh kepada ajaran
Allah (QS. Ali Imran:103)
Sikap lemah
lembut memang karunia Allah dan kita diperintahkan untuk berlaku lemah lembut.
Sikap kasar bisa menimbulkan permasalahan yang tidak mendukung tercapai
kesatuan hati dan pikiran. (QS. Al Fath(48) : 29
Persaudaraan
kaummuslimin yang hijrah ke madinah dan kaum musliin di madinah terjalin begitu
cepatnya, karena merupakan rahmat dari Allah. Manusia tidak akan bisa
menjinakkan hati, sehingga bisa terjalin ikatan persaudaraan. Allah yang
menjinakkan hati orang-orang yang beriman (QS. Al Anfal (8) : 63 )
3.
Keras terhadap orang kafir
Seorang tidak
akan bisa berlaku kasih sayang terhadap orang kafir dalam masalah aqidah.
Kecintaannya kepada Allah, Rasul dan orang-orang beriman telah membuatnya tidak
mencintai kekafiran (QS. Al Mujadalah (58) : 22). Hal ini karena orang-orang
diluar islam menimbulkan kemudharatan belaka. Allah menjelaskan hal ini dalam
QS. Ali Imran (3) : 118, 120. oleh karena itu dalam masalah prinsip orang Islam
senantiyasa bersikap tegas terhadap setiap bentuk kekafiran.
4.
Berjihad dijalan Allah dan tidak takut celaan
Jalan jihad
merupakan kewajiban setiap muslim sebagai karakter yang harus dimiliki. Allah
menyebutkan jihad ini sebagai tijaaroh (perniagaan) yang bisa menyelamatkan
dari siksa yang pedih (QS, Ash Shaaf (61) :10-11)
Jihad
merupakan bukti keimanan yang sesungguhnya(QS. Al Hujurat(49) :15). Banyak orang
yang berusaha untuk memadamkan semangat jihadkaum muslimin lewat ucapan mereka.
Ternyata celaan memang akan senantiyasa ada, ditujukan bagi orang yang telah
mengikhlashkan diri berjihad di jalannya (QS. Ash Shaaf : 8).
5.
Memberikan loyalitas sepenuhnya kepada Allah,
Rasul Nya dan mu’min
Allah SWT
telah menegaskan bahwasanya wali orang mu’min adalah Allah, Rasul Nya dan
orang-orang beriman, yang mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan mereka ruku’
bersama-sama. (QS. Al Maidah (5) :55)
Seorang mu’min
harus memberikan loyalitasnya secara mutlak kepada Allah semata-mata,
memasukkan diri kedalam golongan Allah dengan mencontohkan keteladanan
RasulullahSAW. Sedangkan dalam praktek, loyalitas tersebut dibentuk
bersama-sama orang mu’minyang lain sebagai suatu kekuatan struktural (QS. At
Taubah (9) : 71)
Kekuatan
struktural ini mutlak diperlukan orang beriman untuk merealisasikan
loyalitasnya kepada Allah. Jika hal ini tidak dilakukan akan timbul kerusakan
yang besar, karena orang-orang kafir melakukan permusuhannya dengan kekuatan
struktural (QS. Al Anfal (8) :73).
Demikianlah
lima karakter dasar pada golongan Allah, yang sekaligus menjadi induk dari
segala jenis akhlaq muslim yang lain. Dengan akhlaq ini akan membuat orang
mu’min spesifik, berbeda dari yang lain, sekaligus mengembalikan kewibawaan dan
kemuluaan umat islamdari kehancuran yang membinasakan dunia pada umumnya.