Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

GHOZWUL FIKRI

Sabtu, 09 Februari 20130 komentar




      Fenomena ghozwul fikri makin hari kian menampakkan hasil yang sulit untuk dicegahperluasannya. Invansipemikiran ini ternyata lebih berbahaya ketimbang serangan militer konvensional. Jika pada peperangan senjata musuh yang dihadapi mudah untuk dideteksi, sedangkan perang pemikiran ini sangat sulit untuk menentukan antara kawan dan lawan. Bukan lagi senjata yang digunakan untuk memerangi umat islam, berbagai sarana dapat menjadi senjata perang pemikiran ini. Mulai majalah, koran, tv, radio, produk-prodik pabrik sampai sekolah, kantor, dan senjata hidup berbentuk manusia-manusia islam yang berhati dan berpola hidup ala barat.
Hari demi hari makin banyak kita saksikan korban berjatuhan tanpa menyadari kekalahan yang tengah dideritanya. Sikap hidup permisivisme yang membolehkan segala hal tanpa mengindahkan yang mana halal dan haram makin tampak dal;am masyarakat kita. Perbuatan-perbuatan yang melecehkan agama makin kerap dilakukan hingga ke batas wajar tanpa dosa. Bertebaran remaja yang menyelewengkan hawa nafsunya makin mewarna pojok-pojok kota dan desa. Semua ini belum lagi ditambah meraja lelanya kemugkaran dalam segala bentuknya. Seluruh dilakukan tanpa rasa takut atau malu bahkan bangga dan gembira dengan semua itu.
Setidaknya ada empat metode yang dirancang untuk menaklukkan wilayah pemikiran umat muslim.
1. Metode pencemaran atau pengaburan (tasywih).  
Cara ini upaya menggambarkan islam dalam bentuk yang kabur dengan nilai islam itu sendiri. Sebagai contoh kasus adalah adanya tabligh akbar yang didampingi dengan pentas musik dengan pendukung da’I kondang baru-baru ini, cara itu seolah-olah mensiratkan sahnya menggunakan musik sebagai sarana da’wah.
Belum lagi tashwih yang dilontarkan melalui media cetak. Artikel-artikel dikoran atau majalah yang sering kali menggambarkan kejamnya hukum hudud(pidana) dalam islam. Penggambaran secara salah dengan disengaja tentang pontong tangan, rajam dan hukum cambuk dengan menonjolkan aspek jasadiyah semata masih kerap ditemui dikoran-koran dan majalah-majalah. Sementara aspek keadilan dan kedmaian yang dihasilkan tidak pernah diungkapkan.
  1. Metode penyesatan (tadhlil)
      . Pola ini berusaha untuk meyesatkan umat islam mulai dari yang halus sampai yang kasar. Tujuan dan sasarannya adalah penyimpangan gerak umat islam. Contohnya upaya mengiring untuk mencintai hal-hal yang mistik dan magic yang tak jarang menyerempet pada hal yang syirik.
  1. Metode pembaratan (taghrib).
Pola ini berupaya mengadopsi seluruh kekayaan barat kedalam diri umat islam. Mulai dari berdatangannya penyanyi dan pemain film dari barat dengan segala kerusakan moral yang dibawanya hingga pada jenis dan model pakaian yang dikenakannya. Lagu-lagu, film-film, potongan rambut, sepatu, tas, hingga gaya hidup dan menu makanan semuanya harus is like the west.
  1. Metode modernisme (‘Ashriyah).
 Ide gaya hidup dahulu adalah kuno dan terbelakang sementara barat identik denga modren. Tinggalkan yang kuno termasuk Rasul dengan para sahabat yang hanya membuat hidup muram dan buram. Slogan itu terus-menerus dilontarkan melalui media. Dan lain sebagainya.
Keempat metode ini berlangsung bersamaan dan saling memberikan resultan sehingga makin menimbulkan dampak yang menyeluruh. Tashwih menyebabkan banyak generasi baru umat ini yang pergi meninggalkan islam. Atau bisa aja berbentuk menerapkan ajaran islam dalam skala yang lokal dan parsial sehingga menimbulkan dampak buruk dan rendahnya wajah islam dan muslim. Sementara itu tadhlil menyimpangkan umat dari arah yang benar menuju perbuatan yang syirik dan penuh dosa. Dan taghrib serta ‘ashriyah makin menenggelamkan gambaran sejarah kebudayaan gemilang yang telah ditinggalkan oleh Rasul dan para sahabat.

URGENSI MEMPELAJARI GHOZWUL FIKRI

Istilah ghozwul fikri adalah  istilah baru yang merupakan produk dari organisasi Ikhwanul Muslimin. Saran untuk mempelajarinya datang setelah selesai perang salib 7 yang dipimpin oleh Louis IX, yang ketika itu ditawan di Mesir tepatnya di Manshurah, ditempat seorang penduduk yang namanya Luqman, yang akhirnya keluarlah memori dengan kata-kata:”Kita sama-sama menjalani pertarungan panjang antara islam dan barat. Tak mungkin kita menghancurkan islam karena memiliki manhaj yangoperasional yang bernama jihad fi sabilillah. Selama ada jihad ini umat islam tidak akan kalah maka harus dibuat penyimpangan arti (ta’wil) dan pendangkalan (tasykik).
Fenomena gozwul fikri merupakan bagian yang tidak terpisah dari rencana barat untuk menghancurkan islam dan merupakan bagian dari ghazawat, simultan dan terus menerus.
“… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran ), seandainya mereka sanggup.”(Q.S. Al Baqarah)
urgensi dari mempelajari ghozwul; fikri yang pertama adalah mengetahui musuh-musuh islam. Pada hakekatnya musuh dibagi dua. Yang pertama syetan yang berbentuk jin dan yang kedua syetan yang berbentuk manusia. Syetan dari jenis mannusia adalah mereka yang kafir, musyrik,munafik, dan sebagainya. Kemudian bagaimana tipu daya syetan ? Maka kita harus kembali kepada Al Qur’an, karena banyak kaum muslimin yang kurang memahami musuh-musuh islam, akibatnya musuh-musuh tersebut dijadikanteman akrab dan dilindungi.
“Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi-nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian dari mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Kalau Rabb-mu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. Al An’am:112)
Ayat ini menjelaskan bahwa syetan adalah musuh para nabi, sudah barang tentu berlaku pula untuk risalahnya. Dan syetan senantiasa membisikkan kata-kata berhias yang sifatnya ghurur dalam bentuk modern, inilah mungkin salah satu bentuk Ghozwul Fikri. “Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah” (Q.S. An nisa’:76), maka perlakukanlah syetan itu sebagai musuh. Dalam surat An Naasdijelaskan bahwa jenis syetanterdiri dari jin dan manusia. Syetan dalam bentuk jin menggoda tetapi tidak bisa memaksa, tetapi syetan dalam bentuk manusia bisa menggoda sekaligus memaksa. Pemaksaan yang dilakukan oleh syetan yang berbentuk manusiabergantung radiusnya. Jika seseorang kepala rumah tangga maka ia bisa memaksa isi rumah tersebut, dan jika ia seorang pemimpinmaka ia bisa memaksa seluruh anggota y6ang dipimpinnya tersebut. Dengan demikian syetan yang berbentuk manusia lebih berbahaya dibanding syetan yang  berbentuk jin.
Sekarang bagaimana dengan tipu daya kafir apakah lemah atau kuat. Disebutkan dalam firman Allah Swt:
“…Sesungguhnya orang-orang kafir adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. An Nisaa’:101)
“ Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang kafir.” (Q.S. Al Anfaal: 18)
Jelaslah bagi kita bahwa tipu daya orang-orang kafir tidak memiliki kekuatan apa-apa, alias lemah.
“ Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Raaa-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (syetan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (Q.S. An Nahl: 99-100)
Jadi jika mu’min yang kuat tidak ada kekuatan syetanuntuk menggodanya. Agar kita terhindar dan selamat dari tipu daya syetan maka bisa dilakukan studitipu daya musuh-musuh Islam. Kalautidak demikianmak muncul fenomena anak dari kalangankeluarga islam disekolahkan disekolah kristen.
Urgensi selanjutnya adalah bahwa mempelajari ghozwul fikri merupakan konsekwensi logis gerakan islam. Kita harus melawan permusuhan mereka seimbang dengan orang yang memusuhi kita. Kita bisa seimbangdengan orang yang memusuhi kita. Konsekuensi logisnya kita harus bisa mempelajari secara detailnya Sayyidina Umar Ra pernah berkata: “ Siapa saja tidak akan mengenal hakikat islam, jika ia tidak mengenal hakikat jahiliyah.” Hakikat disini tentu saja menyangkut inti, hakikat, dan sepak terjangnya.
“ Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan secara zalim mereka membela diri.” (Q.S. Asy Syuara: 39)
Dan yang terakhir mempelajari ghozwul fikri merupakan suatukewajiban yang harus dikaji dalam pergerakan Islam.
“Dan apabila kamumelihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamumendengar perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran) ?” (Q.S. Al Munafiqun: 4)
Dalam kalimat ini ada fahdzarhum (berhati-hatilah). Bagaiman kita bisa hati-hati kalau kita tidak memahami hakikat kata-katanya.
“ Hai orang-orang yang beriman, bersiaplah siagalah kamu, dan majulah ( ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok atau majulah bersama-sama.” (Q.S.AnNisaa’: 71)
Bagaimana kita dapat waspada kalau kita tidak memiliki kesadaran. Mereka yang waspada adalah orang-orang yang memahami urgensi dari 1 sampai 4 tadi. Sebuah riwayat mengatakan bahwa Umar Ra mendapatkan manuskrip dari orang Yahudi kemudian dibawa ke Rasulullah Saw. Rasulullah Saw menjawab: “bagaiman mereka dapat menunjuki kalian padahal mereka dalm kesesatan.”

Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger