Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

MIE JAGUNG INSTAN Karya Mahasiswa IPB

Kamis, 28 Maret 20130 komentar




MIE JAGUNG INSTAN Karya Mahasiswa IPB

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor berhasil membuat mie jagung instan. Teknologi pengolahan mie jagung yang dikembangkan oleh mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan peneliti di Southeast Asian Food Science and Technology (Seafast) Center, ini mampu mensubstitusi terigu 70 persen. Stefanus, mahasiswa jurusan teknologi pangan angkatan 43, ketua produksi mie jagung di bawah program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) ini, mengatakan latar belakang pembuatan mie jagung adalah stok jagung tersedia dalam jumlah yang cukup untuk diolah secara industri di Indonesia. Selain itu, sebagai salah satu usaha mengurangi ketergantungan beberapa produk pangan terhadap terigu, sehingga nantinya bisa mengurangi impor gandum. Saat ini mereka telah memproduksi mie jagung instan dengan mensubtitusi terigu sebanyak 70%. Mie berbahan baku utama tepung jagung atau campuran tepung terigu ini, bisa diproses menjadi mie jagung basah atau kering. Mie jagung basah dapat diproduksi dalam skala industri rumah tangga atau industri kecil dengan menggunakan peralatan proses yang digunakan untuk mie terigu, seperti miexer (alat pencampur adonan) dan sheeter (alat pembentuk adonan). Namun karena kandungan airnya yang cukup tinggi, sekitar 35%, mie jagung hanya tahan disimpan 1-2 hari dalam suhu refrigator. Untuk memperpanjang masa simpan mie jagung maka mie basah dikeringkan dan dijadikan mie instan. Ini akan menambah masa simpan menjadi 3-4 bulan. Mie jagung instan ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mie instan terigu. Mie jagung tidak memerlukan pewarna tambahan karena mengandung betakaroten yang berfungsi sebagai pewarna alami, sehingga tidak memerlukan zat pewarna sintetis. Selain itu betakaroten juga berfungsi sebagai sumber vitamin A. Proses pembuatan mie instan jagung tak jauh berbeda dengan mie instan dari tepung terigu, seperti pencampuran bahan, pembentukan, penggorengan, dan pendinginan sebelum dikemas menjadi mie instan. Namun, proses produksi mie jagung sedikit lebih panjang daripada mie berbahan baku terigu karena memerlukan beberapa tahap tambahan. Hal ini dikarenakan protein zein dan glutelin dari tepung jagung tidak dapat membentuk gluten yang berfungsi dalam pembentukan kekenyalan dan elastisitas mie. Bahan-bahan utama dalam pembuatan mie jagung instan adalah tepung jagung, tepung terigu (untuk proses mie substitusi), garam, soda abu, pengental dan air bersih. Proses pembuatan mie jagung instan dimulai dari pembuatan tepung jagung. Selama ini mereka menggunakan jagung varietas hibrida yang telah dipipil untuk dijadikan tepung. Proses pengolahan tepung menggunakan alat penggiling kasar (hammer miell), kemudian dihaluskan dengan penggiling halus (disc mill) dan memisahkan bagian yang tidak diinginkan melalui ayakan. (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)




03:51 Catatan seorang Dimas No comments



mie instan, mungkin semua orang indonesia sudah tahu dengan salah satu jenis makanan cepat saji ini, dan saya rasa anda semua tahu bahwa mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. saat ini di indonesia telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari yang sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru beberapa tahun lalu baru meluncurkan produk Mie sedap nya tapi sekarang sudah bisa mengambil hati para penggemar mie instan.

tapi tahukah anda ternyata mie instan berbahaya bagi tubuh jika kita terlalu banyak mengkonsumsinya? berikut ini sedikit ulasan mengenai bahaya mie instan jika berlebihan memakannya.

Dalam proses pembuatan, mie instan yang mempunyai bentuk sangat panjang dilipat, digoreng, dan dikeringkan dengan oven panas. nah dalam proses penggorengan ini mie akan mengandung lemak. mie instan memang bahan bakunya adalah tepung, tapi dalam proses pembuatannya juga ditambahkan dengan minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).

Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.

Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakan additive. Belum lagi stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker.

untuk ibu hamil, resiko kesehatan akibat dari additive mungkin tidak langsung kelihatan, tapi menurut Arlene Eisenberg, dalam buku What to Eat When You’re Expecting, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.

kandungan utama yang lain dari mie adalah karbohidrat kemudian ada protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mie nya sendiri maupun minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi kalori, tapi kurang zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral dan serat.

jika anda ingin mie anda bergizi lengkap, perlu ditambahkan sayuran seperti kol, sawi, tomat, brokoli, wortel, atau kecambah, tambahkan juga baso, udang , telor, sosis atau kornet, (wah repot juga nih nyiapinnya). Bahan-bahan tambahan tadi tinggal dimasukkan saat anda merebus mie, yang perlu diingat, sebaiknya hindari konsumsi mie instant setiap hari.

jika anda baca dalam kemasan mie instan umumnya terdapat bahan yang bertuliskan MSG atau yang juga dikenal dengan Monosodium Glutamate (MSG), MSG juga biasa disebut vetsin atau michin. dibalik kenikmatan vetsin atau MSG ini, disinyalir berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, terutama kesehatan anak-anak.

apakah MSG atau MOnosodium Glukamate itu ? MSG adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamat (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein). MSG umumnya dijual sebagai kristal halus berwarna putih, dan penampakannya mirip gula pasir atau garam dapur.
Glutamate adalah asam amino (amino acid) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya, keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram Glutamate per hari yang didapat dari sumber protein alami.

Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate.

MSG dibagi menjadi dua jenis, yakni alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan yang buatan, dan justru banyak beredar, sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.

Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. bukan hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. (wah menakutkan juga ya)

Sebelum tahun 60-an MSG digunakan golongan masyarakat baik ibu rumah tangga maupun restoran di Cina, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Takarannya pun sangat kecil sekali, yakni 1-2 korek kuping (setara dengan 30-60 Mg) untuk setiap porsi masakan ala Cina, mie atau bakso. pangsit. Makanan tradisionel dan lokal asli indonesia tidak menggunakan sama sekali, karena sudah terasa lezat dan gurih oleh ramuan bumbu rempah.

jika anda ingin tahu, sebenarnya untuk jenis masakan indonesia tidak membutuhkan MSG karena sudah banyak banyak yang membuat lezat makanan indonesia, jika anda menambah MSG tentunya itu akan berlebihan. utamanya MSG berfungsi mengintensifkan rasa gurih dari produk daging dagingan.

jadi sangat disarankan menghindari penggunaan MSG yang berlebihan pada masakan ataupun makanan anda, atau anda dapat menggantinya dengan gula atau garam.

Jika pun diperlukan pengganti MSG biasanya adalah yeast extract (ekstrak khamir), atau moromi (hasil fermentasi kedele) atau bubuk kecap. Untuk itu, demi kesehatan tubuh kita terutama anak-anak, hindari penggunaan MSG yang berlebihan dalam masakan dan makanan dan sebaiknya mengganti penyedap masakan anda dengan garam dan gula atau tidak memakainya sama sekali.
Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate.12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.

dampak berbahaya lain dari MSG yang tersebut di atas adalah dapat menyebabkan dari penyakit Fibromyalgia. penyakit Fibromyalgia adalah kumpulan rasa nyeri pada hampir seluruh tubuh. Tempat nyeri yang dirasakan banyak sekali dan bisa sampai 18 titik nyeri.

beberapa waktu yang lalu terdapat isu bahwa dalam mie instan terdapat lapisan lilin yang membuat mie tidak lengket saat dimasak, tapi isu lilin ini sudah dibantah oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) beberapa tahun lalu. Hingga kini pun isu tersebut masih dibantah. Tentu saja, sebuah produk mi instan ternama turut membantah isu tersebut.

berikut ini ada sedikit tips, memasak mie instan agar lebih aman.
masak air sampai mendidih, dengan takaran air dua kali lebih banyak dibandingkan anda masakan mie instan dengan cara biasa. jika air benar benar mendidih, pisahkan air menjadi dua bagian misalnya anda tuang ke dalam dua panci yang berbeda. Masukkan mie ke panci pertama (atau panci pencuci lilin mie), dan didihkan kembali. Tunggu hingga air menjadi agak menguning (ini tanda bahwa lapisan lilin yang terdapat di permukaan mie instan mulai luntur). Setelah itu, angkat dan tiriskan.

Jika kamu menginginkan mie instan kuah, masukkan mie yang telah ‘dicuci’ ke dalam panci kedua, didihkan sebentar.

referensi : winardi-andalas-putro.blogspot.com, puskesmassimpangempat.wordpress.com, s11.zetaboards.com
gambar : indoshopdc.com, scylics.multiply.com




Efisiensi dalam Produksi Mi Instan

Oleh Sunoko

Pada setiap proses untuk menghasilkan ouput tertentu, diperlukan input (sumber daya), yang dapat berupa tenaga kerja, bahan baku, peralatan atau mesin, energi dan waktu. Penggunaan sumber daya yang tersedia harus dikendalikan sedemikian rupa dengan ukuran efisiensi ataupun produktivitas.

Pengendalian penggunaan sumberdaya dalam proses produksi mi instan khusus untuk bahan baku, bagaimana mengendalikan tingkat pemborosan (efisiensi) pada proses produksi mi instan yang diakibatkan oleh ”rejected product”. Standar efisiensi penggunaan bahan baku dalam suatu industri umumnya adalah minimal 99%, begitu pula untuk mi instan.
Produk reject selama proses pembuatan mi instan dapat berupa terigu, adonan mi, mi basah, mi kering hancur (HH) ataupun mi kering patah (HP) yang bentuk maupun beratnya tidak sesuai standar. Berikut adalah uraian mengenai upaya meminimalkan hal tersebut dimulai dari persiapan bahan baku sampai dengan produk jadi sesuai dengan alur proses produksi mi instan.

Persiapan bahan baku. Bahan baku utama pembuatan mi instan adalah tepung terigu. Kemasan tepung terigu umumnya menggunakan sak plastik dan penyimpanannya ditumpuk di atas palet kayu. Kondisi palet menjadi penting, baik kebersihan maupun kondisi kayu (kayu harus halus). Palet yang tidak baik, memungkinkan terbawanya serpihan kayu palet dalam tepung terigu yang berakibat merusak produk maupun mesin.

Pada saat penuangan terigu, harus dipastikan tidak ada benda asing yang menempel di sak terigu. Sangat disarankan adanya proses pengayakan (screening) pada proses ini, sehingga mencegah benda asing terikut. Benda asing yang umumnya terikut dalam terigu adalah serpihan kayu dan benang jahit sak.

Pastikan pada saat penuangan tepung terigu benar-benar telah tertuang semua, dengan cara menggoyang-goyang sak plastik. Pendataan yang pernah dilakukan terhadap sisa terigu yang menempel di sak (tidak teruang), yang penuangannya dilakukan dengan cara biasa, diperoleh sisa tepung sebesar 100 gram per sak ( 0.4%).

Proses pencampuran (mixing)

adalah proses pencampuran tepung terigu dan air alkali (campuran air dan garam-garam alkali) yang bertujuan untuk mengembangkan partikel terigu sampai titik optimum untuk mempermudah pembentukan jaringan gluten (net gluten) pada proses selanjutnya (pressing). Proses ini adalah titik kritis pertama dalam pembuatan mi instan. Waktu, temperatur dan jumlah air alkali yang ditambahkan harus benar-benar diperhatikan. Di samping penambahan air alkali, perlu dilakukan penambahan air putih yang jumlahnya disesuaikan dengan kondisi adonan.

Temperatur mixer yang tinggi dan umur terigu yang terlalu muda menyebabkan rendahnya daya serap air, sehingga partikel terigu belum mengembang optimal, dan kondisi adonan menjadi lembek. Pengaturan temperatur mixer dapat dilakukan dengan dua hal, yang pertama menurunkan temperatur ruangan dan yang kedua adalah memasang chiller pada tanki air alkali. Temperatur mixer yang diharapkan adalah tidak melebihi 30oC. Sedangkan aging terigu dapat dilakukan dengan menyimpan terigu minimal satu minggu di gudang penyimpanan sebelum digunakan.

Kontrol terhadap kualitas adonan dapat dilakukan dengan dua hal, yang pertama dengan mengukur kadar air adonan dan yang kedua dilakukan manual dengan cara menggenggam adonan. Adonan yang baik pada saat digenggam terdapat garis telapak tangan dan dapat dipecahkan kembali dengan mudah (gembur) seperti bentuk semula, atau dengan memperhatikan ukuran butir-butir adonan. Butiran adonan yang baik memiliki ukuran antara 0.5 sampai dengan 1.0 cm. Cara ini sangat efektif karena operator dapat langsung melakukan perbaikan pada saat proses mixing sedang berjalan. Sedangkan pengukuran kadar air memang lebih akurat, namun membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk mengetahui hasilnya. Kadar air adonan yang baik adalah minimal 32%.

Adonan yang terlalu pera (kadar air dibawah 32%) mengakibatkan pembentukan jaringan gluten pada proses pengepresan tidak sempurna, sehingga mi akan mudah patah (rapuh). Sebaliknya, jika terlalu lembek akan menyulitkan proses pengepresan (lembar adonan mudah putus) dan kerapatan gelombang mi menjadi tidak stabil (bentuk tidak standar) Keterampilan operator menjadi sangat penting dalam proses ini, karena banyak melibatkan perasaan (feeling) pada saat penambahan air putih. Begitu juga dengan pengaturan waktu mixing, namun pada umumnya 15 menit sudah mencukupi.
Kehilangan bahan dalam proses ini hampir tidak terjadi, namun jika kualitas adonan tidak sesuai, maka akan banyak terjadi reject product pada proses selanjutnya.

Proses pengepresan (pressing). Bertujuan untuk membentuk jaringan gluten dengan menggunakan continous roller press secara bertahap dengan lebar lembar adonan 500 mm (tergantung jenis mesin). Ketebalan awal lembar adonan dapat diatur, umumnya dimulai dari ukuran 100 mm sampai dengan ketebalan akhir yang diinginkan (0.9 – 1.1 mm) melalui 6 unit roller press.

Kondisi permukaan roller press harus mulus untuk mencegah timbulnya serbuk adonan yang jatuh dari lembar adonan yang tertinggal di roller press. Upaya yang dilakukan untuk menjaga roller press tetap mulus adalah dengan mengolesi permukaannya menggunakan minyak goreng pada setiap kali mesin berhenti.

Pengaturan ketebalan antar continous juga mempengaruhi timbulnya serbuk adonan, ketebalan antar roller press harus seimbang yang dapat dilihat dari kelendutan lembar adonan antar roller press.

Lembar adonan antar roller press yang terlalu tegang menyebabkan lebar lembar adonan menyempit (kurang dari 500 mm), akibatnya mengurangi jumlah untaian mi pada jalur mi sisi paling luar. Hal tersebut meningkatkan potensi produk under weight dan mi hancur, karena bentuk mi tidak kokoh. Sebaliknya jika terlalu kendor, beban roller press tinggi dan akan timbul serbuk adonan meskipun kondisi roller press mulus.

Proses pengirisan (slitting).

Adalah pengirisan lembaran adonan menjadi untaian-untaian mi dengan menggunakan slitter yang terletak didepan roller press. Titik kritis kedua dalam pengendalian reject produk mi instan adalah di proses ini. Pada proses ini juga dilakukan pengaturan berat mi dengan mengatur jumlah dan tinggi gelombang mi dalam satu satuan panjang. Semakin tinggi ukuran gelombang dan semakin banyak jumlah gelombang, berat mi semakin tinggi.

Lembar adonan yang memiliki lebar 500 mm diiris sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan dibagi menjadi lima jalur untaian mi. Slitter terdiri dari roll slitter, sisir slitter, dan mangkok pemisah jalur mi. Roll slitter berfungsi untuk membelah lembar adonan dan sisir slitter untuk mengangkat untaian yang telah terpotong agar tidak tertinggal di roller slitter. Sedangkan mangkok berfungsi untuk membagi jalur untaian dan membentuk gelombang mi. Karena fungsinya mengiris (membelah) lembar adonan, maka ketajaman roll slitter menjadi kritis. Sedangkan sisir slitter harus memiliki ketinggian tertentu (tidak terlalu pendek) dan ukuran yang sama dengan celah pisau roll slitter.

Jika kondisi di atas tidak dapat dipenuhi, maka yang terjadi adalah timbulnya serbuk adonan mi seperti halnya pada proses pressing dan jalur mi menjadi tidak rapi (ada untaian mi yang lepas atau berkumis). Untaian yang terlepas tersebut akan jatuh atau patah pada proses selanjutnya dan menjadi mi hancur (HH).

Seperti halnya roller press, untuk menjaga agar kondisi slitter tetap prima adalah dengan menyiramkan minyak goreng setiap kali mesin berhenti dan dibersihkan setiap hari setelah proses produksi selesai.

Pengukusan (steaming).

Sebagaimana memasak nasi, proses pembuatan mi juga membutuhkan pengukusan. Pada proses pengukusan ini terjadi perubahan kimia dari tepung menjadi gel (proses gelatinisasi). Semakin tinggi derajat gelatinisasi, mi akan semakin baik dan semakin instan. Untuk mi normal (yang matang dalam tiga menit), derajat gelatinisasi yang dibutuhkan minimal 80% dan untuk mi seduh (cup noodle) dibutuhkan derajat gelatinisasi minimal 90%. Semakin tinggi derajat geletinisasinya, selain menjadi lebih instan, mi juga akan menjadi semakin kokoh (tidak mudah patah).

Cara paling sederhana untuk mengetahui derajat gelatinisasi adalah dengan menarik beberapa untaian mi yang baru keluar dari proses steaming. Untaian mi yang matang akan sangat elastis dan warnanya bening mengkilat (transparan), serta jika untaian diputus, sedikit sekali terlihat adanya bintik-bintik putih. Cara ini yang sangat memungkinkan untuk dilakukan dalam kontrol proses mengingat analisa laboratorium membutuhkan waktu cukup lama.

Proses pemotongan (cutting).

Sampai dengan proses steaming, bentuk mi masih berupa jalur-jalur yang panjang. Pada proses ini, jalur mi tersebut dipotong dan dilipat sesuai dengan berat dan ukuran yang dikehendaki.

Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah ketajaman pisau dan timing yang tepat dari plat pelipat yang terletak persis di bawah pisau. Lipatan mi harus tepat di tengah sehingga mempermudah masuknya mi yang sudah dipotong ke dalam retainer (cetakan) penggorengan. Lipatan yang tidak presisi akan mengakibatkan bagian mi yang terluar mudah patah pada saat berbenturan dengan mi dalam perjalanan di konveyor menuju proses packing, sehingga menimbulkan produk reject baik HH maupun HP.

Proses penggorengan (frying)

Penggorengan dalam proses pembuatan mi instan adalah proses penurunan kadar air dari sekitar 32% (kadar air adonan) menjadi 3% sampai 4%. Pada proses ini terjadi pertukaran antara minyak goreng dengan air. Air yang ada di dalam mi menguap dan meninggalkan pori-pori yang selanjutnya diisi dengan minyak goreng.

Dengan kadar air antara 3% - 4%, umur simpan mi dapat mencapai satu tahun dengan penyerapan minyak goreng berkisar antara 16% sampai 19% tergantung dari berat mi yang digoreng dan kadar air adonan serta setting mesin penggorengan. Kadar air mi di bawah 3% sangat tidak disarankan, karena akan menjadi rapuh, dan yang lebih penting lagi adalah hilangnya air akan digantikan oleh minyak goreng ataupun terigu yang harganya jauh lebih mahal dibanding air.

Untuk itu pengecekan kadar air menjadi sangat penting pada proses ini. Cara paling mudah untuk melakukan pengecekan kadar air secara manual adalah dengan membelah lipatan mi yang baru keluar dari penggorengan. Jika pada saat dibelah semua untaian mi patah atau putus, bisa dipastikan kadar air mi di bawah 3% dan sebaliknya jika masih ada lebih dari 30% untaian mi yang tidak putus maka kadar air mi tersebut diatas 4%. Tentu analisa dengan menggunakan oven tetap diperlukan untuk memastikan angka yang tepat.

Jika adonan terlalu pera pada saat mixing, mi setelah keluar dari proses penggorengan menjadi rapuh meskipun kadar air mi sudah sesuai dengan standar. Begitu juga apabila kadar air mi setelah digoreng rendah (<3 akan="" alat="" bagian="" banyak="" bentuk="" br="" di="" dipasang="" getar.="" hancur="" hh="" ini="" jika="" maupun="" menggunakan="" mesin="" mi="" pada="" penggorengan="" peniris="" rapi="" rapuh="" rontok="" sistem="" terlepas="" tidak="" timbul="" ujung="" umumnya="" untaian="" yang="">
Proses pendinginan (cooling).

Mengingat proses pembuatan mi instan menggunakan mesin continous proses, maka proses pendinginan menjadi mutlak sebelum produk dikemas. Proses pendinginan dilakukan dengan menghembuskan udara sekitar ke dalam produk di dalam cooling box.

Kehilangan bahan pada proses terjadi apabila bentuk mi tidak rapi (ada untaian yang terlepas atau berkumis), karena pada saat perpindahan mi dari retainer frying ke konveyor cooling terjadi benturan-bentruran kecil. Patahan-patahan kecil mi akan jatuh dan mengurangi berat produk yang sudah di setting sebelumnya.

Proses pengemasan (packing).

Adalah proses yang paling kritis dalam pengendalian produk reject. Banyak terjadi benturan-benturan antar mi maupun dengan konveyor pembagi sebelum memasuki mesin pengemas. Kekokohan dan kekompakan bentuk mi menjadi faktor penting untuk meminimalkan produk yang reject baik hancur halus (HH) maupun hancur patah (HP). Bentuk mi yang baik dan kokoh seharusnya dapat berdiri empat sisi. HH dan HP ini tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalkan dengan memperhatikan proses dari awal (mixing) dan penanganan di proses packing itu sendiri.

Penanganan diproses packing harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pengaturan antrian mi pada konveyor pembagi harus tepat untuk meminimalkan benturan antar mi.
Pembatas konveyor sebaiknya terbuat dari bahan lunak food grade, sehingga benturan dengan mi tidak menyebabkan patah.
Kecepatan mesin packing harus seimbang dengan kecepatan mesin proses untuk menghindari penumpukan mi di ruang packing.
Mesin packing dalam kondisi baik, sehingga tidak sering berhenti.
Mesin packing berhenti hanya pada saat pergantian roll packaging.
Jika tidak dapat dihindari dan mesin packing terpaksa berhenti, letakkan mi dalam container plastik dengan penanganan yang hati-hati.
Setting mesin packing dengan sebaik-baiknya sebelum proses produksi berjalan, misalnya temperatur sealer, panjang potongan, sinkronisasi dengan infeed conveyor dan mesin kode produksi dan yang lainnya.

Selain penanganan proses di atas, masih ada beberapa hal yang mesti diperhatikan menyangkut pengelolaan produksi dan pemeliharaan mesin. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan di samping control proses di atas:

Pengaturan Jadwal Produksi Pengaturan jadwal produksi menjadi penting diperhatikan mengingat produk mi instan terdiri dari beberapa flavor dan masing-masing flavor mempunyai spesifikasi yang berbeda, baik berat maupun jenis packagingnya. Untuk itu diperlukan setting parameter proses yang berbeda, sehingga pemutusan proses tidak dapat dihindari pada saat pergantian flavor. Jika terjadi pemutusan proses, produk reject pasti terjadi pada jalur paling belakang yang diputus dan jalur paling depan untuk proses yang baru.

Pengaturan produksi harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga pergantian flavor hanya terjadi satu kali dalam satu hari jika proses produksi berlangsung satu shift. Waktu pergantian yang tepat adalah setelah jam istirahat, karena pada jam tersebut mesin berhenti dan setting mesin bisa dilakukan.

Pemeliharaan mesin (maintenance)

Pemeliharaan mesin harus dilakukan secara berkala dan terencana untuk menghindarkan mesin tiba-tiba berhenti karena mengalami kerusakan pada saat proses sedang berjalan. Jika hal ini terjadi, maka produk dalam proses yang jumlahnya mencapai 500 kg akan rusak, belum lagi waktu yang hilang (downtime).

http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=55722



Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan

Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan Okeeeh, kali ini kami akan membahas tentang Kesehatan. Sebelumnya kami sudah mengepost tentang Rayuan Kata Cinta Bahasa Inggris sebagai Rayuan agar anda selalu disayang oleh si dia. Dengan menghindari terus2an makan Mie Instan anda juga dapat juga makin disayang oleh si dia, karena anda telah menghindari dari bahaya msg yang berada di Bumbu Mie Instan.




Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan

Kenapa admin share gambar seperti itu? Karena admin dulu juga pernah Operasi karena terlalu banyak makan mie instan (diatas bukan poto admin loh). Saat itu admin masih berumur 2 tahun dan sudah menjalan Operasi. Semoga tidak terulang kembali. Memang bahaya makan mie instan. Oleh karena itu bagi para pembaca Bahaya Instan Bagi Kesehatan jangan terlalu sering makan mie instan. Apalagi Mahasiswa yang sangat sibuk dengan tugasnya atau lagi berhemat agar uang bulanan biar sampai diakhir bulan.

Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai yang terkandung dalam mie instan adalah :

1). Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.

2). Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.

3). Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.

4). Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.

5). Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.
Dalam hal ini yang harus anda perhatikan dan dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan prosedur penyajian pada bungkus Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie dulu baru ditaburi bumbu atau bumbunya di taruh di mangkok”

nah itulah bahan yang perlu kita waspadai di dalam Mie Instan. Ok sekian post Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan.


Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger