Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

Rumahku Surgaku

Senin, 28 Januari 20130 komentar



Rumahku Surgaku

Rumahku surgaku adalah ungkapan yang menggambarkan sebuah rumah yang selalu diidam-idamkan setiap orang. Rumah yang menjadi surga tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal para anggota keluarga yang menghuninya tetapi juga harus berfungsi sebagai tempat yang dapat meneduhkan dan mengayomi penghuninya. Setiap anggota keluarga dapat merasakan ketentraman dan kedamaian bila berada di dalamnya.
Rumah yang menjadi surga bukanlah rumah besar yang dilengkapi dengan berbagai perabot rumah tangga yang mewah dan luks. Banyak rumah yang besar dan indah tetapi menjadi neraka bagi penghuninya karena ketiadaan kehangatan antaranggota keluarganya. Rumah idaman yang dapat menjadi surga bagi penghuninya adalah rumah yang tidak dimasuki syetan. Syetan sebagai musuh yang nyata bagi manusia senantiasa menggoda manusia untuk melakukan perbuatan maksiat. Dengan berbagai cara syetan akan berusaha memisahkan seorang suami dengan istrinya dan mengobarkan kemarahan antaranggota keluarga sehingga ketentraman, kedamaian, dan kasih sayang hilang dari rumah mereka.
Setiap muslim pasti mendambakan rumah yang dihuninya menjadi surga bagi dirinya dan rumah tangganya. Oleh karena itu ada beberapa kriteria rumah idaman yang tidak dimasuki syetan yang perlu diketahui oleh setiap muslim.

Rumah yang Tidak dimasuki Syetan karena Aqidah dan Ibadah.
Rumah yang ideal adalah rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga yang ideal dan bahagia. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang islami yang berfondasikan ketakwaan kepada Allah swt dan berlandaskan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Keluarga yang seperti ini adalah keluarga yang senantiasa mengingat Allah dan menegakkan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah. Secara terperinci penghuni rumah dengan kriteria di atas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Orang yang mensucikan diri dan ingat kepada Allah.
Islam adalah agama yang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah kesucian baik kesucian tubuh, pakaian, tempat, maupun hati. Setiap muslim dituntut untuk mensucikan diri mereka baik pakaian maupun tubuh mereka dari segala najis dan kotoran. Orang yang selalu mengingat Allah berarti ibadahnya akan selalu terjaga dari kelalaian dan orang yang senantiasa beribadah berarti ia juga senantiasa menjaga kebersihan dirinya.Karena kebersihan menjadi syarat untuk melaksanakan ibadah maka menjaga kebersihan merupakan bagian dari ibadah dalam Islam. Setiap muslim yang tak pernah lalai dari mengingat Allah senantiasa terjaga kebersihan hatinya dari rasa dengki, iri, sombong, dan penyakit hati lainnya. Kebersihan hati ini kelak akan menjaga lidah dan anggota tubuhnya dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat dan menyakitkan. Dengan kebersihan lahir batin seperti ini, tentu syetan tidak melihat adanya pintu masuk ke dalam rumah mereka sebab Allah mencintai mereka seperti mereka mencintai Allah. Hal ini sesuai dengan makna firman Allah:…”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. Al-Baqarah: 222)
2.      Orang-orang yang sujud dan ruku.
Seorang muslim yang senantiasa sujud dan ruku adalah muslim yang senantiasa mendirikan sholat tidak hanya yang wajib tetapi juga yang sunnah. Rumah yang dihuni orang seperti ini adalah rumah yang semarak dengan kalimat Allah dan para malaikat pun bergumam di dalamnya sehingga syetan menghindar dari rumah ini.
Sungguh jauh perbedaan antara penghuni rumah yang tidur mendengkur sepanjang malam ditemani syetan yang terus berjaga dan orang-orang yang menjadikan rumahnya bagaikan bilik lebah yang selalu mendengungkan tasbih dan istighfar di sepanjang malam-malamnya.
Allah berfirman tentang mereka: “Mereka itulah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji Allah, yang melawat, yang ruku dan sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf, mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang mukmin itu.” (QS. At-Taubah: 112)
3.         Orang yang benar dan menepati janji.
Iman kepada Allah adalah pembenaran dengan hati dan amal anggota tubuh. Orang muslim yang membenarkan Rabb-Nya adalah orang yang dapat menepati janji yang dikukuhkan antara Allah dan manusia ketika Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh manusia dalam rahim ibunya. Iman yang benar akan mendorong seseorang membangun rumah tangga yang benar. inilah yang menggelisahkan syetan karena tidak memiliki pintu masuk dan tempat dalam rumah itu. Orang yang dapat menepati janji kepada Allah tentu dapat menepati janji kepada manusia. Sifat ini harus bisa menyetir rumah kita agar tidak dapat disusupi syetan karena rumah kita dipagari barakah dan diluap ruh iman yang hakiki.
4. Orang yang memakan makanan yang halal.
Menjaga diri kita dari makanan yang haram merupakan salah satu dari menjaga kesucian. Makanan yang haram ialah makanan yang berasal dari harta anak yatim, riba, pengambilan secara zhalim dan permusuhan. Bila orang muslim mencari makanan yang halal dengan cara yang halal berarti ia telah melindungi dirinya dari serangan iblis dan tipu dayanya yang terlaknat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda:
“Jauhilah tujuh kedurhakaan yaitu menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali secara haq, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat perang berkecamuk, dan menuduh wanita-wanita mukminat yang sudah bersuami yang lalai.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan An-Nasai).
5. Orang yang memelihara Silaturrahim.
Rumah yang memiliki hubungan berdasarkan kecintaan, kasih sayang, kelembutan, dan tenggang rasa adalah rumah orang yang menjaga silaturrahum. Semua ini merupakan senjata untuk menaklukkan syetan dan mendatangkan keridhaan Allah. Menyambung hubungan silaturrahim dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, dengan memberi harta, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, mengucapkan bela sungkawa, membantu orang yang sedang kesusahan, dan menghibur orang yang sedang bersedih hati.
6. Orang yang berbakti kepada orang tua.
Rumah orang yang berbakti kepada orang tua adalah rumah orang mukmin yang mengesakan Allah, menjaga akidahnya, dan mengikuti sunnah Nabi-Nya. Rumah ini didirikan atas dasar ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Rumah seperti ini tentu tidak menyediakan tempat bagi syetan untuk bersemayam di dalamnya.
7. Istri yang sholihah.
Seorang istri adalah ratu rumah tangga yang mendampingi suami untuk bersama-sama membangun sebuah rumah tangga. Oleh karena itu peran seorang istri sangatlah besar dalam membina sebuah rumah tangga menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Sebagai seorang ibu, ia akan mendidik anak-anaknya untuk beribadah kepada Allah. Maka dapat dikatakan bahwa seorang istri yang sholihah mempunyai andil untuk membuat rumah tidak memiliki celah untuk dimasuki syetan.
8. Orang yang melaksanakan hak dan kewajiban.
Sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat, seorang muslim yang baik akan melaksanakan segala kewajiban dan haknya. Sikap ini berdasarkan keimanan yang kuat terhadap hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dan seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa rumah orang yang kuat imannya tidak mempunyai pintu bagi masuknya syetan.
Rumah yang Tidak Dimasuki Syetan karena Akhlak dan Sikap
Akhlak dan sikap merupakan perwujudan dari iman seseorang. Orang yang memiliki akhlak yang baik berarti orang itu memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Sudah barang tentu rumah-rumah mereka juga dihiasi dengan ketakwaan kepada Allah dan rumah yang demikian itu akan dijauhi syetan sehingga penghuninya jauh dari godaan syetan. Penghuni rumah yang mempunyai kriteria di atas mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Orang yang menjaga rahasia.
Diantara akhlak Islam adalah larangan membocorkan rahasia dan mengungkit aib orang lain. Rahasia sama dengan janji yang harus selalu dijaga. Rumah tangga pun diibaratkan dengan rahasia maka menjaga rahasia merupakan salah satu tanda orang yang dapat dipercaya dan membocorkan rahasia merupakan tabiat orang yang hina. Keluarga yang menjaga akhlak Nabi saw. adalah keluarga yang tidak memberi tempat bagi syetan untuk bercengkerama di dalamnya.
2. Orang yang tidak menghimpunkan hal-hal yang haram dan menolak yang mungkar.
Di antara manusia ada yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya. Mereka memandang dunia sebagai tempat bersenda gurau dan bermain-main. Mereka meniti jalan syetan dan mengikuti langkah-langkahnya karena syetan mengumbar janji dan selalu memberi harapan. Keluarga yang diperdaya syetan akan menghimpunkan hal-hal yang haram sehingga rumah mereka menjadi tempat perjudian, hiburan malam, atau tempat mesum. Sedangkan rumah yang penuh kebahagiaan adalah rumah yang terdapat petunjuk dan cahaya Allah serta menolak hal-hal yang haram. Gambaran rumah ini adalah sebagai berikut:
a. Rumah yang bersih dari unsur-unsur salib, musuh-musuh Islam tak pernah berhenti mencari jalan menebarkan cobaan kepada keluarga muslim.
Mereka sengaja memasukkan bentuk-bentuk salib baik dari gambar di pakaian, perhiasan, mainan anak-anak, lukisan, atau pulpen. Itu semua harus dibersihkan karena itu semua merupakan simbol-simbol syirik.
b.. Rumah yang bersih dari gambar dan patung, gambar-gambar dan patung dapat mengundang syetan.
Gambar-gambar yang tidak diperbolehkan itu berupa lukisan manusia atau hewan sedangkan gambar berupa penggambaran alam seperti pepohonan, gunung atau laut diperbolehkan. Pengecualian lain juga berlaku bagi foto untuk identitas, dalam naskah-naskah resmi, atau mainan anak-anak.
c. Rumah yang bersih dari anjing.
Banyak orang muslim yang memelihara anjaing dan menaruh perhatian lebih pada anjing. ýýOrang muslim yang sebenarnya adalah yang mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dan salah satunya dalah membersihkan rumah dari anjing. Adanya anjing dirumah akan menghalangi masuknya malaikat karena malaikat tidak akan memasuki rumah yang ada anjing atau lukisan.
d. Rumah yang bersih dari lonceng.
Lonceng adalah bel bagi syetan sedangkan malaikat tidak suka pada lonceng atau genta. Suara dentangan lonceng merupakan salah satu cara peribadatan di gereja oleh karena itu setiap muslim harus menghindari suaranya. Dari Abu Hurairah ra berkata,
“Rasulullah saw. bersabda:
”Para malaikat tidak mau menyertai perkumpulan yang didalamnya ada
anjing atau pun lonceng.” (HR. Muslim)
e. Rumah yang bersih dari senda gurau, judi, khamar, dan rokok.
Yang termasuk senda gurau adalah alat-alat musik, kaset-kaset porno, nyanyian, kisah-kisah yang mendramatisir adegan seks, dan lain-lain. Jika seorang muslim ingin mendengarkan nyanyian maka dengarkanlah Al-Qur’an atau nasyid-nasyid islami. Imam Syafi’I berkata bahwa nyanyian merupakan senda gurau yang makruh, menyerupai sesuatu yang batil dan mustahil. Selain nyanyian yang termasuk senda gurau adalah omong kosong, perkataan dusta dan batil, dan kesombongan.
Keluarga muslim juga harus bersih dari unsur judi seperti permainan kartu atau permainan-permainan yang dapat dijadikan sarana perjudian. Sedangkan khamar merupakan pangkal dosa besar dan musibah, merusak akal, menghambur-hamburkan harta, mengesampingkan ibadah, mendatangkan syetan, dan merusak tubuh. Khamar juga hal kotor di dalam rumah yang harus dijauhi setiap muslim.
Allah berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah olehmu berbagai perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat. Maka berhentilah kamu (mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 90-91)
Merokok adalah salah satu perbuatan yang tidak ada gunanya bahkan banyak menimbulkan dampak negatif bagi kaum muslimin baik bagi tubuh, sosial, dan agama. Sebenarnya banyak muslim yang mengetahui hal ini tetapi mereka tetap mengisapnya karena tak mampu menahan hawa nafsunya yang sudah diperdaya
syetan. Merokok dianggap sebagai perbuatan menganiaya diri sendiri bahkan membunuh diri. Selain itu merokok dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
maka orang yang mengisap rokok di dalam rumah dapat membuat rumah berbau tidak sedap sehingga malaikat menghindari rumah itu.
3. Orang yang menolak bid’ah.
Ini merupakan masalah yang sangat besar dan penting sebab berkaitan dengan akidah, yang berarti dapat merusak ibadah karena bid’ah bertentangan dengan Sunnah. Bid’ah-bid’ah yang sering dilakukan oleh kaum muslimin antara lain misalnya peringatan hari lahir atau ulang tahun.

Banyak orang muslim yang menganggap bahwa merayakan ulang tahun adalah kebiasaan yang umum maka banyak yang merayakannya dengan pesta besar-besaran dan membuat acara yang menghimpunkan laki-laki dan perempuan secara bebas. Bid’ah lain adalah memperingati hari kematian. Setiap hari-hari tertentu beberapa waktu setelah kematian anggota keluarganya, diadakanlah selamatan dengan membacakan surat-surat tertentu. Mereka menganggap bahwa ini merupakan acara ritual keagamaan yang ada tuntunannya atau jika mereka sudah mengetahui bahwa ini tidak ada tuntunannya mereka tetap mengadakan dengan alasan tradisi yang tidak dilakukan akan dicemooh oleh orang lain.
Mereka lebih takut pada celaan orang daripada takut untuk melanggar aturan Allah dan sunnah Rasul-Nya. Sebenarnya masih banyak bid’ah-bid’ah lain yang dilakukan oleh keluarga muslim tetapi tidak dapat disebutkan semuanya di sini. Seharusnya kaum muslim menyadari bahwa perbuatan bid’ah merupakan suatu perbuatan yang dirancang syetan dengan bungkus agama yang dibuat agar kaum muslimin jauh dari sunnah Rasulullah saw. yang sebenarnya.
4. Orang yang selalu mengucapkan salam dan meminta izin.
Di antara keagungan syariat Islam adalah tata krama secara menyeluruh yang melindungi rumah kita dan menjaga kehormatannya serta memelihara rasa malu pada diri kita. Tatakrama yang juga merupakan pembeda antara keluarga muslim dan keluarga musyrik adalah ucapan salam dan meminta izin. Keduanya mencakup dzikir dan ucapan selamat menurut Islam dan merupakan benteng dan perlindungan dari gangguan syetan. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta ijin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS. An-Nur: 27)

5. Orang yang tawadhu’.
Tawadhu’ (rendah hati) merupakan pendamping ibadah. Ibadah tidak mungkin menyatu dengan takabur sebab dalam pengertian tawadhu’ ini terkandung sifat merendahkan diri kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Rumah orang yang tawadhu’ adalah rumah orang yang bertakwa dan orang yang menyombongkan diri merupakan pintu masuk yang paling lebar bagi syetan dan iblis. Tawadhu’ memiliki pengaruh yang sangat baik bagi keluarga muslim dan menimbulkan sikap merendahkan diri, lembut terhadap tetangga, menyayangi orang lain, menyadari kedudukan diri sendiri dan memerangi syetan.

6. Orang yang suka memaafkan dan berbuat baik.
Memberi maaf merupakan suatu keutamaan karena ada hak bagi orang muslim tetapi ia melepaskan haknya dengan senang hati karena mengharap ridha Allah. Ini merupakan sikap terpuji, yang karenanya Allah mengangkat derajat suatu kaum. Kedudukan mereka semakin ditinggikan bila disertai dengan perbuatan baik. Allah telah memerintahkan orang muslim agar berpegang pada keutamaan yang sangat dibensi syetan ini sebab sifat memaafkan merupakan gambaran penguat persaudaraan sedangkan tugas syetan adalah menciptakan permusuhan dan kebencian di antara orang-orang muslim.

7. Orang yang menolak hal-hal yang hina.
Islam datang membawa keutamaan dan menyuruh kaum muslimin agar berhias dengan keutamaan itu serta Islam menyuruh kita untuk berlepas diri dari hal-hal yang hina. Rumah orang yang memiliki akhlak mulia adalah rumah orang-orang yang mensucikan diri, selalu mengingat Allah, yang memiliki keutamaan, kebaikan, kecintaan, dan keikhlasan. Itulah rumah yang tidak akan dimasuki syetan dan rumah orang yang melakukan hal-hal yang hina akan dijadikan tempat tinggal syetan yang leluasa bercanda di dalamnya. Hal-hal hina yang dimaksud antara lain adalah berdusta, melanggar janji, bakhil, bodoh, pemarah, dan berputus asa.

8. Orang yang mencintai dan taat.
Allah memerintahkan setiap muslim agar taat kepada-Nya dan mengikuti Rasulullah. Ketaatan itu didasari iman karena seseorang yang hatinya sudah didasari iman tentu ia akan menaati Allah. Ketaatan yang yang didasari oleh kecintaan lebih afdhal daripada taat karena takut. Oleh karena itu sebaik-baik para ahli ibadah adalah yang menyembah-Nya karena mencintai-Nya. Keluarga yang mencintai Allah dan Rasul-Nya menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya layak memperoleh barakah Allah dan rumahnya tidak akan didekati syetan.

Itulah beberapa sifat yang harus dimiliki sebuah keluarga muslim agar rumahnya menjadi rumah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Tentu saja jika sebuah rumah sudah dilingkupi oleh barakah Allah maka syetan pun tak mampu menyusup ke dalam rumah untuk menggoda anggota kelyarga itu dan rumah pun dapat menjadi surga yang diidam-idamkan setiap muslim. Wallahu a’lam bisshowab.

Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger