Pertempuran Legendaris Tarik Ibn Ziyad dan Awal Penaklukan Andalusia (Spanyol)
(Ditulis oleh Hariyadi di Cordoba,
Pendahuluan
Sejarah kejayaan Islam di Andalusia (Spanyol Selatan) dari abad 8 – 15 M merupakan sejarah besar dunia karena dari sanalah pintu gerbang ilmu dan peradaban Eropa modern dan dunia dibangun. Selain itu sejarah tersebut membuktikan bahwa sistem tatanan Islami telah dapat memberikan nuansa masyarakat yang penuh rahmat bagi dunia tanpa pandang bangsa, agama dan ras sebagaimana pada waktu itu umat Islam, Kristen dan Yahudi dapat hidup rukun secara bersama-sama membangun masyarakat yang beradab, suatu fenomena yang sangat sulit dapat dirasakan di jaman sekarang. Sejarah awal penaklukan Andalusia tidak bisa lepas dari keberhasilan pasukan bangsa Berber dari Afrika Utara yang dipimpin oleh Jendral Tarik Ibn Ziyad (Tariq ben Ziyad) yang berhasil mengalahkan pasukan Raja Spanyol pada waktu itu yang bernama Roderic dalam pertempuran efektif selama 8 (delapan) hari, suatu waktu yang sangat singkat serta merupakan sejarah pertempuran legendaris karena jumlah pasukan musuh 6 hingga 8 kali lipat lebih banyak. Di samping itu kekalahan bangsa Eropa oleh bangsa Afrika Islam tersebut merupakan sejarah penting yang dapat dipakai sebagai rujukan bahwa Eropa / Barat pernah dikalahkan sekaligus dalam perjalan panjangnya kekuatan yang dimiliki Eropa dapat mengalahkan negara-negara Islam. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas peperangan yang dilakukan oleh Tarik Ibn Ziyad yang telah membawa kemenangan gemilang untuk selanjutnya membuka pintu gerbang kejayaan Islam untuk masa waktu 8 abad lamanya. Tidak banyak sejarah yang menguak mengenai tokoh Tarik sebenarnya serta peran penting bangsa Berber dalam sejarah penaklukan tersebut meskipun banyak sejarah bercerita tentang jaman kejayaan Islam di bumi
Bangsa Berber atau Moro
Bangsa Berber adalah bangsa Afrika utara (non Arab) yang banyak mendiami kawasan utara Maroko, Aljazair yang dulu merupakan bagian dari wilayah Mauritania. Mereka merupakan bangsa nomaden yang hidup berpindah-pindah. Sebelum Islam datang bangsa Berber banyak yang menganut aliran animisme, selain ada yang menganut agama Yahudi. Bangsa Berber memiliki banyak suku seperti : Jarawa, Sanhaja, Lamtuna, Jazula, Zenata, Masmuda, Botr, Beranes [1]. Dalam sejarah Andalusia hingga sekarang dikenal istilah bangsa Moor yang tak lain adalah bangsa Berber itu sendiri yang telah memeluk agama Islam. Istilah Moor berasal dari bahasa Yunani yaitu “Maures” yang berarti hitam atau gelap sebagaimana warna kulit bangsa Afrika [2]. Sedangkan istilah Moor dalam bahasa Spanyol menjadi Moro sebagaimana istilah ini digunakan dalam bahasa Indonesia. Bangsa Berber (Moro) asal usulnya dari Mauretania yang sekarang meliputi wilayah Maroko dan Aljazair bagian Barat. Sebagai informasi bahwa bangsa Moro (Berber) ini tidak sama dengan bangsa atau orang Moro di wilayah Mindanao, Filipina, meskipun istilah Moro kemudian juga diberikan oleh bangsa Spanyol setelah menguasai Filipina. Pada tahun 708 M, Islam di bawah kekuasaan dinasti Umayah yang berpusat di Damaskus, Syria menyebarkan Islam dan akhirnya menguasai kawasan Afrika Utara dimana bangsa Berber banyak berada. Sedangkan ajaran Islam pada waktu itu dibawa oleh da’i dari orang-orang Arab yang jumlahnya sedikit [3]. Dalam perkembangannya, bangsa Berber setelah memeluk Islam meskipun belum lama menjadi sangat fanatik.
Penaklukan Andalusia
Spanyol jatuh ke kekuasaan bangsa barbarian / vandal Visigoth dari kekuasaan Romawi pada abad 5 M. Nama Al-Andalus yang merupakan bagian dari wilayah Spanyol berarti “tanah orang-orang Vandal”. Istilah ini digunakan setelah wilayah tersebut ditaklukkan oleh pasukan Islam. Sebelum orang Islam datang, pada waktu itu yang menjadi raja Spanyol waktu itu adalah Roderic. Roderic merupakan Raja terakhir dari dinasti Visigoth yang silsilahnya berasal dari Jerman. Meskipun mereka menganut agama Kristen, namun perangainya sangat menyimpang dari ajarannya. Sejarah bermula ketika Julian gubernur
Oleh karena itu untuk merealisasikan keinginannya membalas kebrutalan Roderic, setelah sampai di
Setelah kepulangan ekspedisi Tarif ke Maroko dan membawa kabar bahwa apa yang diceritakan Julian adalah benar, Tarik semakin bersemangat untuk segera membawa pasukannya ke Spanyol untuk menghadapi pasukan Roderic. Tarik dikenal sebagai orang yang berani dan tentara yang handal [6]. Dengan salah satu strategi pada waktu itu bahwa Roderic sedang sibuk mengurusi kekuasaannya di wilayah Spanyol Utara yang sedang muncul pemberontakan oleh kelompok Basque, Tarik segera memulai misinya. Perjalanan pasukan Tarik dimulai dari wilayah
Kedatangan pasukan Tarik tersebut setelah beberapa lama akhirnya diketahui oleh gubernur wilayah yang berdekatan dengan kawasan
Saudara-saudaraku, musuh ada di depanmu sedangkan laut ada di belakangmu. Kemana kamu akan lari ?( Mereka berseru : “Kami akan mengikutimu, Tarik”). Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !.[4, 8]
Seketika itu juga semangat pasukan Tarik membara dan maju untuk berperang berhadap-hadapan dengan pasukan Roderik. Pertempuran berlangsung sekitar satu minggu tanpa henti sehingga berakhir dengan kekalahan pasukan Roderic. Peperangan terjadi mulai tanggal 11 Juli 711 M, tiga hari pertama peperangan berdarah terjadi dan korban berjatuhan di kedua belah pihak khususnya di pihak Roderic. Mulai hari keempat peperangan terjadi secara besar-besaran dan berlangsung terus tanpa henti hingga akhirnya pada 19 Juli 711 M (atau 28 Ramadhan 92 H) pasukan Roderik mulai kalah dan banyak yang tewas dan Roderic melarikan diri dengan menaiki kudanya meninggalkan pasukannya yang kocar-kacir serta serakan mayat-mayat pasukannya yang jumlahnya mencapai 16.000 orang [6]. Sehari setelah pertempuran usai, kuda, sandal, dan mahkota Roderic ditemukan di tepi sungai namun jasadnya tidak ditemukan, dipercayai jasadnya terbawa arus sungai dan tenggelam di laut [4]. Dengan demikian pertempuran penentuan secara efektif hanya memakan waktu 8 hari, suatu rentang waku yang teramat singkat.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Roderic di Rio Barbate, Tarik kemudian membagi pasukannya menjadi 3 kesatuan pasukan untuk terus menyebar ke beberapa penjuru semenanjung. Tarik dan pasukan terus melanjutkan penaklukan ke Toledo yang menjadi pusat kerajaan Roderic, sedangkan Mughith al-Rumi (Mugheyath Errumi) yang memimpin kavaleri pasukan Tarik, menuju Cordoba dengan membawa 700 pasukan berkuda. Setelah itu Tarik kembali ke Cordoba dan menulis surat ke Musa ibn Nusair mengenai keberhasilan penaklukan Andalusia, kemudian Musa memberitakannya ke Kalifah Walid di Damaskus. Musa melukiskan suasana penaklukan / kemenangan tersebut tidak seperti penaklukan yang biasa, namun kemenangan itu sangat menakjubkan dan agung sebagaimana pertemuan antar negara di hari Pembalasan. Kemudian Musa menulis surat ke Tarik agar tidak meninggalkan Cordoba sebelum dia menyusul ke sana [5]. Namun Tarik dan pasukan meneruskan penaklukan ke wilayah lain. Setelah kemenangan pasukan Tarik, berbondong-bondong bangsa Moro dari Afrika Utara menyeberangi selat Gibraltar dan hidup di Andalusia yang kemudian terjadi asimilasi dengan penduduk asli Spanyol.
Setelah kemenangan pasukan Tarik yang di luar dugaan tersebut, gubernur Musa ibn Nusair menyusulnya pada musim panas tahun 712 M dengan disertai 18.000 pasukan [4] untuk memperluas wilayah yang akan ditaklukkan. Pertemuan antara Tarik dan Musa terjadi di Talavera dekat Toledo. Pertemuan keduanya nampak tidak bersahabat, Tarik menerima kedatangan Musa dengan penuh hormat sedangkan kecemburuan Musa terhadap Tarik terlihat dengan sikap sebaliknya. Kepada Musa, Tarik berkata : “Saya hanyalah hambamu / anak buahmu, penaklukan ini untuk mu” dan Tarik memberikan semua barang rampasan ke Musa [5]. Tarik dan Musa akhirnya bersama-sama melakukan penaklukan ke wilayah-wilayah semenanjung Iberia lainnya hingga tahun 714 M. Namun demikian Kalifah Walid di Damaskus, Syria mendengar berita tersebut dan menyuruh Musa untuk kembali ke Damaskus, sedangkan Tarik dan pasukan diberi perintah untuk tetap di Andalusia [4]. Penaklukan selanjutnya diteruskan oleh pasukan Islam setelahnya. Wilayah yang ditaklukkan pasukan Islam hingag tahun 721 meliputi seluruh semenanjung Iberia dan sebagian wilayah Perancis bagian selatan. Hingga abad ke 10 M, wilayah kekeuasaan Islam masih meliputi sekitar 4/5 semenanjung Iberia, kemudian dengan adanya perlawanan dari kerajaan – kerajaan dibagian utara Spanyol yang semakin agresif untuk memerangi kekuasaan pemerintahan Islam, wilayah yang akhirnya dapat dipertahankan mencakup seluruh wilayah Spanyol bagian selatan yang sekarang disebut Andalusia.
Kemenangan pasukan Islam di sebagian besar semenanjung Iberia yang meliputi wilayah Spanyol dan Portugal (kecuali di bagian utara Spanyol seperti kerajaan Castile, Galicia, Aragon, yang masih berdiri kerajaan sendiri) praktis masih dianggap bagian dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus hingga kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus berakhir setelah dikalahkan oleh dinasti Abassiyah pada tahun 750 M. Pada tahun 755 M datanglah Abdurrahman I, satu-satunya keluarga penguasa dinasti Umayyah yang lolos dari pembunuhan yang dilakukan oleh penguasa dinasti Abassiyah. Sebelum datang ke Andalusia, selama 4 tahun Abdurrahman terkatung-katung di kawasan Afrika Utara untuk meloloskan diri. Kemudian oleh masyarakat Andalusia yang terdiri dari orang-orang Andalusia (Spanyol) asli dan juga orang Moro yang banyak berdatangan dari Afrika Utara, Aburrahman I ditunjuk sebagai pemimpin (Emir) di wilayah tersebut. Dalam perkembangannya wilayah Andalusia akhirnya memproklamirkan sebagai wilayah kekalifahan yang merdeka (independent), kemudian mulai abad 11 M kekuasaan dikendalikan oleh penguasa Al-Marabout (Almoravides) kemudian dilanjutkan oleh Almohad yang berasal dari bangsa Berber Islam Afrika Utara hingga kejatuhannya pada abad 15 M yaitu kejatuhan setelah istana Granada pada tahun 1492 M yang berarti berakhirnya kekuasaan Islam di Andalusia, Spanyol (Eropa) diikuti dengan pilihan yang diberlakukan oleh penguasa baru kerajaan Spanyol terhadap umat Islam yaitu : pengusiran dari bumi Spanyol, atau berpindah agama, atau dibunuh.
Andalusia di Jaman Kejayaan Islam dan sekarang
Dalam kurun waktu kejayaan Islam di Andalusia,
Sekarang ini Andalusia merupakan suatu daerah otoritas yang mencakup provinsi : Cordoba, Sevilla, Granada, Malaga, Jaen, Almeria, Cadiz, Ceuta, dan Huelva. Penduduk kota Cordoba sendiri sekarang berjumlah sekitar 300.000 orang. Hingga sekarang masjid bersejarah Cordoba masih berdiri tegak dengan tambahan di bagian tengah masjid berupa katedral yang selalu digunakan untuk acara ritual. Bangunan mighrab masih asli dan lengkap yang dilindungi pagar besi untuk membatasi gerak wisatawan yang berkunjung. Sedangkan menara masjid juga masih menjulang tinggi yang tidak lagi terdengar adzan di setiap waktu tetapi sebagai gantinya akan selalu berdentang lonceng Katedral. Di seberang jalan depan masjid sampai sekarang masih terdapat sungai besar yang dulu bernama Wadi-al-Khabir sekarang namanya menjadi Quadalquivir yang airnya masih mengalir dengan jumlah yang relatif sedikit. Jembatan yang bernama Puente Roman yang menghubungkan jalan depan masjid ke benteng di seberang sungai masih ada dan masih dilalui oleh kendaraan umum. Sedangkan patung Averroes dibangun agak jauh dari bangunan masjid. Nama Averroes juga diabadikan menjadi salah satu nama aula di Universitas Cordoba, Rabanales, Cordoba. Di tempat lain di Andalusia, istana Al-Hambra di Granada masih berdiri megah dengan arsitektur kaligrafi yang indah dan memiliki tingkat seni yang tinggi menghiasi dinding-dinding istana yang sampai sekarang dijadikannya tempat wisata yang menarik di kawasan Spanyol. Meskipun Islam pernah jaya selama berabad-abad, komunitas muslim di Andalusia sangat sedikit, namun demikian arsitektur bangsa Moro berupa bangunan pintu masuk dengan desain lengkung bagian atas bergaris lorek selang-seling warna merah hati dan putih sampai sekarang menjadi ciri kas arsitektur kawasan Andalusia.
Penutup
Beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari sejarah Tarik Ibn Ziyad dan penaklukan Andalusia antara lain adalah bahwa pasukan Tarik dari Bangsa Moro Afrika Utara merupakan penakluk sesungguhnya wilayah Andalusia Spanyol pada tahun 711 M. Pertempuran efektif yang memakan waktu 8 hari di Rio Barbate melawan pasukan Eropa (Raja Spanyol) dilanjutkan dengan penaklukan sisa-sisa kekuatan Roderic beberapa bulan lamanya merupakan sejarah penting pembangunan kekuasaan Islam di Andalusia, Spanyol sehingga Islam dapat membangun peradaban di wilayah tersebut yang akhirnya merupakan pusat ilmu dan peradaban serta di kemudian hari menjadi pintu gerbang utama terjadinya transfer peradaban dan ilmu ke negara-negara Eropa lainnya. Dengan fenomena tersebut akar kebudayaan Eropa dapat ditelusur pada Bangsa Moro yang memiliki peradaban tidak hanya pada bidang seni, sains dan perdagangan, namun juga pada sikap toleran yang luar biasa terhadap ras dan kebudayaan lain. Selain itu sikap berani, cerdik dan rendah hati Jendral Tarik menunjukkan pribadi Muslim yang dapat dijadikan i’tibar bagi kita. Sifat rendah hati ini ditunjukkan oleh Tarik dengan memberikan atau mempersembahkan kemenangannya serta semua yang diperoleh dari kemenangannya termasuk rampasan perang kepada penguasa Islam pada waktu itu (dinasti Umayyah). Beliau tidak mempunyai ambisi kekuasaan yang dalam kalkulasi politik beliau sudah sepantasnya memperolehnya. Ini mungkin suatu sikap yang sukar ditemui pada pribadi muslim jaman sekarang sebagaimana sikap ini menjadi tuntunan ajarannya. Selanjutnya Tarik meninggalkan Andalusia dan pensiun dari karir militer, kemudian kembali menjadi orang biasa. Kekalahan Islam atas Spanyol (Barat) pada masa lalu dampaknya berlangsung hingga kini di abad 21 M dengan fenomena yang menyedihkan berupa penjajahan di bidang sains dan teknologi, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Untuk mengembalikan kejayaan di masa silam bukan suatu hal yang mudah, namun sebagian kata-kata Tarik Ibn Ziyad mungkin dapat menjadi titik pemicu upaya tersebut yaitu “Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !”.
Rujukan :
1. David Nicolle, The Moors, The Islamic West 7th – 15th Centuries AD, Osprey Publishing Limited,
2. Wayne B. Chandler, The Moors : Light of
3. W.E.B. Dubois, The World and
http://ri.essortment.com/whoweremoorsi_ogk.htm
5. Ibn Abd-el-Hakem, History of the Conquest of Spain (diterjemahkan oleh John Harris Jones (Gottingen, W. Fr. Kaestner, 1858), pp : 18 – 22. http://www.fordham.edu/halsall/conqspain.html.
6. Edward Gibbon, The Decline and Fall of The Roman Empire, Chapter LI, part V. Spain.
http://www.ccel.org/g/gibbon/decline/volume2/chap515.htm
7. Runoko Rashidi, The Moorish Conquest of Spain, http : //www.cwo.com/~lucumi/moors2.html
8. Thomas J. Abercrombie, When the Moors Ruled Spain., National Geographic 174 (1), July 1988.
9. E. Levi-Provencal dan Emilio Garcia Gomez, Historia de Espana Vol IV. Espana Musulman (711 – 1031) octava edicion, Espasa Calpe S.A,
10. John Henry Clarke & Phillip True, Jr., Moors in Spain di dalam An Overview of Black History, di-compile dan diedit oleh Philip True, Jr.
http://www.africawithin.com/black_history/overview_chapter18.html
11. Hamed A. Ead (ed.), Averroes as a Physician. http://www.frcu.eun.rg/www/universities/html/hamed2.htm.
12. Louis Bertrand and Charles Petrie, The History of
13. Al-Andalus, the lost
14. Yvonne Clark, Moors and Arabs, http : //www.cwo.com/~lucumi/moor_arabs.html
* Penulis adalah direktur Andalusia Foundation Indonesia,
NB :
Abdurrahman III punya anak namanya Hakam II.
Hakam II kawin dengan wanita suku Basque (Spanyol) punya anak namanya Hisham II.
Tarik pun tidak begitu percaya pada Julian sehingga Julian mengirimkan kedua anak perempuannya ke Tarik untuk dijadikan semacam jaminan. Tarik menjaga kedua anak tersebut dengan baik di Tlamsen.
4/5 wilayah semenanjung
Demi Allah, tidak ada tempat untuk berlari kuatkan keberanian dan tekadmu. Mereka berseru : Kami akan mengikutimu, Tarik.
Kemana kamu akan lari ?Ikuti jendralmu (pimpinanmu), Aku diberi pilihan apakah akan mati atau bertekuk lutut di depan raja Romawi. Kita hanya ada satu pilihan yaitu menang !.
Setelah mendarat Tarik membakar kapal-kapalnya serta berucap kepada pasukannya : Di belakangmu terbentang lautan dan di depanmu berdiri musuh.