Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

KELAPA SAWIT

Senin, 01 April 20130 komentar











BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Di Riau kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang unggul dan daerah Riau banyak di tanami oleh Kelapa sawit walaupun nantinya ada dampak positif maupun negatif. Perluasan perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan perubahan pola tanam di berbagai kawasan di Riau. Semakin bertambahnya defisit pangan di Riau, Kultur tanaman yang tumbuh di Riau sesungguhnya bukan berawal dari sawit, melainkan tanaman pangan seperti padi ladang. Ekspansi perkebunan sawit telah menggeser kebiasaan Masyarakat Riau Maka dirasa perlu mahasiwa mengetahui apa yang di produksi oleh daerah tempat tinggalnya dan mereka diharapkan dapat mengolah daerahnya sendiri dengan baik serta menjadi sumberdaya yang berkulitas

Tetapi sayangnya, banyak dari mahasiswa yang belum mengetahui tentang komoditi unggulan daerahnya sehingga perlu diketahui bagan-bagan kelapa sawit itu sendiri dan produksi kelapa sawit di daerah Riau.

1.2 Perumusan Masalah

Sebelum makalah ini dibahas lebih lanjut terlebih dahulu makalah ini dirumuskan masalahnya, untuk memudahkan dalam pembahasan nanti agar makalah ini tidak menyimpang dari pokok bahasan.

1. Apa definisi Kelapa sawit ?

2. Apa saja yang perlu diketahui tentang kelapa sawit ?(bagan–bagan kelapa sawit)

3. Bagaimana produksi kelapa sawit di daerah Riau ?

1.2 Tujuan

1. Agar kita mengetahui semua hal yang berkaitan dengan kelapa sawit

2. Mengetahui bagaimana produktivitas kelapa sawit di Daerah Riau







BAB II

PEMBAHASAN



2.1 Bagan Kelapa Sawit



Kelapa Sawit adalah Tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Tetapi tidak hanya itu, semua bagian kelapa sawit dapat dimanfaatkan dengan baik mulai dari pangkal sampai ujungnya. Dibawah ini akan dibahas mengenai bagan-bagan dari kelapa sawit mulai dari daun, Tangkai, bunga, buah, batang, akar agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prospek kelapa sawit kedepan dan daerah kita khususnya Riau merupakan daerah penyumbang terbesar produksi sawit nasional.Berikut ini bagan-bagannya kelapa sawit dan dapat diuat apa:


DAUN








Daun








TANGKAI

ß Nila

ß Gula merah

ß Anggur sawit

ß Vitamin B kompleks

ß Cuka kelapa





3. BUNGA


























4. BUAH

ß Daging buah

1. Minyak kelapa sawit kasar ( CPO)

a) Bahan kosmetik

b) Es krim

c) Minyak goreng

d) Karoten

e) Asam amino

f) Trigreserida, digliserida, monogliserida

g) Protein sel tunggal

h) Viramin A

i) Asam Lemak Metil ester

j) Olein Mentega dan minyak salad

k) Sterin

l) Lipase

m) Bahan dasar sabun

n) Asam Lemak bebas

( Minyak padat, glistrin, metil ester)

2. Limpur Kelapa sawit

a) Silitol

b) Ransum ternak

c) Silase

ß Biji atau inti kelapa sawit

1. Tepung inti sawit

2. Testa

3. Bungkal inti sawit

4. Minyak inti sawit (Monogliserida,digliserida,

Asam lemak)

Asam lemak Alkali ester, ester aelulosa, metil ester

ß Cangkang sawit

1. Arang ( karbon aktif dan briket arang)

2. Tepung tempurung

ß Serat Buah

1. Pangan ( Selulosa dan minyak inti sawit

2. Non pangan

a) Lignin

b) Media pertumbuhan kapang

c) Makanan ternak

d) Bahan bakar

e) Minyak rengas

f) Karbon aktif

g) Poliblen

ß Tandan Kosong

1. Pakan domba

2. Pelet karbon

3. Lignin

4. Selulosa

5. Absorber

6. Aseton

7. Biogas

8. Alkohol

9. Abu janjang Campuran pupuk

10. Media perkembangbiakan cacing

11. Media pertumbuhan kapang

12. Pulp

13. Spolipot Pot tanaman

14. Metah

ß Limbah Padat

a) Bungkil Makan ayam

Makan ternak

Media pertumbuhan Enzim ekstra sekunder

b) Aster- Butanol-Itanol

c) Pelet

d) Bahan bangunan

e) Metah

ß Limbah Cair Gasbio

5. BATANG

ß Arang

ß Pulp

ß Pasta pati

ß Lignin

ß Silose

ß Silitol

ß Kayu kelapa sawit

ß Bahan lempina



6. AKAR











































2.2 Produksi Kelapa Sawit di Riau

Perluasan perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan perubahan pola tanam di berbagai kawasan di Riau. Harga jual sawit yang semakin tinggi membuat petani mengkonversi lahan tanaman pangan mereka menjadi perkebunan kelapa sawit. Dampak berikutnya adalah semakin bertambahnya defisit pangan di Riau. Kultur tanaman yang tumbuh di Riau sesungguhnya bukan berawal dari sawit, melainkan tanaman pangan seperti padi ladang. Ekspansi perkebunan sawit telah menggeser kebiasaan Masyarakat Riau

Pemerintah khususnya departemen pertanian telah mengusulkan pembentukan badan akreditasi lembaga penyedia jasa sertifikasi pengelolaan kelapa sawit lestari kepada Badan Standardisasi Nasional. Badan akreditasi tersebut akan menyusun standar pelaksanaan dan nilai untuk menjadi acuan dalam proses sertifikasi industri kelapa sawit. Pemerintah bersama aktivis lingkungan dan pemangku kepentingan kelapa sawit saat sedang menyusun standar nasional pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan. Standar yang disepakati akan disampaikan dalam pertemuan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO/Meja Bundar Minyak Sawit Lestari) di Kuala Lumpur, 19-23 November 2007.

RSPO merupakan organisasi nonpemerintah yang beranggotakan pengusaha perkebunan, produsen CPO, produsen minyak goreng, hingga konsumen CPO. Organisasi ini dibentuk untuk meningkatkan pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dari Riau dilaporkan, pertemuan RSPO diyakini bakal menjadi awal perubahan tata niaga minyak kelapa sawit dunia.

Selanjutnya jika tidak ada perubahan, rencananya akhir Januari 2010, Pemerintah Pusat bakal menetapkan lokasi pembangunan klaster industri sawit, salah satunya di Riau. Pemprov Riau sudah mengusulkan tiga lokasi strategis, yakni Dumai, Kuala Enok dan Tanjung Buton. Tapi dari usulan tersebut, Pemprov Riau tidak menegaskan lokasi mana yang lebih prioritas. Hanya saja dari segi kesiapan infrastruktur, Dumai memiliki kelebihan dan kesiapan infrastruktur dibandingkan dua daerah lain.

Saat ini Pemprov Riau hanya melakukan persiapan pembangunan, seperti jalan dan infrastruktur untuk rencana klaster industri sawit. Pasalnya walaupun nanti bakal ada satu daerah yang dipilih, dua daerah lainnya juga tetap dikembangkan untuk industri. Untuk daerah klaster nantinya langkah awal yang dilakukan adalah dengan menyiapkan masterplan klaster industri. Setelah dibuat masterplan, baru bisa dilihat berapa investasi, produk turunan yang dibuat serta tenaga kerja yang dibutuhkan.

Sedangkan untuk investasi diperkirakan untuk satu produk industri saja akan menyedot investasi sekitar Rp 10 triliun. Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja masih belum ada gambaran. Tapi yang jelas Pemprov Riau sudah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Terutama untuk menjalankan kegiatan produksi di klaster industri tersebut, hal itu bisa dilakukan dengan kegiatan pelatihan dan keterampilan bagi calaon tenaga kerja.

Sementara itu, untuk target operasi baru bisa dilakukan pada 2015 nanti. Jika sudah dilakukan, akan ada kebijakan penurunan kapasitas ekspor crude plam oil (CPO) dari Riau sampai 50 persen. Saat ini, berdasarkan data 2007, Riau sanggup memproduksi sekitar 5,1 juta ton CPO setiap tahun. Bahkan saat ini diperkirakan ekspor CPO dari Riau bisa mencapai 6,1 juta ton, termasuk tambahan produksi dari daerah lain, salah satunya Sumatera Utara (Sumut).Jadi total produksi ekspor CPO dari pelabuhan di Riau itu persentasenya bisa mencapai 40 persen, dari total ekspor CPO Indonesia ke luar negeri tegasnya.dengan berjalannya kegiatan klaster industri sawit, akan memberikan dampak perekonomian Riau lebih meningkat. Bahkan akan mempengaruhi pertumbuhan ekomi secara nasional.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Dinsnakertrnasduk) Riau Akmal JS mengatakan, untuk kebutuhan tenaga kerja di Riau pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan meningkat tajam, ini diproyeksikan dengan pertumbuhan ekonomi Riau dengan dibukanya kawasan-kawsan industri.Ia mengatakan, perkembangan sektor industri di Riau bakal menarik minat pencari kerja baik dari Riau maupun luar Riau. Untuk itu, persiapan yang dilakukan untuk ketersedian tenaga kerja yang handal itu perlu dilakukan melalui balai latihan kerja

BAB III

PENUTUP



3.1 Kesimpulan



Semua bagian kelapa sawit ternyata mempunyai berbagai macam manfaat mulai dari akar, batang, buah, bunga, tangkai dan daun dapat dilihat pada bagan yang ada dan rencananya akhir Januari 2010, Pemerintah Pusat bakal menetapkan lokasi pembangunan klaster industri sawit, salah satunya di Riau. Pemprov Riau sudah mengusulkan tiga lokasi strategis, yakni Dumai, Kuala Enok dan Tanjung Buton. Tapi dari usulan tersebut, Pemprov Riau tidak menegaskan lokasi mana yang lebih prioritas. Hanya saja dari segi kesiapan infrastruktur, Dumai memiliki kelebihan dan kesiapan infrastruktur dibandingkan dua daerah lain.

Saat ini Pemprov Riau hanya melakukan persiapan pembangunan, seperti jalan dan infrastruktur untuk rencana klaster industri sawit. Untuk daerah klaster nantinya langkah awal yang dilakukan adalah dengan menyiapkan masterplan klaster industri. Setelah dibuat masterplan, baru bisa dilihat berapa investasi, produk turunan yang dibuat serta tenaga kerja yang dibutuhkan.



3.2Saran



Sebaiknya kita lebih mengetahui banyak mengenai komoditi dalam derah kita sendiri seperti Riau komoditi unggulannya adalah kelapa sawit sehingga setidaknya mahasiswa pertanian harus tahu mengenai kelapa sawit dan bagaimana perkembangan komiditi ini di daerah tersebut.















DAFTAR PUSTAKA

http://riaubisnis.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6032:akhir-januari-pusat-pastikan-lokasi-klaster-industri-sawit-riau&catid=29:agrikultur&Itemid=129




Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger