GERAKAN MODERN ISLAM DI INDONESIA
Gerakan Modern Islam di Indonesia bukanlah dimulai tahun 1911
berdirinya Sarekat Dagan Islam atau tahun 1912 dengan berdirinya Muhammadiyah atau
tahun 1906 dengan terbitnya Al-Imam (di Singapura) atau tahun 1911 dengan
diterbitnya majalah Al-Munir di Pdang atau didirikan sekolah adabiyah dibangun
di padang atau tahun 1905 dengan berdirinya Jami’at Khair (Djami’at Chair) di
Jakarta. Organisasi-organisasi,
berdirinya sekolah dan terbinya majalah-majalah. Tapi pemikiran, gerakan
pemikiran entah ajakan perorangan atau
kelompok masyarakat umumnya lebih dahulu dari tahun-tahun resmi tadi.
Tahun 1942 tahun pergantian penguasa di Indonesia dari tangan Belanda ke Jepang. Organisasi
Islam yg tetap eksis selepas masa sesudah merdeka Organisasi Islam;
Muhammadiyah, NU, Perti, PSII, Persatuan Islam. Organisasi bukan Islam PNI,
Parindra, PKI.
Dalam masa merdeka dan perkembangan periode 1900-1942 yang
terjadi:
1.Soal Khilafiayah à
ubudiyah (tahayul Khurafat) dijadikan ajang pemilihan umum 1955 antanra Nu VS
Muhammadiyah tapi pemilu 1971 dan 1978 soal ini tidak muncul.
2. Sifat Fragmentasi Kepartaian; sifat ini menonjol masa
tahun 1920-1942 pecah dua kalangan Islam PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia)
muncul Permi, Perti, Parii, Penyadar, PII dan PSII Kartosuwiryo. Pada kalangan
Kebangsaan (yang mengaku netral terhadap agama) muncul PNI,Partindo,Gerindo,PBI
dan BU (yang bergabung menjadi Parindra) dan Parpindo.
Pada Bulan November 1945 Masjumi mengaku menjadi wadah partai Islam tapi setelah itu muncul Perti (1945),
PSII(1947), NU (1952), PPTI, dan kemudian Parmusi
3. Kepemimpinan yang bersifat pribadi.
4. Perbedaan dan Pertentangan faham
Kalangan Islam berbeda dalam soal ideology contoh dalam siding-sidang
konstitusi tahun 1956-1959 menempatkan Islam dalam kalangan satu barisan yang
kokoh tapi ketika Demokrasi Kepemimpinan kalangan Islam menjadi pecah ada yg menolak citra dan konsep Soekarno
tentang Ideologo dan sebagian menerima.
Pada masa ORBA terjadi penolakan dari pemerintah terhadap
Masjumi untuk berdiri kembali. Faham yg sering di pertentangan adalah
nasinalisme atau kebangsaan.
Pada masa itu juga terjadi pertentangan antara faham koperasi
dan non koperasi yang mana PSII memegang prinsip non kperasi dengan pemerintah
Belanda sehingga PSII menolak dan memecat H. Agus Salim dengan gerakannya
PENYADAR ygn berkoperasi. Salim semnjak tahun 1915 adalah orang kedua sesudah
Tjokroaminoto meninggal tahun 1934 orang pertama dalam PSII
1.
Hubungan dengan Pemerintah
Hubungan pemerintah dengan hubungan kita dengan penjajahan
sangat berbeda walaupun pada sifat ada kesamaan
seperti masa penjajah ada kita jumpai sikap koperasi dan non-koperasi
Sedang dalam masa pemerintah, pemerintah penjajah mesti
dihancurkan. Maka diterima slogan Soekarno untuk “membentuk kekuatan”
(machtsvorming) dan “mengarahkan
kekuatan” (machtsaanwending) untuk musuh yg dihadapi.
Tapi pada masa Demokrasi Kepemimpinan Soekarno melihat
oposisi adalah musuh dan juga perlu dihancurkan seperti slogannya diatas. Kalau
kalangan NU berfikiran dengan menolak mafsadah haruslah didahulukan untuk
mencapai maslahah. Meminjam ajaran Imam
Syafei “yang buruk dan yang baik disini bias diterapakn terhadapa pihak lain
dan diri sendiri. Bila diterapkan terhadap pihak lain, ia berupa alternative
apa yang hendak dipilih : umpama Soekarno atau PKI (jelas pilihan itu Soekarno).
Bila alternative itu ditujukan terhadap diri, ia bias berupa: kehancuran
seperti Masjumi tahun 1959 atau kelangsungan Hidup. Tetapi orang juga dapat
mempetanyakan kemungkinan alternative secara lain : berjalan sendiri-sendiri ataukah
bersama-sama.
Dalam zaman jajahan alternative juga dihadapi : Digul
ataukah kemanan diri? Penjara atau ketenangan berkumpul dengan keluarga atau
kawan-kawan?
Sikap pemerintah tergantung dari kalangan Islam apabila adem
ayem dibiarkan tapi apabila memperlihatkan kekkerasan atau militansi seperti
pan Islam di zaman jajahan Belanda yg mesti diawasi dengan ketat.
Contoh pengawasan haji
Apabila berhubungan dengan dengan orang-orang luar negeri
diawasi ketat tapi masalah ubudiyah dan social dibiarkan
Di zaman merdeka banyak kebebasan tapi masih ada pengarahan
dan pengawasan dalam masa 1957 masjumi masih memperoleh kesempatan
bepartisipasi dalam pemerintah kecuali pada cabinet Ali I 1953-1955.
Dalam masa Demokrasi Kepemimpinan Islam jadi umpan untuk mengikuti
organisasi seperti konfrensi Asia Afrika
Masa orde baru dimulai dengan bulan madu kalangan Islam
dengan pemerintah. Ada persamaan antra zaman penajajahan dan orba tentang
monopoli penyelenggaraan haji oleh pemerintahan Soeharto. Juga dikalangan
Belanda dkenal denal dengan kapal Kongsi Tiga.
Tapi monopoli ini mencerminkan kekahwatiran bagi pihak
diluar Islam bagi para jamaah haji yang berbulan-bulan dalam ibdah loyalitas
dan solidaritas bersama, pendalama agama dan faham-faham serta masalah agama
dipupuk saat itu. Pemerintah Belanda khawatir dan mengwasi dengan ketat dan
disinilah muncul C.Snouck Hurgronje.
Gerakan Internasional modern kalangan Islam Nama Tjokroaminoto, KH. M.Mansur, H. Agus
Salim, dan Abdul Kahar Muzakkir. Moh. Natsir dan Roem adalah tokoh masa kini
Mayoriti umat islam yang berkembang memiliki masalah yang
sama iaitu ledakan penduduk dan meningkatnya tuntunan-tuntunan keperluan dari
penduduk.
Semenjak Islam berdiri ada dua aspek pertama agama dan
masyarakat atau politik.
Perbedaan dalam kalangan masyarakat Islam di Indonesia tampaka
nyata pada Pemilu 1955 muncul Emapt Partai Besar
1.
PNI 8,5juta
(22,3%)
2.
Masjumi 8 Juta (20,9%)
3.
NU 7 Juta (18,4%)
4.
PKI 6,1 juta (16,4%)
Partai Isalm yang Kecil : Partai Syarikat Islam Indonesia,
Perti dan Persatuan Tharikat Islam dan
Angkatan Kesatuan Umat Islam
Walaupun pada
hakekatnya di Partai yang tidak berdasarkan Islam ada orang-orang yang beragama
Islam sendiri.
Kedudukan Islam di
zaman penjajahan terutama periode 1900-1942 adalah terbagi masyarakat Islam ke
kaum tua dan kaum muda
Perpecahan disebabkan
1.
Agama (Nasionalis agama)
2.
Politik (nasionalis yang netral
3.
Orang Isalam disbut bumi putera atau melayu,
wong Selam (Islam)
4.
Barat dan Belanda disamakan dengan Kristen
Kaum muda mencoba menghapuskan bid’ah dan khurafat dan tanpa
mengikat diri pada tradisi yang ada.
Masjumi dibubarkan tahun 1960an oleh orba dan hanya mengakui
PNI, PKI, NU, PArkindo, PSII, Perti, Murba, dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia (IPKI).
Dalam tahun 1968 sebuah partai baru Partau Muslimin
Indonesia (Parmusi) berdiri dan pemerintah melarang setiap usaha untuk
mendirikan masjumi akhirnya lahirlah PPP.
Saking menyedihkan orang islam yang sekolah di sekolah HIS
(Holland Inlands School) yang bapaknya haji tak boleh.
Fiqh berhenti pada mazhab yang empat dan pengajaran di
pesantren lebih pada mistik yang disebut dgn Tarekat ya yg terkenal naqsabandi,
syatary dan kadariyah. Pentingnya pendidikan mistik di Indonesia janganlah
dianggap remeh
Panteisme juga berkembang daripada budaya Hindu dan Budha
Di Minangkabau banyak tokohnya tidak mau pulang dikarenakan
adat yang bertentangan dengan Islam diantaranya
1.
Syaikh Ahmad Khatib Imam Mesjid Haram Mekkah
2.
H. Agus Salim (1884-1954)
3.
Syaikh Tahir Djalaluddin (1869-1956) memilih
Malaya sebagai daerah pengabdiannya selepas belajar di Kairo
Hurgronje berpendapat sampai tahun 1700 Islam dpengaruhi
oleh India dan lama kelamaan pengaruh itu langsung dari tanah arab.
Pemberontakan masalah agama di Jawa dilakukan oleh Ponegoro
di Jawa Tengah (1825-1830) dan di Cilegon di daerah Banten (1888) yang dipimpin
oleh Haji Wasid kerana Belanda mencoba menghancurkan menara dan melarang azan dan
baca selawat dengan mic.
Bedanya Belanda awal datang adalah dagang sedagkan Spanyol
dan Portugis memang sengaja untuk memerangi Islam dan mengkristenkan.
Usahakan yang dilakukan Belanda untuk merebut hati orang
Indonesia ada dua pandangan
1.
Mengandung unsure budaya (bagaimana budaya
mereka masuk ke Indonesia)
2.
Bagaimana mengubah agama penduduk.
Misi Kristen pertama mendirikan perkampungan Kristen pertama
di Mojokerto (Jawa Timur) dalam tahun 1844 dilanjutkan di ciders (Cirebon),
Pengharepan (Sukabumi), Palalongan di dataran Cihea di Priangan.
Syaikh dan pengikutnya dianggap berbahaya bagi misi Kristen
belanda seperti orang-orang sanusi
terhadap kekuasaan Perancis di Aljazair.
Pegawai atau ulama yang bekerja di pemerintahan belanda
tidak boleh diutus ke negeri dimana masyarakatnya belum beragama walaupun pada
hakekatnya para pegawai tersebut dengan suka rela tanpa dibayar.
Bahaya lain yang dilihat belanda adalah sifat internasional
dalam jamaah haji
Usaha pihak Belanda mengawasi jemaah haji Indonesia dengan
pembukaan konsulat Belanda di Jeddah tahun 1872. Pemerintah Belandapun
mengirimkan seorang ilmuwan Islamnya iaitu Christiaan Snouck Hurgronje. Enam
bulan tinggal di Jeddah dengan ganti nama Abdul Gaffar dan enam bulan pula di
Mekkah (1885). Dia akan lama tinggal di mekkah bila tidak diusir karena dituduh mencuri sebuah batu yang
mempunyai nilai sejarah.