Selamat Datang di Website Romo Selamat Suwito
Selamat Datang dan Selamat Menikmati Blog Ini

puasa

Minggu, 11 Januari 20090 komentar


DENGAN HATI YANG JERNIH, KITA SAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN
Makna Shaum
Shaum atau puasa secara bahasa bermakna al-Imsak atau menahan diri dari sesuatu seperti menahan diri dari makan atau berbicara.
Dalam surat Maryam di jelaskan: "Maka makan dan minumlah kamu wahai Maryam dan tenangkanlah hatimu, dan jika kamu bertemu seseorang maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan sesiapapun." (QS. Maryam:26)
Makna Shaum
Adapun makna Shaum secara istilah yaitu menahan dari dari dua jalan syahwat (mulut dan farj) dan hal-hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Keutamaan Bulan Ramadan
Dari Ibnu Mas'ud Nabi bersabda: Penghulunya bulan adalah bulan Ramadhan dan penghulunya hari adalah hari Jum'at. (HR. Thabraniy).
Dari Abu Hurairah RA Rasul bersabda: " Apabila datang bulan puasa dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka". (HR. Bukhari dan Muslim)
Keutamaan Bulan Ramadan
Dalam hadits yang lain Rasul bersabda: "Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan para syaitan dan jin kafir akan dibelenggu, semua pintu neraka ditutup sehingga tidak ada satu pintupun yang terbuka, dan dibuka pintu-pintu syurga sehingga tidak ada satupun yang tertutup. Lalu terdengar suara seruan: "Wahai pencari kebaikan datanglah, wahai pencari kejahatan kurangkanlah. Pada malam itu ada orang-orang yang dibebaskan dari Neraka. Dan yang demikian itu terjadi pada setiap malam". (HR. Tirmizdi dan Ibnu Majah, Shahih dengan syawahid)
Keutamaan Puasa Ramadhan
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan penuh harap maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam pada bulan puasa maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhari dan Muslim)
Perstiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan
Perang Badar tahun 8 Hijriyah
Perang Tabuk tahun 9 Hijriyah
Penaklukan Andalusia 92 Hijriyah
Perang Ain Jalut
Puasa Umat Terdahulu
Puasa telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Kama kutiba 'alal ladzina min qablikum (Sebagaimana diwajibkan atas (umat-umat) yang sebelum kamu). Dari segi ajaran agama, para ulama menyatakan bahwa semua agama samawi, sama dalam prinsip-prinsip pokok akidah, syariat, serta akhlaknya. Ini berarti bahwa semua agama samawi mengajarkan keesaan Allah, kenabian, dan keniscayaan hari kemudian. Shalat, puasa, zakat, dan berkunjung ke tempat tertentu sebagai pendekatan kepada Allah adalah prinsip-prinsip syariat yang dikenal dalam agama-agama samawi. Tentu saja cara dan kaifiatnya dapat berbeda, namun esensi dan tujuannya sama.
Mengapa puasa diwajibkan?
Manusia memiliki kebebasan bertindak memilih dan memilah aktivitasnya, termasuk dalam hal ini, makan, minum, dan berhubungan seks. Binatang - khususnya binatang-binatang tertentu - tidak demikian. Nalurinya telah mengatur ketiga kebutuhan pokok itu, sehingga - misalnya - ada waktu atau musim berhubungan seks bagi mereka. Itulah hikmah Ilahi demi memelihara kelangsungan hidup binatang yang bersangkutan, dan atau menghindarkannya dari kebinasaan.

Manusia sekali lagi tidak demikian. Kebebasan yang dimilikinya bila tidak terkendalikan dapat menghambat pelaksanaan fungsi dan peranan yang harus diembannya. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang memenuhi syahwat perutnya melebihi kadar yang diperlukan, bukan saja menjadikannya tidak lagi menikmati makanan atau minuman itu, tetapi juga menyita aktivitas lainnya kalau enggan berkata menjadikannya lesu sepanjang hari.
Syahwat seksual juga demikian. Semakin dipenuhi semakin haus bagaikan penyakit eksim semakin digaruk semakin nyaman dan menuntut, tetapi tanpa disadari menimbulkan borok.

Potensi dan daya manusia - betapa pun besarnya - memiliki keterbatasan, sehingga apabila aktivitasnya telah digunakan secara berlebihan ke arah tertentu - arah pemenuhan kebutuhan faali misalnya - maka arah yang lain, mental spiritual, akan terabaikan. Nah, di sinilah diperlukannya pengendalian.
Sebagaimana disinggung di atas, esensi puasa adalah menahan atau mengendalikan diri. Pengendalian ini diperlukan oleh manusia, baik secara individu maupun kelompok. Latihan dan pengendalian diri, itulah esensi puasa.

Puasa dengan demikian dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau miskin, pandai atau bodoh, untuk kepentingan pribadi atau masyarakat. Tidak heran jika puasa telah dikenal oleh umat-umat sebelum umat Islam, sebagaimana diinformasikan oleh Al-Quran.
Dari penjelasan ini, kita dapat melangkah untuk menemukan salah satu jawaban tentang rahasia pemilihan bentuk redaksi pasif dalam menetapkan kewajiban puasa. Kutiba 'alaikumush shiyama (diwajibkan atas kamu puasa), tidak menyebut siapa yang mewajibkannya?

Bisa saja dikatakan bahwa pemilihan bentuk redaksi tersebut disebabkan karena yang mewajibkannya sedemikian jelas dalam hal ini adalah Allah Swt. Tetapi boleh jadi juga untuk mengisyaratkan bahwa seandainya pun bukan Allah yang mewajibkan puasa, maka manusia yang menyadari manfaat puasa, dan akan mewajibkannya atas dirinya sendiri. Terbukti motivasi berpuasa (tidak makan atau mengendalikan diri) yang selama ini dilakukan manusia, bukan semata-mata atas dorongan ajaran agama. Misalnya demi kesehatan, atau kecantikan tubuh, dan bukankah pula kepentingan pengendalian diri disadari oleh setiap makhluk yang berakal?
Di sisi lain bukankah Nabi SAW bersabda,
"Seandainya umatku mengetahui (semua keistimewaan) yang dikandung oleh Ramadhan, niscaya mereka mengharap seluruh bulan menjadi Ramadhan.“
(HR. THabraniy, Ibnu Khuzaimah, Baihaqqiy)

YANG HARUS DIPERHATIKAN
Waktu Berpuasa
Ibadah puasa dimulai sejak masuknya waktu sholat subuh (fajar shadiq) hingga terbenamnya matahari (masuk waktu sholat Maghrib). Allah menerangkan di dalam al-Qur'an dengan istilah benang putih dari benang hitam. Sedangkan di dalam hadits Rasul, disebutkan: "Apabila telah datang malam dari arah sini dan telah berlalu siang dari arah sini maka itulah saatnya berbuka puasa". (HR. Bukhari dan Muslim)

Rukun puasa,
Hal-hal yang wajib dilakukan dalam kaitan dengan ibadah puasa, meliputi:
Berniat dalam hati untuk berpuasa karena Allâh.
Menahan diri dari makan, minum, atau memasukkan susuatu ke dalam mulut.
Menahan diri dari melakukan aktivitas seksual.
Syarat Sah Puasa:
Berpuasa diwajibkan kepada setiap muslim/muslimah :
dewasa (baligh) yang sehat akal dan badan,
kuat menjalankan puasa,
tidak berpergian, dan
(bagi muslimah) tidak dalam keadaan haidh atau nifas.
Yang membatalkan puasa
Makan dan minum dengan sengaja.
Muntah dengan sengaja.
Berniat berbuka puasa.
Megalami haid atau nifas.
Keluar air mani karena sebab-sebab yang disengaja.
Hilang akal.
Yang dianjurkan ketika puasa;
Makan sahur
Menyegerakan berbuka puasa
Mengajak atau mengundang berbuka puasa
Menahan diri dari tindakan dan perkataan yang tidak bermanfaat.
Shalat tarawih dan shalat malam yang lain.
I'tikaf
Meningkatkan ibadah.
Memperbanyak zakat, infak dan shadakah.
Bersikat gigi

3 PESAN RAMADHAN
1.KOKOHKAN DIRI
Ramadhan saat tepat memacu amal menuju peningkatan rohani, pemikiran dan fisik. Puasa itu menyehatkan dan mencerdaskan
2.MEMAKMURKAN MASJID
Ramadhan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan komando untuk menggerakkan ummat melakukan amal saleh.
3.LAYANI UMAT
Ramadhan waktunya untuk melayani ummat. Membantu yang susah. Mengajar yang tertinggal. Menegur yang lalai. Membela yang dizalimi.
SELAMAT BERPUASA
Mohon maaf lahir dan batin,
Semoga Allah menerima amal kita dan menjadikan kita pribadi-pribadi yang shaleh
Sehingga kita bisa memperbaiki kondisi ummat dan mencapai derajat yang tertinggi di sisi Allah SWT.
Amin
Silahkan share artikel ini : :
 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger